Air mata itu kembali menitik dari kedua sudut mata gadis itu. Kia benar-benar tidak bisa membendungnya lagi, saat ini gadis itu tangah berada di dalam bilik toilet, berusaha meredam isak tangis yang sedari tadi ditahannya. Perlakuan Jonathan membuatnya semakin sakit. Pria itu bahkan tidak mengingat apa yang telah diperbuat olehnya dulu, hingga menorehkan luka yang cukup dalam di hatinya.
"Bodoh! Bodoh!" Rutuk Kia pada dirinya sendiri. Gadis itu masih terisak.
"Kenapa kamu bisa mencintai pria seperti itu? Pria yang bahkan tidak pernah paham jika dia sudah melukai hatimu! Kenapa kamu bodoh sekali, Kia!" Rutuk dan isaknya.
Kia mulai termenung bersama dengan isaknya yang semakin melemah, kilas balik di mana awal dari penyesalannya itu terjadi mulai membayanginya lagi. Kenangan itu membuatnya terlihat sangat-sangat bodoh saat ini.
Flashback....
"Ah, akhirnya selesai juga," ucap Yasmin. Terlihat Kia menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan ucapan sahabatnya itu.
Kedua gadis yang masih mengenakan seragam putih birunya itu tengah berkutat dengan peralatan tulis yang baru saja selesai mereka gunakan untuk mengerjakan tugas sekolah mereka itu. Kia menyusun kembali buku-bukunya ke dalam tasnya.
Sejak dari pulang sekolah tadi Kia sudah berada di rumah Yasmin untuk mengerjakan tugas kelompok yang mereka dapati tadi. Kedua gadis itu memang paling tidak suka menunda-nunda tugas sekolah yang sudah diberikan, maka dari itu setelah pulang dari sekolah tadi Kia dan Yasmin langsung mengerjakan tugas itu di rumah Yasmin."Sudah malam, Yas.... Aku pulang dulu ya, kasihan mamaku sendirian di rumah." Pamit Kia setelah gadis itu melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya itu sudah menunjukan pukul sembilan malam.
"Kenapa tidak menginap di sini saja, Ki...? Lagian sudah malam juga, kamu tidak takut apa pulang sendirian?" cegah Yasmin.
"Tidak bisa, Yas.... Hari ini Papaku tidak pulang, kalau aku menginap di sini, nanti kasihan Mama, dia sendirian di rumah," terang Kia sambil menyelempangkan tasnya.
"Oh, ya udah kalau gitu, aku tidak bisa maksa kamu. Ayo aku antar ke depan." Yasmin menggamit lengan sahabat baiknya itu.
Jonathan melihat Yasmin dan Kia menuruni anak tangga dari lantai atas, "Lho kalian sudah selesai?" tanya Jonathan yang tengah duduk di sofa sambil menonton acara MotoGP yang ditayangkan disalah satu stasiun televisi itu.
"Iya Kak, ini Kia mau pulang," ucap Yasmin. Kia hanya bisa tersenyum.
"Tapi, ini 'kan sudah malam. Kenapa tidak menginap aja?" ucap Jonathan.
"Tidak bisa Kak, kasihan Mama sendirian di rumah kalau aku menginap di sini." Tolak Kia tersenyum manis membuat Jonathan lagi-lagi terpesona akannya.
Gadis ini, ada apa dengan senyumannya itu? Batin Jonathan heran. Hanya karena senyuman gadis itu saja sudah bisa membuat Jonathan menginginkan gadis itu.
"Tapi, kamu dijemput 'kan?" Kia menggeleng menjawab pertanyaan Jonathan itu.
"Ya sudah, kalau gitu Kakak yang akan antarkan kamu pulang," ucap Jonathan sambil mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja.
'Dia baik ya?' ucap dewi batin Kia.
Kia mengangguk di dalam hatinya. 'Iya, sepertinya aku semakin suka sama dia.' Balas dewi batin Kia malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You With My Love
RomanceKetika cinta mengalahkan rasa benci, atau benci hanyalah sebuah alasan bagi cinta? -Jonathan Antonio Bandreza- dia adalah seorang player yang suka bermain dengan banyak wanita tanpa pernah menggunakan hatinya, namun bukan berarti dia tidak pernah ja...