CLBK-4

22.7K 1.2K 24
                                    


Klikk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klikk

Mobil langsung terkunci, sehingga Shafira tak bisa kabur melarikan diri dari pria brengsek itu. "To—," teriakannya langsung diredam karena mulutnya dibekap oleh tangan pria itu.

"Saya gak akan nyulik kamu atau perkosa kamu, lagi." Ujarnya dengan rasa bersalah. "Saya hanya ingin minta maaf sama kamu. Saya hanya ingin tahu kondisi kamu sekarang. Tolong jangan teriak karena saya gak akan nyakitin kamu," jelasnya dengan nada lembut.

Shafira mengangguk walau raut wajah panik dan ketakutan masih kentara. Tetap saja dia harus waspada dengan pria ini.

Pradipta melepas tangannya lalu beralih pada kaca mata hitam yang bertengger indah di wajah tampannya. Lalu melepaskan kaca tersebut begitu elegan. Jika tidak ada insiden buruk pada malam itu mungkin saat ini Shafira akan terpesona dan tergila-gila dengan Om Tampan ini.

"Shafira Marwa, saya... Pradipta Prama Sailendra, mohon maaf atas kejadian malam tahun baru itu. Saya sangat menyesali perbuatan saya. Saya mengira kamu itu adalah kekasih saya. Maaf karena saya dalam pengaruh alkohol dan dalam kondisi emosi. Saya sangat menyesal, tolong maafkan saya. Saya akan bertanggung jawab untuk mengganti semua kerugian kamu. Silahkan berapa uang yang kamu inginkan agar bisa membalas perbuatan saya," tuturnya yang langsung membuat Shafira terharu di awal namun murka dan benci di akhir.

Shafira kembali meloloskan air mata. Sehina itukah dirinya? Dengan semua kerugian yang dia tanggung hanya diganti dengan uang? Apa bedanya dirinya dengan pelacur. Shafira sangat tidak terima atas perlakuan pria itu.

"Jadi Bapak menilai harga diri Fira serendah itu? Sampai Bapak menggantinya dengan uang?"

Shafira mulai menangis sesegukkan.

"Enggak. Bukan gitu maksud saya. Saya... saya gak tahu caranya supaya saya bisa membayar semua kesalahan saya." Pradipta menepis cepat, dia tak mau gadis remaja ini salah paham. Dia sudah terlahir dari keluarga berada membuat dirinya menilai hal apapun bisa digantikan dan dibeli dengan uang.

Shafira frustasi, kesal, marah dan benci bersamaan pada lelaki dewasa ini. Dia menghapus kasar bulir air mata yang terus berjatuhan di kedua pipinya. "Gak usah! Bapak gak usah kasih apapun. Itu hanya menambah rasa sakit Fira. Fira mohon Bapak jangan ketemu Fira lagi!"

"Tapi, kita... maksud saya. Saya dulu gak pakai k***m. Saya takut kamu... hamil," ujar Pradipta dengan perasaan serba salah.

Shafira memejamkan mata kala mendengar kata berbau konten dewasa. Demi apapun dirinya ini masih polos dan di bawah umur. Mendengar istilah-istilah seperti itu rasanya menjijikan di telinganya.

"Bapak jangan khawatir. Saya tidak hamil. Saya mengalami menstruasi setelah kejadian itu," bohongnya agar tidak lagi bertemu dengan om-om brengsek ini. Dia bahkan belum mengalami menstruasi yang harusnya terjadi minggu lalu. Dia sangat trauma atas kejadian malam itu. Sungguh dia tidak ingin melihat wajah pria ini yang membuatnya mengingat lagi kejadian pahit itu. Pradipta adalah mimpi buruk sekaligus kutukan baginya.

Cinta Lama Belum KelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang