CLBK-12

28.4K 1.5K 40
                                    

Happy banget... banyak yg menyukai cerita ini🥰

Makasih ya😊

Makasih ya😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Seminggu berlalu...

Pradipta tiba-tiba datang sembari memboyong sebuah koper besar dengan dua box yang entah isinya apa.

"Papa mau pergi ke mana?" Tanya Yuki keheranan bin penasaran.

Pradipta terlalu sibuk hingga menghiraukan pertanyaan sang anak. "Pak Idin, itu taruh di atas aja. Nanti bantu Amir keluarin kasurnya Yuda. Keknya bentar lagi paket kasurnya dateng" titah Pradipta.

"Siap Pak," Pak Idin mengangguk hormat.

"Ini mesti cepet-cepet keburu anaknya dateng. Bisa-bisa diprotes nih."

Pradipta menenteng kardus kecil karena kardus besar sudah dibawa ke lantai atas oleh Amir.

"Papa ih... Yuki nanya malah dicuekin sih?!" Anak itu merajuk, bibirnya cemberut kesal.

"Eh... anak Papa. Iya ini Papa pindahan. Sebagian barang Papa pindahin ke sini," jawabnya sembari menaiki tangga dan diikuti sang anak dari belakang.

"Papa mau tinggal di sini juga?" Tanya sang anak antusias.

"Bukan. Cuman buat nginep aja kalo tiba-tiba kehujanan, kemaleman atau Yuki lagi kangen sama Papa," ujarnya tak kalah riang dengan sang putri.

"Huft kirain mau tinggal di sini. Eh tapi gak mungkin juga. Entar Oma marah." Celoteh anak itu bermonolog sendiri karena sang ayah sudah berlalu masuk kedalam kamar kembarannya.

Mulai sekarang, kamar Yuda akan ditempati Pradipta juga. Jika memang mau menginap di rumah tersebut. Jadi dia tak perlu repot dan risau lagi karena tidak membawa baju bersih. Atau tidak perlu khawatir lagi dengan pekerjaan jika tiba-tiba harus ada yang dibereskan detik itu juga. Meja kerja dan atribut lainnya sudah tersedia tertata rapi di sana.

Di rumah tersebut hanya ada 4 kamar. Di lantai bawah 3 kamar: 1 kamar utama yang ditempati Shafira dan 2 kamar biasa yang ditempati Yuki dan ART pasutri (Bu Ratna dan Pak Idin). Sedangkan lantai atas hanya satu kamar yakni kamar milik Yuda. Karena dilantai atas hanya terdapat ruangan TV, kamar Yuda juga ruangan kecil tanpa pintu yang dipakai untuk menampung jemuran sekaligus tempat menyetrika. Tidak seluas seperti kediaman Sailendra yang begitu megah bak istana.

"Yukiiiii... minum obat dulu!" Teriak Shafira dari lantai bawah.

"Ck, Mama nih," keluh anak itu, berbalik arah menuruni tangga.

"Tadi ada yang ribut-ribut. Papa kamu bawa apaan sih?" Tanya Shafira sambil memberikan beberapa obat pada anaknya.

Yuki menyelesaikan minum obatnya baru menjawab pertanyaan sang ibu. "Itu... Papa pindahan. Biar nginep gak usah rempong," jawab anak itu santai. Memakan bubur ayam spesial buatan ibunya.

Cinta Lama Belum KelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang