CLBK - 5

22.2K 1.3K 17
                                    

Gimana? Suka ga sama alur ceritanya?

Gimana? Suka ga sama alur ceritanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Saat ini Shafira sedang ada di ruang BK (Bimbingan Konseling). Air matanya terus mengalir deras karena sedari tadi menangis sesegukkan. Beberapa guru telah membujuknya dengan hati-hati siapa ayah dari bayi yang dikandungnya itu. Shafira takut dan stress karena menjadi pusat perhatian. Semua guru menodongnya dengan berbagai pertanyaan. Ada pula guru yang mencibir dan menghakiminya.

"Bu Tanti, coba dipanggilin aja temen-temannya. Barangkali dia mau ngomong!" Ujar salah seorang guru dengan nada ketus. Kesal menahan amarah pada siswa didikannya itu.

Lalu guru yang bernama Bu Tanti itu pun keluar dari ruang BK lantas pergi menuju kelas Shafira. Ketiga teman Shafira mengikuti gurunya ke ruang BK dengan perasaan takut dan gelisah. Mereka bertiga was-was mengapa sampai dipanggil ke ruangan di mana para siswa-siswi terciduk bermasalah di sekolah.

"Fira?!!!" Kompak mereka panik melihat sahabatnya menangis sesegukkan sembari diceramahi habis-habisan oleh seorang guru agama.

"Fira, kenapa?" Saski memeluk sahabatnya, begitupun Mia dan Via.

"Teman kalian itu lagi hamil dan gak mau bilang siapa Bapaknya!" Sela seorang guru sarkastik.

Ketiga teman Shafira kaget bukan main, tapi mereka tidak marah melainkan iba dan sedih dengan apa yang terjadi pada sahabatnya. Karena mereka tahu siapa Shafira. Sangat tidak mungkin bila seorang Shafira menjadi gadis nakal dan tergerus pergaulan bebas. Mereka bertiga tahu betul Shafira adalah gadis baik-baik.

"Fira, hiks... jangan takut. Ada gue... ada Saski sama Via," Mia ikut menangis.

"Fir, hiks.... please... cerita," Via pun sama ikut menangis pilu.

Saski pun sama, dia memeluk erat sahabatnya, memberikan kekuatan. "Fira, kita sayang sama lo... hiks. Mau gimanapun keadaan lo, kita gak akan tinggalin lo, Fira... hiks."

Shafira terenyuh atas respon dari para sahabatnya. Dia kira akan ditinggalkan oleh mereka. Ternyata dia masih diterima dan bahkan mereka sama sekali tidak menghakiminya seperti orang lain.

"Bapak-Ibu Silahkan tunggu di luar dulu. Biar saya yang menemani mereka. Kasihan jika terlalu dikerumun begini anaknya jadi panik dan stress," ujar Ibu Wali Kelas.

Semua guru pun keluar, kecuali wali kelas Shafira yang duduk di meja kerja guru BK, menunggu sang siswi membuka suara.

"Tahun baru kemarin..."

Tiba-tiba Shafira bersuara. Baik ketiga temannya maupun sang wali kelas langsung menegakkan tubuhnya, mendengarkan saksama pengakuan gadis itu. Mereka semua tidak ada yang menyela dan memberikan akses penuh pada Shafira untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya hingga bisa hamil di luar nikah.

"Gue kan ngantuk... terus gue duluan kan ke kamar?" Ujar Shafira meminta pembenaran dari ketiga temannya.

Ketiga temannya pun mengangguk kompak.

Cinta Lama Belum KelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang