CLBK - 7

21.3K 1.6K 53
                                    

Surpriseeeeee.... aku kasih double up😊

Makasih ya sudah menyukai story terbaru ku ini😘

Makasih ya sudah menyukai story terbaru ku ini😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shafira sedang mengecek resume dari puluhan pelamar kerja yang melamar di perusahaan tempat kerjanya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.15, sudah lewat waktu untuk istirahat dan makan siang tapi dirinya masih sibuk dengan pekerjaannya itu. Berkali-kali smartphone-nya berdering tapi tak sempat dia angkat karena dikejar deadline.

Drrt...Drrtt

Dengan kesal dia mengambil smartphone karena sedari tadi berisik hingga mengganggu konsentrasinya. Dilihatnya nomor asing yang entah dari siapa.

"Halo, siapa?" Tanyanya langsung, terlanjur malas untuk sekedar basa-basi.

"Halo, apakah ini dengan Ibunya Yuda Putra Pradipta Sailendra? Saya wali kelasnya, Anna."

Gaya duduk Shafira yang semula menyender langsung berubah duduk tegak begitu mendengar suara guru sang putra tiba-tiba meneleponnya. Padahal sebelumnya dia tidak pernah mendapat telepon dari guru sekolah sang putra. Ya karena pihak sekolah pasti akan menghubungi Pradipta atau mantan mertuanya itu. Aneh sekali sekaligus terharu karena sekarang posisinya merasa dianggap dan dihargai sebagai ibu dari putranya.

"Miss Anna?" Tanya Shafira memastikan.

"Iya betul, Ibu."

Shafira tersenyum merekah, tiba-tiba mood-nya merasa baik. "Ada apa dengan anak saya, Miss? Apa dia bolos lagi?"

"Oh... bukan. Bukan itu, Bu. Tapi, Yuda terlibat perkelahian dengan kakak kelasnya. Keduanya sekarang berada di guidance and counseling's room (ruang bimbingan konseling/BK)."

"APA?" Shafira terkejut bukan main. Seketika matanya membulat sempurna.

"Iya Bu. Saya sudah menghubungi Pak Pradipta tapi tidak ada jawaban. Lalu Yuda meminta saya untuk menghubungi Ibu saja," terang guru tersebut.

"Baik, saya akan kesana."

Putus Shafira tanpa pikir panjang. Segera ia mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Pekerjaannya terpaksa ia tinggalkan karena pikirannya ini sudah kalang kabut memikirkan sang putra. Lantas dia pun meminta izin pada kepala HRD untuk pulang lebih awal dan sisa pekerjaan akan dia bawa pulang ke rumah.

🤍🤍🤍

"Yuda kenapa kamu berantem? Emang kursus taekwondo buat jadi jagoan di sekolah? Mama gak pernah ngajarin Yuda jadi preman ya! Gak tahu Papa kamu," Cerocos Shafira mengomeli sang anak. Namun ada kalimat menggelitik di akhir hingga membuat guru BK dan wali kelasnya menahan tawa.

Sang anak hanya diam dan menunduk takut tanpa berani menatap wajah ibunya. Dia bisa saja melawan atau membantah ucapan sang ayah atau omanya tapi tidak jika ibunya. Anak itu takut kualat, apalagi omongan ibu suka menjadi doa. Dia tak mau jadi Malin Kundang.

Cinta Lama Belum KelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang