(🕊️) Ternyata..

566 114 122
                                    

Lauren menghela nafasnya.

Jadi tadi waktu mereka mau makan di tempat langganan Bara, cowok itu baru inget kalo dompetnya ketinggalan.

Awalnya Lauren nawarin untuk pake duitnya aja dulu tapi langsung ditolak sama Bara.

Alasannya? Bara cuma gak mau punya hutang.

Tapi tenang, ketinggalannya bukan dirumah atau di apartemen cowok itu tapi di Circuit.

Iya, jadi tadi ceritanya Bara sama temen-temennya lagi ngumpul di Circuit terus tiba-tiba dapet telfon dari Senan.

"Bara mana sih anjir, masa gue ditinggal?"

"Eh sorry-"

Lauren berkali-kali membungkukkan badannya ketika tak sengaja menabrak orang.

"Eh sorry juga." Kata cewek itu.

"Muka lo asing, lo...anggota baru ya? Atau lo pacarnya salah satu diantara mereka?" Lanjut cewek itu menatap Lauren.

"Bukan, gue cuma nemenin temen gue ambil dompet."

"Siapa temen lo?"

“Kepo amat anying.”

"Bara."

"Oh Bara, daripada lo nunggu disini kaya anak ilang mending samperin langsung. Tuh." Cewek itu menunjuk salah satu kabin.

"E-eh gapapa? Gue gak enak."

"Gapapa, kalo mereka macem-macem lo teriak aja ntar gue pasti dateng kok."

"O-oke makasih ya..." Lauren menggantungkan ucapannya

"Alika." Cewek itu senyum.

"Gue Lauren, kalo gitu gue duluan ya."

Lauren melangkah ragu.

Ketika sudah dekat dengan kabin itu, sayup-sayup Lauren mendengar suara yang tak asing.

"Terus?"

"Ya diterima lah."

Lauren mengerutkan dahinya, “Nevan ngapain disini?”

"Se gampang itu?"

Nevan mengangguk. "Ternyata itu cewek udah suka sama gua dari lama, dia sering ngirimin gua sticky note gitu."

"Terus terus?"

"Ya gitu."

"Se niat itu lu menang dari Bara?"

Nevan mengepulkan asap rokoknya. "Gak ada kata kalah dalam kamus gua."

"Terus kalo tuh cewek tau lu cuma jadiin dia taruhan gimana?"

Nevan terkekeh. "Sans, dia gak bakal tau. Gua perlakuin dia kayak cowok perlakuin ceweknya pada umumnya."

"Kalo ternyata lu yang suka sama dia gimana?"

"Gak bakal, gua cuma tinggal nunggu Bara nyerah aja abis itu gua bakal putusin tu cewek."

*Deg

Lauren menatap pemandangan didepannya itu dengan tatapan tak percaya.

"Kalo Bara gak nyerah?"

"Saka...Saka...lu tau udah berapa banyak cewek yang kita jadiin taruhan. Paling kalo udah bosen nyari lagi biasanya sekitar tiga minggu atau paling lama dua bulan."

"Dan lu...?"

"Gua bakal jadi orang pertama yang ngerebut sumber kebahagiaan dia."

"Cewek lu tau lu disini?"

"Dia tau juga gua gak peduli, dia gak berhak ngatur hidup gua."

*Plok plok plok

Lauren menghampiri Nevan dengan mata yang  sudah memerah.

"L-lauren."

"Gue bodoh ya? Harusnya gue mikir, gimana bisa lo suka sama gue cuma gara-gara lo tau gue yang ngasih lo sticky note tiap hari."

"Bodohnya gue terbuai sama semua kata kata serta perlakuan manis lo yang ternyata cuma jadiin gue bahan taruhan."

"Lo gak harus tersiksa lebih lama, lo gak harus nunggu Bara nyerah, karna mulai sekarang kita putus."

"Makasih untuk dua minggunya, makasih karena udah buat gue ngerasain rasanya pacaran sama orang yang gue suka."

"Makasih untuk semua kepalsuan, gue akui lo hebat. Hebat dalam mematahkan hati seorang wanita."

Lauren pergi dengan air mata yang mengalir di pipinya.

.
.
.

Dapet gak feel nya?

STICKY NOTE [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang