Lauren menatap sebal Nevan yang saat ini tengah tebar pesona.
'Iya gue tau lo ganteng.'
"Senyum teros senyum sampe bibir lo robek anjeng." Sindirnya.
Nevan melirik Lauren. "Iri?"
"Najis, gue juga bisa tebar pesona doang mah."
"Oh."
Lauren berdesis kemudian menyingkap jaketnya hingga terlihat bahu mulusnya karna itu juga banyak yang terang terangan menatap Lauren.
(Anggap aja yang putih itu jaket)
Lauren mengikat rambutnya asal, kali ini bahu putihnya benar benar terekspos.
"Gak usah pamer, gak ada yang tertarik sama badan lo, tepos!"
*Plak!
"Bacot...! Gue tampar ya!"
Nevan mengusap-usap tengkuknya yang baru aja di geplak sama Lauren.
Lauren berjalan lebih dulu masih dengan jaket yang tersingkap.
"Kiw cewek."
"Gausah sok kenal."
"Dih galak."
"Neng jomblo gak neng?"
Lauren melirik Nevan yang berjalan ke arahnya.
"Jomblo kok." Balas Lauren dengan volume yang sengaja dibesarkan.
"Mas maaf ya, pacar saya mengidap amnesia stadium akhir jangan kan pacar, nama sendiri aja kadang suka lupa. maaf ya mas, permisi." Nevan membawa Lauren yang terlihat ingin protes.
"Lo ngedoain gue amnesia?" Lauren sewot.
"Gua gak ada bilang aamiin perasaan."
"Sono lo tebar pesona aja gue mau cari sugar daddy. Bye!" Lauren mengibaskan rambutnya tepat di depan wajah Nevan.
"Dibilang gak ada yang tertarik sama badan lo." Nevan memperbaiki letak jaket Lauren.
Namun bukan Lauren namanya kalo langsung nurut, Lauren menyingkap jaketnya kembali.
Nevan yang geram pun langsung memperbaiki jaketnya lagi dan merangkul bahu Lauren agar jaketnya tidak tersingkap lagi.
"Ketar ketir kan lo!" Lauren berusaha menyingkap jaketnya lagi.
Namun Nevan menahannya dengan mempererat rangkulannya. "Bacot, aset gua."
Lauren memutar bola matanya malas.
Nevan membawa Lauren ke tempat yang lumayan sepi, disingkapnya kembali jaket Lauren dan...
"Nevanhh."
Nevan mengigit area bahunya membuat Lauren mati matian menahan suara laknatnya.
'Bocah gendeng, kalo ada yang liat gimana'
Tak lama Nevan menjauhkan wajahnya kemudian tersenyum menatap mahakarya nya.
Nevan melepas ikatan rambut Lauren dan mengacak-acak rambutnya.
"Coba aja turunin jaket lo lagi kalo berani." Nevan mengedipkan sebelah matanya sebelum akhirnya meninggalkan Lauren yang menatap kepergiannya dengan tatapan kesal.
'Bener-bener bukan manusia kelakuannya.'
Nevan terkekeh melihat wajah masam Lauren, bahkan cewek itu memegang jaketnya erat sekarang.
"Gak usah ketawa lo."
Nevan mengangkat sebelah alisnya remeh. "Ada larangan dilarang ketawa?"
Lauren mengepalkan tangannya berusaha menahan diri untuk tidak memberikan bogeman untuk pacar sintingnya itu.
"Udah jelek gak usah dijelek jelekin." Nevan mengusap wajah masam Lauren.
Lauren diam tak memberi respon, kekesalannya berada diujung tanduk!
Lauren merasakan Nevan beranjak dari duduknya, tapi bodoamat Lauren gak peduli.
Lauren memilih untuk menunduk dan memainkan tali sepatunya.
Lauren tersentak ketika merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Lauren mendongak.
"Gua gak tau lo suka rasa apa, jadi gua beli tiga tiganya."
Lauren menghela nafasnya, maksudnya apa sih?
Lauren kan lagi marah, kenapa disogok pake eskrim??
"Gak usah nyogok!"
"Loh gak mau? Yaud-"
"Mau." Lauren mengambil alih eskrim dari tangan Nevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STICKY NOTE [COMPLETE] ✔️
Cerita Pendek[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] "Ini siapa sih ngirimin gua sticky note mulu"