(🕊️) Tanpa Sticky note ٭࣭

495 110 12
                                    

Ini sudah terhitung hari ketiga Nevan tidak mendapat sticky note dari si 'pengagum' itu.

Entahlah Nevan merasa seperti ada yang kurang, dengan cepat ia menggeleng berusaha menepis semuanya.

"Dia marah karna liat gua sama Nata dilapangan kemaren?" Gumamnya.

Segera tersadar, Nevan memukul kepalanya berkali-kali. "Bukan urusan lo, Van."

"Woi Van dipanggil sama bu Dewi."

"Ngapain?"

"Mana gua tau."

Nevan bangkit dari duduknya, kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata ia pun melangkahkan kakinya menuju kantor.

"Ibu manggil saya?"

Sang guru mengangguk.

"Saya gak bisa masuk kelas setelah ini, tapi saya bakal ngasih tugas ke kalian."

Sang guru menyerahkan sekitar lima lembar kertas yang sudah di staples.

Nevan menerimanya.

"Ada lagi, Bu?"

"Ada, ini buku absen piket. Berhubung sekarang saya lagi ada jadwal di kelas 11 IPA 2 kamu bantu saya untuk absen murid yang tidak hadir."

Nevan mengangguk kemudian melangkah keluar, setelah berpamitan tentunya.

"Eh itu cogan ips yang jadi ketua mpk kan?"

"Iya anjir Nevan."

"Nevan ngapain ke gedung ipa?"

"Jangan-jangan pacarnya anak ipa?"

"Nevan ganteng banget sih astaga."

Nevan hanya melewati tanpa melirik sedikitpun, sudah biasa pikirnya.

"Permisi yang gak masuk siapa ya?"

"Lauren Anggita absen empat belas, sakit. Udah gak masuk tiga hari."

Nevan menganggukkan kepalanya. "Adalagi?"

"Cuma dia kok."

Nevan berniat pergi kalo aja dia gak liat kertas yang menurutnya gak asing.

Setelahnya ia kembali ke ruang guru untuk menyerahkan buku absen tersebut.

Nevan menatap sticky note yang penuh dengan rumus itu dengan tatapan bingungnya.

"Dia anak ipa?" Gumamnya tanpa sadar.

Setelahnya ia menggeleng.

"Yang jual kertas begini banyak Van." Seperti biasa, kertas itu selalu berakhir ditempat yang sama.

STICKY NOTE [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang