Aku paling tidak suka dibohongi. Semua waktu dan juga perasaan terbuang sia-sia begitu saja. Padahal aku sudah dengan tulus ingin membantu semuanya. Aku iba dengan keadaan Nilam, iba dengan orang tuanya yang selalu memohon kepadaku untuk membujuk Nilam. Sampai akhirnya kemarin, aku menemui Nilam. Sebenarnya aku ingin berbicara dengannya. Tentang pengobatannya dan juga tentang semuanya.
Hanya saja, Nilam malah memberi kejutan yang tak aku sukai. Dia berjanji akan menemuiku sendiri. Tapi nyatanya, sampai di sana, Baskara yang menemuiku. Dia bahkan sempat mengusirku di rumah. Bagaimana aku bisa merasa tertipu? Karena Nilam malah yang menjebakku untuk bertemu dengan Baskara.
Dari pengakuannya kemarin, dia memang ingin membuat aku cemburu dengan kehadiran Baskara. Sungguh sangat kekanakan.
Bahkan Nilam mengatakan semuanya. Kalau selama ini, dia sebenarnya sangat mencintaiku maka meminta hubungan kami putus. Karena tidak ingin membuat aku bersedih. Dia bahkan menikah dengan Baskara untuk membuat aku terusik. Nilam pikir, aku masih sangat mencintainya sehingga melakukan itu. Dia ingin mencari simpatiku. Karena dia sebenarnya tidak ingin berpisah dariku.
Aku pusing.
Kenapa dia mempermainkan perasaanku dengan mudah? Dulu, saat dia meminta mengakhiri hubungan, sebenarnya aku dalam fase sangat mencintainya dan tidak ingin berpisah. Aku sempat masuk dalam fase patah hati karenanya. Dia tidak tahu bagaimana aku menghadapi rasa itu. Dan sekarang, dia dengan seenaknya memporak porandakan semua perasaan itu. Aku dipaksa untuk kembali ke perasaan yang sudah aku buang jauh. Aku dipaksa untuk memungutnya kembali.
Sakit.
Itulah yang terjadi padaku. Memangnya aku bisa dengan mudah diperintah olehnya? Aku marah. Sangat marah. Pagi tadi, aku sebenarnya ingin di rumah saja, menemani Kinan. Tapi Nilam meneleponku dan mengajak bertemu. Aku kira, mungkin waktunya untuk berbicara berdua dan memberi Nilam pengertian. Tapi aku tidak menyangka akan seperti ini.
"Kenapa dari tadi lihatin ponsel?"
Kami sedang berdua di resto masakan sunda. Aku terlalu pusing dengan masalah tadi. Sehingga aku mengajak Kinan untuk makan di luar. Rumah juga hanya ada kami berdua, karena kedua orang tuaku sedang menginap di Bandung, dan Bulan menginap di butiknya. Kalau ada pekerjaan dia memang lebih banyak menghabiskan di butik. Kadang sampai satu minggu baru pulang ke rumah.
"Ehmm, enggak apa-apa."
Kinan menggelengkan kepala dan meletakkan ponselnya ke atas meja. Aku bisa melihat dia sedikit tidak nyaman, dan aku bisa menghitung frekuensi dia memegang ponselnya itu. Ada yang aneh dengan dirinya hari ini.
"Kamu ada masalah?"
Aku mencoba untuk bertanya. Karena Kinan memang selama ini belum mau terbuka denganku. Dia masih sangat jauh aku jangkau. Meski aku sudah merasa dia lebih mudah untuk dekat denganku akhir-akhir ini. Dalam artian dia mau aku sentuh.
"Enggak kok Mas. Ehm mau makan karedoknya?"
Kinan malah mengambilkan makanan dan menyendokkan ke atas piringku. Aku tahu, tidak boleh memaksa dan hanya menganggukkan kepala.
Kami larut dalam suasana hati sendiri. Makan bahkan dalam diam dan tak berbincang. Sampai akhirnya suara ponselnya berdering. Mungkin karena terkejut dia sampai memegang ponsel itu dengan cepat.
"Mas aku angkat dulu ya?"
Dia meminta izin dan membuatku menganggukkan kepala. Aku mengamatinya saat dia berbalik untuk menutup ponselnya dengan tangan.
"Ha..halo..."
Dia tampak ketakutan dan aku makin curiga.
"Ehm bisa kan kalau besok saja? Ehm saya belum..." Kinan tiba-tiba memejamkan matanya, tapi kemudian wajahnya memucat. Sakitkah dia?
"Tapi saya...iya saya tahu tapi..." Dia berbalik dan menatapku dengan ketakutan.
"Bukan gitu tapi..." Dia tidak menyelesaikan kalimatnya dan malah mematikan ponselnya. Lalu dia memasukkan ponsel ke dalam tas yang ada di atas meja.
"Ada apa?"
Aku menyentuh tangannya dan membuat Kinan menatapku ketakutan.
"Mas...aku nggak mau..."
Dia menggelengkan kepala lagi dan tiba-tiba tangisnya pecah. Dia kenapa? [ ]
BERSAMBUNG
SENENG KAN MARATON UPDATE?
KALAU YANG MAU BACA CEPET BISA IKUTAN PO YA CUZZZ
LANGSUNG KE WA 08562983290 DAPAT MINIGRAM NIH EMAS ASLI LOH
KAMU SEDANG MEMBACA
Restu Bumi Story
RomanceBumi tidak menyangka kalau bantuannya terhadap seseorang akan membawanya untuk bertanggung jawab menikahi seorang wanita yang tidak dikenalnya. Bahkan, dia harus menerima semuanya meskipun wanita itu tidak sesuai dengan kriteria nya. Bumi harus me...