BAB 1 - Pergaulan

497 73 3
                                    

Jangan terlalu masuk ke dalam duniawi, karena semua di dalamnya hanya SEMENTARA.

..

Pantulan dan riuh penonton saling bersahutan saat si cowok berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring dengan satu pantulan. Lima belas menit setelahnya, suara pluit tanda pertandingan telah usai pun terdengar. Si pemeran utama yang menjabat sebagai kapten basket memilih menepi menghampiri sang pujaan hati yang tengah menunggu kedatangannya.

"YEAY! Bangga banget sama kamu."

"Rey, pokoknya nanti kamu harus ke Apartemen aku. Aku punya hadiah buat kamu," sambung Nana, alias Queena Callista.

Rey atau Reyandra Ali Wiranto kerap disapa Ali, tetapi Nana selalu memanggil Ali dengan nama Rey, karena katanya gini. "Bagusan Rey dari pada Ali, lebih ke kampungan, gak usah. Kalo kamu tetep paksa aku buat manggil kamu Ali, kita putus!"

Ancaman yang membuat Ali langsung mengiyakam perkataan Nana dari pada panjang lebar dan ujung-ujungnya minta putus. Ali menarik tangan Nana untuk menjauh, di sekolah ini memang ada peraturan yang melarang para siswa-siswinya untuk berpacaran di dalam ruang lingkup sekolah, terlebih ini bukan sekolah biasa, melainkan sekolah tingkat kejuruan.

Yaitu, SMKN 1 Cakrawala.

"Nanti malam Bunda nyuruh aku buat pulang. Maaf ya, Na. Gak bis----"

"Harus bisa. Mumpung kak Reno gak ada."

Gadis ini memang bukan gadis yang penurut bahkan selalu ngeyel dengan keputusannya. Ali memberikan ponsel pada Nana. "Bisa bilang sendiri ke Bunda?"

Nana diam.

"Gak bisa, 'kan? Yaudah, lain kali aja, N---"

BRUK

Tatapan mata elang itu menajam tak kala cewek berkuncir satu menabrak pundaknya dengan keras. Hendak memakinya. Namun, cewek itu malah kabur membuat Ali bengong.

"Prek banget tuh cewek!" maki Nana. Nana mengusap pundak Ali. "Kamu gak pa-pa,' kan?" tanya Nana khawatir.

Ali menggeleng, lalu kembali melihat pada punggung kecil yang semakin menjauh dari jangkauannya, entah kenapa rasanya ia pernah melihat cewek itu, tapi di mana coba? Tak ingin berpikir kemana-mana. Ali langsung pergi diikuti Nana. Di tempat sepi, Nana menarik tangan Ali lalu memeluknya dengan erat, sungguh Nana tidak tahu jika bersekolah di SMK ternyata seketat ini, bahkan untuk pacaran di tempat umum pun tidak bisa, tolonglahhh Nana hanya ingin semua orang tahu jika Ali adalah milik Nana seorang.

"Kangen," rengek Nana.

Ali tersenyum geli mendengar rengekan Nana.

"Tiap hari ketemu, Na. Ngapain kangen." Ali mengusap lembut rambut panjang Nana. "Yakan beda kelas. Lagian pengaturan di sekolah itu bikin ribet banget, kita kan gak ganggu belajar sama sekali pasti ada waktunya belajar, kenapa harus ada pengaturan GAK BOLEH PACARAN DI DEPAN UMUM, bahkan aku juga gak jadi ikutan OSIS karena OSIS gak boleh punya pacar," gerutu Nana.

Pacarnya ini selalu saja merengek ataupun mengeluh tentang ataupun. Mendengar derap langkah kaki semakin mendekat, Ali mendorong tubuh Nana dan menyembunyikan tubuh Nana di belakangnya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang