Hargai orang yang masih peduli padamu
Jika kamu masih ingin punya teman.._.
Sinar matahari masuk ke dalam sela-sela tirai. Prilly menggeliat kecil, merenggangkan otot-ototnya yang terasa sangat sakit. Beberapa detik kemudian, Prilly bangun dan meraba tubuhnya yang hanya berbalut sweeter hitam besar. Lalu, dimana ia sekarang? Prilly berlari ke arah kamar mandi, dan mengetuk pintu dengan keras.
Prilly hendak mendobrak. Namun, pintu malah terbuka membuat tubuhnya terbawa.
BRUK
DEG
Mata hazel dan mata legam saling bertemu, lima detik kemudian Prilly sadar apa yang ia lakukan salah, ia beringsut menjauh dari tatapan tajam Ali.
"Dasar freak!"
Ali berdiri, untung dirinya sudah memakai pakaian lengkap tidak telanjang, bisa gawat cewek aneh ini bisa saja melihat si joni.
"Lo kenapa bawa gue ke hotel?" tanya Prilly gemetar. Bagaimana tidak syok, melihat pakaiannya sudah berganti dengan sweater. Prilly kembali terduduk, tak kuasa menahan kakinya yang sudah bergetar hebat.
Ali mengusap wajahnya gusar, shit lagian semua itu gara-gara motornya yang tidak bisa dinyalakan, untuk pulangpun rasanya tak ingin melihat bagaimana Prilly hampir tak sadarkan diri, terlebih melihat hotel yang tak jauh dari halte membuat Ali langsung membawa Prilly je sana.
Untuk bagaimana mengganti baju, sebejad apapun Ali, ia takkan pernah bisa mengganti pakaian cewek manapun, kecuali Nana. Hawa nafsunya masih bisa tertahan saat melihat Prilly.
"Susah kalo gue jelasin ini sekarang. Sekarang lo pake baju yang baru gue beli, kita pulang ke rumah," balas Ali seraya berjalan meninggalkan Prilly.
Prilly mengejar Ali lalu menarik tangannya paksa. "Gue bukan cewek murahan yang bisa lo buang gitu aja. Jelasin sama gue sekarang, maksud lo bawa gue ke sini apa? Lo perkosa gue?" Tatapan mata Prilly menajam saat mengatakan kata perkosa, terlebih itu adalah bagian sensitif untuk gadis sepertinya.
"Perkosa lo? Hahaha, halu! Denger ya, gue gak bakalan nafsu sama cewek pendek kayak lo. Dan perlu lo tau, bagian ganti baju lo itu sama petugas hotel, bukan gue," cetus Ali membuat Prilly mematung seketika.
Jadi, dugaannya salah. Prilly menepuk jidatnya, kemana ia malah salah paham, hmmm.. mungkin karena itu.
Prilly mengambil slingbagnya lalu mengikuti langkah Ali yang keluar dari hotel. Tentu saja ia menjadi pusat perhatian melihat bagaimana Ali membelikannya pakaian, dres di bawah lutut dengan akses dada yang sedikit terbuka. Dasar Ali, dia benar-benar membuatnya tersiksa. Namun, beruntung Prilly langsung mengambil sweater Ali yang tadi malam ia pakai dan bisa menutupi dadanya yang sedikit terbuka.
Ali menutup pintu taksi dengan kasar membuat Prilly sedikit terkejut, cowok ini benar-benar terlihat licik dari tampangnya bahkan perkataannya pun sangat menyakitkan.
"Kenapa Mama sama Papa harus jodohin aku sama cowok toxic kayak dia sih," batin Prilly.
Selama perjalanan, hanya ada lagu dari radio taksi tak ada percakapan sama sekali dari keduanya, bahkan saling melirikpun tidak, mereka hanya larut dalam pikiran satu sama lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Novela Juvenil"Mulut cowok cuma manis di awal doang! Akhirannya pahit." Zaman sekarang, berita kebejadan para cowok-cowok kadal terus-menerus terliput oleh media. Membuat salah satu siswi SMA terbaik memilih untuk tidak dulu mengenal yang namanya cowok, terlebih...