28. Destiny.

240 16 0
                                    

Happy reading.

o0o

Hari ini tepat dilaksanakannya ujian kelulusan untuk kelas 12. Seluruh siswa tentu saja terlihat begitu tegang menunggu datangnya jam pertama ujian. Banyak yang sibuk membuka buku untuk kembali menghapal materi yang akan di persiapkan untuk ujian nanti.

Namun lain dengan Stefan dan teman-temannya yang kini tengah bersantai didalam kelas tanpa menghiraukan ujian yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Defano yang biasanya paling rajin kali ini menidurkan kepalanya di atas meja. Serta Tyo dan Ryan yang asik bermain game online dengan riuhnya membuat beberapa orang merasa terganggu tapi tak berani menegur. Sedangkan Stefan hanya melamun sambil menatap luar jendela.

Semuanya melihat ke arah pintu dan langsung duduk di tempat masing-masing dimana guru dan seorang laki-laki ikut masuk. Arsen, murid baru yang terlambat. Laki-laki itu dengan santainya duduk di kursi dekat dengan teman-temannya yang lain.

Guru bernama Lety itu hanya berdecak melihat kelakuan Arsen yang tidak ada sopan santunnya sama sekali.

"Kau murid baru tapi sudah terlambat, Arsen," tegur Bu Lety dengan tampang garangnya.

Sedangkan Arsen hanya diam dan sibuk menyiapkan peralatan untuk ujian. Membuat Bu Lety hanya menggelengkan kepala. Dia benar-benar sudah lelah melihat kelakuan Stefan dan teman-temannya, kini di tambah Arsen yang mana masih termasuk teman Stefan ikut membuatnya harus ekstra sabar.

"Tyo, Ryan apa kalian tidak mau ikut ujian?" Tanya Bu Lety ketika menyadari murid paling pojok sedang asik bermain ponsel tanpa menyadari jika dirinya sudah datang.

Tyo dan Ryan terkejut dan langsung tersenyum tanpa dosa melihat Bu Lety. Mereka segera meletakkan ponselnya. Kali ini ujian lebih penting dari pada kemenangan di dalam sebuah game online.

Stefan menyenggol lengan Defano sebab laki-laki itu masih lelap tertidur. Sang empu tentu tersentak dan langsung membuka mata. Dia melirik ke arah Stefan dan Stefan hanya memberi kode dengan dagunya jika guru sudah ada di depan.

"Tumben sekali kau tertidur di pagi hari," ucap Stefan sambil menunggu kertas ujian di bagikan.

Defano merapikan rambutnya. "Semalam aku tidak bisa tidur nyenyak."

Stefan tidak menjawab melainkan tertawa kecil. "Memikirkan seorang gadis eh?"

"Ya, mungkin," ujar Defano ikut tertawa kecil.

Segera mungkin ujian dilaksanakan dengan tenang. Begitu pula dengan kelas lainnya. Pengawas dengan teliti memperhatikan satu persatu murid di dalam ruangan itu agar tak ada kecurangan yang terjadi. Bahkan tak segan pula pengawas menegur jika ada yang terlihat mencurigakan.

Tak ayal waktu begitu cepat berjalan hingga ujian yang begitu rumit serta sulit itu selesai. Semua menghembuskan nafas lega ketika menyelesaikan soal tersebut.

Stefan melirik ke luar jendela saat yang lain tengah asik mengumpulkan kertas. Kertas miliknya sudah di bawa oleh Tyo untuk dikumpulkan.

Mata Stefan terpaku pada seorang gadis yang tengah berjalan santai melewati lapangan. Sepertinya dia sudah lebih dulu menyelesaikan ujiannya. Dan Stefan mengernyit saat mendapati seorang gadis dengan penampilan cupu mengejar gadisnya.

"Kau lihat apa?" Tanya Defano yang mengikuti arah pandang Stefan.

"Ck, hanya memandang dari jauh dan tidak bisa memilikinya lagi eh?"

Why You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang