3.

732 62 0
                                    

Pagi ini Galka sudah siap dengan setelan sekolah nya, ini adalah hari rabu maka seragam yang dikenakannya adalah seragam pramuka. Cowok itu menuruni satu persatu anak tangga yang melingkar dengan tas ransel yang berada di pundak kirinya.

"Sarapan dulu Galka" ucap Hanna, saat melihat Galka menuruni tangga. Hanna adalah ibu dari Gevan, wanita paruh baya itu datang pagi-pagi karena semalem Gevan melaporkan bahwa Galka sempat kambuh.

Galka yang mendengar suara wanita itu tentu terkejut. Ia menghampiri Mama Gevan lalu menyalami wanita paruh baya itu dengan sopan.

"Tante kapan datang?" tanya Galka sambil duduk.

"Sekitar jam 5, semalam Gevan minta dibawain opor" jawab Hanna, ia tidak mau Galka tau jika kedatangannya untuk memastikan keponakan nya baik-baik saja. Semalam ia sempat panik dan nekat untuk datang namun Gevan berhasil meyakinkan bahwa Galka sudah baik-baik saja.

Galka mengangguk tanpa curiga, cowok itu menyantap sarapannya dengan tenang. Hingga suara decitan kursi mengalihkan atensinya, suara decitan itu berasal dari Gevan yang menarik kursi meja makan tepat di sebelah kirinya.

"Ini obatnya, jangan lupa di minum ya" ucap Hanna memberikan beberapa butir obat yang harus Galka minum.

Galka mengambil 4 butir obat itu lalu meminum nya dengan bantuan air mineral. Setelah itu ia menaruh gelasnya ke meja makan, dan mengucapkan terima kasih pada Hanna.

"Terimakasih tante, maaf merepotkan" ucapnya.

"Gapapa Galka, kesayangannya tante harus cepat sembuh" balas Hanna mengelus kepala Galka lembut.

"Uluuu uluuu kecayangan tante, maksudnya apa ya Ma?"

Hanna berdecak malas, anaknya ini selalu saja ikut menimbrung, padahal tidak ada yang mengajak.

"Kamu buruan dong makannya, jarak sekolah kamu tuh jauh Gevan!" gertak Hanna, hal itu membuat Gevan mencebikkan bibirnya.

"Galka selesai" ucap Galka bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Hanna untuk berpamitan.

"Tante, Galka pergi sekolah dulu"

"Hati-hati ya sayang" jawabnya lembut.

***

Galka menelusuri koridor sekolahnya, saat ini jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Sekolahnya sudah terlihat ramai oleh murid SMA Eternal.

Kaki jenjangnya berbelok ke kanan, memasukki lorong kelas 12 IPA.

"Galka, tunggu" panggil seorang perempuan dari belakang. Galka menoleh melihat siapa yang memanggilnya dan dia adalah Cherly teman sekelasnya.

"Ga perlu lari, gue tungguin kok" ucap Galka ketika melihat perempuan disampingnya sedang mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

Cherly menarik nafasnya. "Gue mau nanya tugas boleh".

Galka pun mengangguk. "Di kelas aja" ucapnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Sesampainya di kelas, Galka duduk di bangku nya yang sudah ada Rean sebagai teman sebangkunya selama tiga tahun.

"Galka, gue mau tanya tugas yang ini, bisa jelasin ga ?" ujar Cherly menghampiri tempat duduk Galka.

Galka melihat tugas yang ditanya Cherly. Cherly menananyakan tugas biologi yang bahkan ia sendiri lemah dalam mata pelajaran itu.

Galka membaca soal yang ditunjuk Cherly, soal itu menanyakan Bagaimana asam piruvat dapat masuk ke siklus Krebs?.

Galka tampak berfikir sebentar, cowok itu melirik Rean yang juga sedang membaca soal milik Cherly.

"Gue tau jawabannya" celetuk Rean.

"Jadi Asam piruvat bisa masuk ke siklus Krebs itu melalui reaksi pembentukan Asetil Co-A. Di reaksi ini asam piruvat dikonversi menjadi gugus asetil yang bergabung sama Co-enzim A membentuk asetil Co-A dan melepaskan CO² gitu Cher" jawab Rean yang memang sangat pandai di bidang biologi.

"Gue tetap ga ngerti" keluh Cherly.

"Singkatnya Asam Piruvat bisa masuk ke siklus Krebs itu lewat reaksi pembetukan Asetil Co-A atau bisa disebut reaksi transisi." jelas Galka yang disetujui Rean.

"Oh gitu, makasih ya Rean, Galka tapi gue tetep ga ngerti" ucapnya menyengir tanpa dosa.

"Woilah, fokus sista fokuss" greget Rean.

"Udahlah yang penting jawabannya itu" pasrah gadis itu lalu kembali ke tempat duduknya.

"Hari ini ga ada rapat kan Gal?"

Galka menggeleng pelan, Rean yang melihat itu langsung berjenggit girang.

"Akhirnya gue bisa ngedate juga" seru Rean, dengan kedua tangannya yang terangkat meninju udara.

***

Bell istirahat telah berbunyi, namun Galka masih setia duduk dibangkunya sambil membaca novel yang ia bawa dari rumah.

Cowok itu tidak berniat untuk pergi ke kantin, karena malas bertemu orang banyak, hal itu bisa membuat kepalanya berdenyut sakit.

Rean dan Zaffran datang sambil membawa makanan dan minuman. Mereka berdua jajan siomay dan air mineral dingin.

Tadi sebelum ke kantin Zaffran sempat menawarkan Galka untuk menitip makanan atau tidak namun cowok itu hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Lo ga laper Ka?" tanya Rean yang duduk disampingnya sambil melahap siomay miliknya.

"Engga"

"Lo jarang banget jajan, gue ga yakin kalau lo ga punya duit, soalnya novel yang lo bawa pasti harganya diatas 90.000 secara novel-novel lo semua terkenal best seller."

Galka hanya diam tak menanggapi, ia bukan tidak lapar namun hanya malas pergi ke kantin, apalagi bertemu banyak orang. Galka sangat membenci itu.

"Desember Event tahunan, proposal udah di Acc?" tanya Zaffran.

Galka menggeleng tak tau, akhir-akhir ini ia sangat sibuk, dan belum menemui pembina nya lagi.

"Iya Ka, coba lo temuin tuh si gendut, soalnya kalau lo yang turun, pasti bakal cepet" saran Rean.

***
Bell pulang sekolah telah berbunyi tepat pukul 4 sore. Semua muird SMA Eternal berlomba-lomba untuk keluar dari pintu kelas. Namu tidak dengan Galka, cowok itu masih duduk santai bersama Rean dan Zaffran hingga suasana kelas sepi.

"Lo langsung pulang Ka?" tanya Zaffran yang berdiri tepat disampingnya.

"Gue mau ke ruang wakasek dulu, buat nanyain proposal". jawabnya sambil berjalan keluar kelas diikuti oleh Zaffran dan Rean.

"Kalau gitu kita duluan ya Gal" pamit Rean yang diangguki Galka.

***

Di gerbang sekolah, Rean dan Zaffran bertemu Gevan. Cowok itu bersandar disamping motor nya sambil bermain ponsel. Rean dan Zaffran melajukan motornya menghampiri Gevan.

"Lo, ngapain disini?" tanya Zaffran.

"Nyari cewek" jawab Gevan yang masih fokus dengan ponselnya.

"Serius!" tegur Rean.

Gevan berdecak malas. "Temen lo mana sih, lama banget".

Rean dan Zaffran saling tatap, mereka bingung siapa teman yang dimaksud Gevan. Karena teman mereka banyak bukan hanya satu jadi wajar bila keduanya merasa kebingungan.

"Nah, itu dia si kutub" celetuk Gevan, hal itu membuat Rean dan Zaffran mengikuti arah pandang Gevan.

"Ohh Galka" seru keduanya.

TBC!!

A N Y E O N G

T Y S M

BUAT YANG UDAH MAMPIR KE CERITA FREAK INI.

JANGAN LUPA
VOTE DAN KOMEN YA!!

SEE U
IN THE NEXT CHAPTER

Galka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang