Saat ini SMA Eternal sedang ramai tentang rumor kedatangan orang tua salah satu murid kelas 12 sekaligus direktur dan donatur terbesar di SMA Eternal.
"Kira-kira siapa ya? Penasaran banget gue" ucap salah satu murid perempuan, bertanya pada tiga temannya.
"Entah, donatur sekolah siapa emang?".
"Ga tau gue jugaa, padahal udah 2 tahun sekolah".
"Gue yang udah 3 tahun aja sampai sekarang ga tau dek" sahut Zaffran yang baru saja datang bersama Rean. Mereka berdua berdiri tepat di belakang 3 gadis itu.
Mereka bertiga menoleh, seraya tersenyum canggung.
"Serius Kak?"
Rean mengangguk. "Katanya sih selama ini dia tinggal di paris, terus rumornya juga anaknya sekolah disini".
"Ooo gitu ya Kak".
Krriiinggg...
Bell masuk telah berbunyi. Para murid SMA Eternal segera berlarian masuk ke dalam kelas.
"Udah bel, buruan ke kelas. Sebelum Pak Surya dan anak osis keliling." perintah Rean pada murid-murid disekitarnya. Begitupun dengan tiga gadis tadi yang langsung menurut pergi ke kelas.
Setelah 15 menit bel masuk berbunyi, sekolah pun tampak sepi, dikarenakan semua murid sudah berada di kelas, dan tidak diperbolehkan keluar sampai bel istirahat berbunyi. Peraturan itu memang menyebalkan untuk para murid. Tapi karena ke-kompakan mereka, SMA Eternal selalu mendapat penghargaan berturut-turut selama 7 tahun sebagai sekolah terdisiplin se-Jakarta.
"Selamat pagi anak-anak" sapa guru Matematika yang baru saja mengajar kurang lebih dua minggu, guru itu menggantikan posisi guru sebelumnya yang meninggal dunia.
"Selamat Pagi Bu Tasyaaa" jawab para murid kelas 12 IPA 1 secara kompak.
"Hari ini kita ulangan ya" Bu Tasya iseng bertanya.
"Okeeeee" sahut para murid.
Bu Tasya terkejut mendengar respon dari para muridnya, selama ia mengajar di berbagai sekolah, hanya di SMA Eternal, para murid tidak banyak proses jika di adakannya ulangan harian mendadak.
"Kalian siap?" tanya nya ragu.
"SIAPPP BUUU" sahut mereka.
"Baiklah, untuk soalnya sudah ada di aplikasi ya. Selamat mengerjakan." ujar Bu Tasya.
Suasana kelas mulai hening, para murid fokus pada soal ulangan masing-masing. Sambil menunggu anak muridnya menyelesaikan ulangan, Bu Tasya membuka agenda kelas untuk melihat siapa yang tidak hadir hari ini.
"Yang tidak hadir Galka Grysander Arenza ya?" tanya Bu Tasya kepada anak muridnya.
"Iya Bu, dia sakit sudah 3 hari" jawab Arlyna selaku sekretaris kelas.
"Sudah dijenguk?"
"Sudah, saya, Rean, dan Zaffran sebagai perwakilan anak kelas, kemarin sudah menjenguk Galka Bu" Cherly menjawab pertanyaan Bu Tasya.
Bu Tasya mengangguk mengerti.
Tiga puluh menit berlalu, 80% murid di kelas sudah selesai mengerjakan soal ulangan matematika. Bu Tasya dibuat terkejut lagi dengan suasana kelas yang tampak tenang tanpa suara apapun.
Semua anak muridnya mengerjakan ulangan tanpa suara, dan yang paling mengejutkan mereka tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan soal yang ia berikan. Dan beberapa jawaban yang ia periksa semuanya mendapatkan nilai yang memuaskan.
"Maaf, Ibu mau tanya, kalian tidak menyontek ke google kan?"
"Engga Bu, kalau kami buka web atau aplikasi lain, maka akun eternalprime kami akan terblokir dan untuk mengurusnya sangat merepotkan sekali" jawab Arkala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galka
Teen FictionMenceritakan tentang laki-laki yang sulit bersosialisasi karena traumanya. Galka Grysander Arenza, hidupnya sangat abu-abu bagi mereka yang mengenalnya. Hello, jangan lupa follow supaya nyaman dalam membaca hehe, aku ga maksa kok. Oh iya, FYI ceri...