6.

575 50 0
                                    

Galka membuka matanya perlahan setelah merasakan sinar matahari menyorot wajahnya. Cowok itu melirik jam beker yang terletak di atas meja nakas, jam itu menunjukkan pukul 8 pagi yang artinya ia sudah kesiangan untuk berangkat ke sekolah.

Cowok itu bangun dari tidurnya, kemudian duduk di tepi ranjang. Setelah tertidur lama, ia mengira tubuh nya akan baik-baik saja, namun perkiraannya salah, tubuhnya makin terasa lemas, kepalanya pun berdenyut sakit.

Tokk.. Tokk.. Ceklek..

Suara pintu terbuka, seorang pelayan masuk menghampiri dirinya sambil membawa nampan berisi makanan, obat dan air minum. "Sarapan dulu, den Galka" ucapnya.

Galka mengangguk lalu merubah posisi duduknya dengan kaki yang ia selonjorkan di atas kasur, tangannya terulur mengambil piring makannya. Lalu melahap makanan itu dengan santai. Meskipun perutnya terasa mual tapi setidaknya harus ada asupan makanan supaya ia bisa minum obat.

"Den Zaffran dan Rean sudah pulang sejak subuh tadi, mereka bilang den Galka semalam drop, maka dari itu saya tidak membangunkan aden" ucap Pelayan wanita yang berdiri disamping Galka.

"Terima kasih" balasnya.

"Ini obatnya sudah saya siapkan, bila anda butuh sesuatu segera panggil saya ya" pesan pelayan tersebut, pelayan itu sudah melayani Galka sejak umur 7 tahun. Galka mengangguk sebagai jawaban setelah mendapat jawaban dari tuan mudanya, pelayan wanita itu pun keluar dari kamar Galka.

Cowok itu memandangi roti selai mocca favorit nya, lalu mengambil satu dari tiga roti itu kemudian menggigitnya sedikit demi sedikit. Setelah habis dua buah roti, Galka menaruh piringnya ke atas nampan yang terletak diatas meja. Lalu cowok itu mengambil piring kecil berisi obat  penghambat kematiannya.

"Sampai kapan gue bergantung sama lo?" gumamnya memandangi butiran-butiran obat yang berada ditelapak tangannya. Kemudian cowok itu meminum obat-obatan itu sekaligus dengan bantuan air minum. Setelah menaruh kembali gelasnya ke atas nampan, Galka mengambil ponselnya yang berada di sebelah nampan itu.

Banyak pesan yang masuk ke whatsapp nya. Sekitar 110 pengirim yang belum ia buka pesannya. Ia membuka pesan paling atas, pesan itu berasal dari Cherly, gadis paling cerewet dikelasnya.

Cherly IPA 1

SELAMAT PAGI GALKA.
LEKAS SEMBUH YA😋

Galka tersenyum tipis, padahal hanya ucapan selamat pagi dan harapan lekas sembuh, tapi entah mengapa baginya itu sangat lucu. Cherly yang ia tau adalah gadis blak-blakan, dan sangat suka sekali berkelahi. Jadi baginya itu adalah hal manis yang jarang ia temui di hidup nya.

Galka menggelengkan kepalanya, ia merasa seperti orang gila yang sedang jatuh cinta. Itu tidak mungkin terjadi, baginya Cherly itu hanya sebatas teman sekelas. Ia sangat takut jika ada orang yang kembali memporak-porandakkan perasaannya, dan juga hidupnya seperti tiga tahun yang lalu. Masa lalu itulah yang membuatnya menarik diri dari kehidupan bersosialisasi.

***
Di kelas 12 IPA 1 ulangan harian bahasa inggris sedang berlangsung. Para murid disana terlihat tenang seperti tidak ada kesulitan apapun. Hingga bell pergantian pelajaran mereka serentak mengirimkan hasil ulangan yang sudah mereka kerjakan.

"Sudah dikumpulkan semua?" tanya guru bahasa inggris yang usianya terlihat masih muda.

"Done Miss" jawab para murid kelas 12 IPA 1.

"Okay. Kalian udah boleh logout dari aplikasinya" ucap Miss Debby lalu pergi keluar kelas.

Setelah Miss Debby keluar, lima menit kemudian, guru biologi mereka masuk. Seketika suasana kelas menjadi hening, tidak ada yang berani berbicara sedikitpun. Mereka bukan takut, namun di SMA Eternal sudah diterapkan kedisiplinan, bila ada yang mengeluarkan suara mereka akan di hukum satu kelas. Kecuali guru tersebut menyuruh untuk berdiskusi, dan kelas juga tetap harus tenang.

"Baik kita lanjutkan materi yang kemarin ya, untuk Pr nya kita bahas di 20 menit sebelum bell istirahat" ucap guru biologi itu.

Mereka pun mengangguk kompak. Setelahnya para murid mendengar penjelasan guru itu dengan hikmat dan tenang.

***

"Woi Gevan, balikin celana olahraga gue anjing" teriak Vara teman sebelah kelasnya.

"Kejar gue kalau bisa, demi celana olahraga lo ini" balas Gevan sambil berlari kencang.

Vara sudah berusaha sekuat tenaga mengejar Gevan, namun larinya masih kalah jauh dengan cowok itu. Gevan sangat gesit dalam berlari dan bermain strategi, hingga membuat tubunya lelah, nafasnya ngos-ngosan.

Gevan tertawa ditempatnya berdiri, menatap Vara yang menundukkan kepalanya sambil mengatur nafas. Laki-laki itu tersenyum jahil setelah di otaknya muncul satu ide cemerlang. Gevan naik ke atas tangga yang menghubungkan kelas 11 IPA dan Bahasa. Ia berniat menggantungkan celana itu ke salah satu paku yang tertempel di kayu.

"VAR LIAT VARR" teriak Gevan dari atas, bisa dilihat cowok itu tertawa terpingkal-pingkal. Vara mendongakkan kepalanya, hatinya panas membara, dengan kekuatan yang masih ada ia pun segera menghampiri cowok kurang ajar itu.

"GEVANJING TURUNIN GAK!" bentak Vara dihadapan Gevan yang masih belum meredakan tawanya.

"Hahahaha, ambil sendiri lah" jawab nya dengan lempeng.

Vara yang sudah teramat kesal pun menjambak rambut paripurna milik Gevan hingga membuat Gevan menjerit kesakitan. "Anjing, sakit woi Var" keluh cowok itu berusaha melepaskan jambakan Vara.

"BODO, LO KURANG AJAR, KAYAK BABI, KAYAK ANJENG, KAYA KODOK, KAYAK CICAK, GEVANJING SIALAN" teriak Vara menyumpah serapahi cowok itu.

"Ampun.. Ampun, iya gua turunin celananya, lepasin dulu dong" bujuk Gevan yang sudah tidak tahan dengan jambakan Vara yang semakin kasar.

Vara pun melepaskan jambakan dari rambut Gevan. Cowok itu segera bangkit dari duduknya sambil meringis sakit, lalu kakinya menaiki tembok balkon untuk mengambil celana olahraga milik Vara. Setelahnya ia menyerahkan celana olahraga itu kepada pemiliknya dan pergi berlalu meninggalkan Vara.

Vara memperhatikan itu semua, ia mengikuti langkah Gevan dan tersenyum jahil, tangannya menepuk bahu cowok itu membuat kepala Gevan menoleh. Vara langsung menjongkokkan dirinya dan menarik celana futsal yang dikenakan oleh Gevan, hingga terpampang jelas boxer bergambar doraemon.

"Anjing!" umpat cowok itu sambil memegangi area intimnya. Seluruh siswa SMA Diamond tertawa melihat kelakuan antara Gevan dan Vara yang sejak dulu tidak pernah berubah, yaitu saling jahil menjahili.

"Mampus wlee" ejek perempuan itu sambil menjulurkan lidahnya lalu berlari ke dalam kelas.

Gevan pun langsung menarik celana futsalnya kembali, ia tetap berjalan dengan gaya coolnya. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Cowok itu berjalan menuju ruang ganti, jam pulang sudah berlangsung 20 menit yang lalu. Tapi Gevan baru menyadari itu karena tadi sibuk berlarian bersama Vara.

Setelah berganti pakaian Gevan berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya, lalu bergegas pulang. Ia ingin tidur, tubuhnya terasa sangat lelah.

TBC!!

A N Y E O N G

TYSM BUAT YANG UDAH BACA DAN VOTE CERITAKU.

MAAF BILA ADA KATA YANG TYPO, ATAU PENEMPATAN TANDA BACA YANG KURANG TEPAT. KALIAN BISA KOK KASIH KRITIK DAN SARANNYA.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!

SEE U AGAIN GUYS

Galka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang