Prolog

1.4K 86 0
                                    

Senin pagi telah tiba, bunyi alarm di atas meja nakas berdering kencang guna membangunkan sosok laki-laki yang masih tertidur pulas di atas kasur King Size nya. Bunyi alarm itu mampu membuat laki-laki tampan itu terusik dalam tidurnya, tangannya tergerak meraba meja nakas untuk mematikan alarm yang menurutnya sangat berisik.

Galka Grysander Arenza, laki-laki itu baru saja bangun dari tidurnya matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke indra penglihatan nya.

Setelahnya, cowok itu mendudukkan dirinya ke tepi ranjang melirik jam dinding yang jarum pendeknya sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Mata nya seketika membelalak kaget, ia kesiangan, dengan gerakan cepat Galka berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan diri, Galka segera menyambar tas ransel nya kemudian pergi keluar kamar dengan tergesa-gesa.

"Mas Galka ga sarapan dulu?" tanya seorang wanita paruh baya yang berdiri di samping meja makan.

Wanita itu biasa dipanggil Bi Marni, Bi Marni adalah Asisten Rumah Tangga dirumah Galka sejak sebelum Galka lahir. Galka sudah menganggap Bi Marni sebagai Ibunya karena Mama dan Papa nya sibuk bekerja di luar negeri.

Galka yang tadinya sedang fokus menuruni anak tangga yang melangkar dengan langkah cepat pun seketika memelankan langkahnya ketika mencapai anak tangga terakhir. Cowok itu melirik ke arah meja makan, sudah terdapat beberapa sayur dan lauk pauk yang Bi Marni siapkan. Jika ia makan, maka ia terlambat, jika ia tidak makan maka ia akan berdosa karena tidak menghargai apa yang sudah di siapkan sang Bibi.

"Bi, boleh dibuatkan bekal aja, Galka kesiangan" pinta Galka dengan sopan.

Bi Marni langsung mengangguk setuju, dengan gesit Bi Marni menyiapkan bekal Galka untuk sarapan di sekolah. Bi Marni dengan lihai memasukkan sayur dan lauk ke dalam kotak bekal, tidak lupa juga dengan buah-buahannya. Setelah dirasa siap Bi Marni menutup kotak bekal dan memberikan kotak itu pada Galka yang sedang memakai sepatu.

"Ini Mas bekalnya, jangan lupa obatnya diminum ya" pesan Bi Marni setelah bekalnya diambil oleh Galka dan dimasukkan ke dalam tas.

Galka mengangguk kemudian pamit dan meyalami wanita paruh baya itu, lalu berjalan menuju motornya berada.

Motor itu membelah jalanan ibukota dengan laju kencang. Seakan-akan jalanan itu adalah miliknya, jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat 10, tandanya ia sudah telat 10 menit dan bisa dipastikan ia akan dihukum oleh bagian kesiswaan.

Sesampainya di gerbang sekolah, ternyata bukan ia sendiri yang telat melainkan ada sekitar 11 siswa yang terlambat.

Galka segera melajukan motornya ke parkiran sekolah, kemudian melangkahkan kakinya menuju anak osis yang berjaga di area lobby.

"Galka, kesiangan" lapor cowok itu dengan nada datarnya.

"Kok tumben kak?"

Galka tak menggubris pertanyaan adik kelasnya, cowok itu memilih langsung melenggang pergi menuju kelas, Galka menghela nafas lega saat ini dewi sedang berpihak padanya karena bagian kesiswaan sedang ada rapat dengan kepala sekolah jadi ia tidak aka dihukum.

Banyak para murid yang menyapa nya namun tidak ada satupun sapaan mereka yang dibalas oleh Galka. Di sekolah Galka adalah seorang ketua osis yang dijuluki Ice Prince oleh anggotanya. Hidupnya terlihat mendekati kata sempurna. Menjadi seorang anak dari pengusaha sukses yang cabangnya berada dimana-mana dan seorang ibu yang merupakan dokter spesialis jantung ternama di Paris.

Hidupnya memang bergelimang harta, ia juga tidak kekurangan kasih sayang orang tua. Tetapi sejak kecil ia mempunyai fisik yang lemah hal itu membuat dirinya sulit untuk melakukan hal-hal yang berat. Dan hal itu juga yang membuat dirinya berhati dingin. Karena kejadian kelam yang menimpa dirinya saat masih kecil.

Sesampainya dikelas Galka langsung melangkahkan kakinya menuju dimana tempat duduknya berada. Galka duduk paling depan tepatnya di baris kedua dari pintu. Kelas masih terlihat ramai karena memang guru-guru sedang rapat.

"Galka, Pr matematika udah?" tanya seorang perempuan bernama Cherly, bendahara di kelas 12 IPA 1.

Galka mengangguk sebagai jawaban, mumpung guru sedang rapat Galka mengambil kotak bekal yang dibawakan Bi Marni kemudian menaruhya ke atas meja.

"Sarapan Cher" ucap Galka pada teman nya yang masih berdiri disampingnya.

"Udah kok, makasih" balas gadis itu lalu duduk dibangkunya.

....

Rean dan Zaffran memasuki ruang kelas, mereka berdua masing-masing membawa satu piring batagor dan satu botol air mineral dingin. Rean duduk disebelah Galka sedangkan Zaffran duduk di kursi belakang kedua sahabatnya.

"Lo, udah sarapan Ka?" celetuk Rean sambil mengunyah batagornya. Cowok itu melirik sahabatnya yang sibuk membaca buku kimia.

"Udah" jawabnya singkat. Galka masih setia membaca novel yang sengaja ia bawa dari rumah. Novel bergenre romance adalah novel favorit Galka, bahkan di kamarnya ia menyediakan rak khusus untuk novel-novelnya.

Disampingnya Rean sibuk menyantap batagornya tanpa menawarkan makanan itu pada Galka, karena percuma, apapun yang ia tawarkan pasti Galka selalu menolaknya.

Galka itu seperti batu es di Antartika, meskipun sinar matahari menyinarinya tapi sikapnya enggan mencair. Galka itu tidak suka keramaian, Galka tidak suka berbaur dengan orang lain, Galka itu tampan, banyak para perempuan yang mencoba mendekatinya namun harus menyerah karena sikapnya yang dingin.

Rean dan Zaffran, hanya mereka berdua yang bisa dibilang beruntung karena dekat dan berteman baik dengan manusia kutub satu itu. Mereka dekat karena Rean adalah wakilnketua osis dan Zaffran adalah anggota osis yang menjabat sebagai dokumenter. Dulu mereka tidak sedekat ini, Zaffran yang usil dan Rean sama sifatnya dengan Zaffran iseng mendaftarkan Galka menjadi ketua osis saat pemilihan kandidat, dan sialnya Galka tentu saja terpilih karena parasnya yang tampan, otaknya yang cerdas dan merupakan Primadona SMA Eternal.

Galka yang memang orangnya produktif jadi ia tidak ambil pusing akan hal itu. Selain menjadi ketua osis, Galka merupakan kapten basket, dan juga siswa penyumbang piala dan medali terbanyak selama ia bersekolah. Namun karena kesibukannya dalam dunia organisasi membuat tubuhnya sering sakit-sakitan.

Iniliah hidupnya, terlalu berharga untuk menjadi seorang pemalas. Baginya waktu adalah berlian. Setiap hal yang ia lakukan mempunyai tujuan yaitu untuk mencari jati diri dan juga agar tidak suntuk dirumah.

ANYEONG!!!!

WELCOME TO MY STORY YANG KE 2 HEHE.

SEMOGA KALIAN SUKA YAW.

BOLEH MINTA BINTANG DAN KOMENNYA?

TYSM
BUAT YANG UDAH MAMPIR

Galka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang