Keesokan harinya, Galka sudah siap dengan setelan sekolah nya. Laki-laki itu berdiri didepan kaca sambil merapihkan rambut dan dasinya. Setelahnya Galka berjalan ke meja rias untuk menyemprotkan parfum ke pakaiannya. Setelah itu ia mengambil tas ransel nya dan keluar dari kamar. Galka berjalan menuju lift, laki-laki itu sedang menghemat tenaganya agar tidak habis sebelum sampai di sekolah.
Pintu lift terbuka, Galka segera masuk ke dalam dan memencet tombol angka satu. Setelahnya pintu lift kembali tertutup dan bergerak ke bawah menuju lantai satu. Sesampainya di lantai satu, ia berjalan menuju meja makan dengan langkah santai. Saat hendak berbelok langkahnya seketika berhenti saat mendengar suara ramai-ramai seperti orang yang sedang mengobrol. Galka mengamati suara-suara itu kemudian menggelengkan kepalanya pelan, setelahnya laki-laki itu kembali melanjutkan langkahnya.
"Selamat pagi den Galka" sapa pelayan yang dijawab anggukan oleh Galka.
Orang-orang yang berada di meja makan menoleh. Mereka berdiri secara bersamaan. Setelahnya tersenyum menatap Galka yang diam kebingungan.
"Eh Galka udah turun?" tanya Hanna yang berjalan menghampiri nya. Wanita itu baru saja muncul dari dapur sambil membawa makanan bersama para pelayan.
Dari sekian banyaknya orang, yang ia kenal hanya Hanna selebihnya ia tidak tau mereka siapa. Galka masih terdiam di tempat sebelum tepukan dibahunya membuatnya tersadar. Arva menepuk bahunya lalu mengajaknya untuk duduk, disusul dengan Gevan.
"Kalau lo bingung, mereka itu tante kita, singkatnya mereka itu spupu Mama gue dan Mama lo" jelas Arva.
Sekarang Galka mengerti, cowok itu tersenyum canggung menatap satu persatu pasangan suami istri dan anak-anak mereka yang umurnya lebih tua darinya.
"Maaf ya, tante bawa mereka kesini, kamu tau kan rumah tante lagi di renovasi" ucap Hanna.
"Gapapa tante" balas Galka. Cowok itu melirik Gevan yang duduk disampingnya. Gevan yang dilirik pun menoleh, gengsinya masih mendominasi jadi ia belum mau meminta maaf atau menyapa spupunya.
"Ya udah, ayo makan"
Setelah selesai acara sarapan pagi, Galka pun pamit begitupun dengan Gevan. Galka berjalan menuju garasi untuk mengambil mobilnya, sementara Gevan berjalan menuju halaman rumah dimana motor nya terparkir.
Di halaman Gevan menunggu mobil Galka keluar ia ingin membicarakan perihal kejadian malam itu. Cowok itu duduk di atas motornya sambil melihat pintu garasi yang terbuka otomatis. Ia merasa bodoh saat itu menggeret pagar garasi menggunakan tenaganya. Gevan melihat mobil range rover berwarna hitam metalic itu mundur keluar dari garasi.
Saat sampai di area halaman rumah pintu garasi kembali tertutup. Dari dalam mobil Galka melihat Gevan. Kemudian ia memilih pergi keluar rumah setelah pagar yang menjulang tinggi itu terbuka dengan otomatis.
"Anjing gue dicuekkin" umpat Gevan, lalu menjalankan motor nya pergi ke sekolah.
***
Deru mobil memasuki lahan parkir SMA Eternal yang sudah dikhususkan untuk kendaraan roda empat. Galka keluar dari mobilnya setelah mobilnya terparkir dengan aman. Cowok itu berjalan santai di lorong koridor dengan tas ransel yang berada di pundak kirinya, banyak para murid SMA Eternal yang menatap kagum cowok itu, banyak dari mereka adalah perempuan. Ketika Galka melewati mereka seketika mereka menjerit kegirangan, harum maskulin cowok itu membuat mereka meleleh seperti es yang diterpa sinar matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galka
Teen FictionMenceritakan tentang laki-laki yang sulit bersosialisasi karena traumanya. Galka Grysander Arenza, hidupnya sangat abu-abu bagi mereka yang mengenalnya. Hello, jangan lupa follow supaya nyaman dalam membaca hehe, aku ga maksa kok. Oh iya, FYI ceri...