Malam harinya, diruang VVIP dimana tempat Galka menginap sementara. Disana terlihat ramai dengan adanya Rean dan Zaffran serta kedua orang tua Gevan yang juga turut hadir menjenguk ponakan kesayangan mereka.
Gevan, Rean dan Zaffran sedang sibuk makan nasi padang yang dibawakan oleh Hanna Mama Gevan. Mereka makan diselingi oleh gurauan-gurauan unfaedah yang membuat para orang tua menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ini punya gue anjing!" Gevan merebut paha ayam yang berada di tangan Rean.
"Sialan, itu punya gue! Punya lo udah masuk perut." Rean merebut kembali paha ayam miliknya.
"Apaan, daritadi gue makan daun singkong" elaknya sambil memasukkan nasi kedalam mulutnya.
"Salah sendiri makan daun singkong" celetuk Zaffran yang sejak tadi hanya menyimak perdebatan mereka. Cowok itu makan dengan tenang dan lahap.
Gevan menatap tulang-tulang ayam yang berserakan diatas kertas nasi milik Zaffran, kemudian tatapannya mengarah ke wajah Zaffran yang masih sibuk mengunyah nasi padang nya.
"Lo sayap atau dada?"
"Apanya?"
"Lauknya goblok!"
Zaffran tampak berfikir, mulutnya masih tetap mengunyah dan tangannya mengaduk-aduk nasi dicampur dengan sambal.
"Umm, kayaknya dada deh, eh sayap, eh gue lupa" jawabnya ragu.
"Dia makan dada dan sayap" celetuk Galka dari atas ranjang. Cowok itu tadi tersadar tepat pada Adzan Magrib berkumandang.
Rean dan Gevan menatap marah laki-laki didepannya. Bisa-bisa nya laki-laki itu rakus mengambil dua lauk tanpa berbagi. "Sialan lo Zaff, gantiin ayam gue!" sentak Gevan berapi-api.
"Gimana? Gue muntahin?" balasnya dengan wajah polos.
"BELI GOBLOK" seru keduanya kompak.
Hanna menatap mereka heran, hanya ayam saja ributnya seperti kemalingan. Wanita paruh baya itu menjewer telinga Gevan, Rean dan Zaffran secara bergantian hingga mereka meringis kesakitan.
"Bisa diam ga? Ini rumah sakit bukan hutan!" cecar Hanna.
"Siapa yang bilang ini rumah duka" gumam Gevan, hal itu membuat Zaffran menyemburkan nasinya mengenai wajah Rean.
"ZAFFRAN ANJING, MUKA GUE TERNODAI!" semprotnya seraya berlari ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya yang terkena nasi dan liur milik Zaffran.
Zaffran cengengesan di tempat nya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kemudian cowok itu tidak sengaja memperhatikan Galka yang duduk melamun menghapap jendela yang belum tertutup gorden. Zaffran menyenggol lengan Gevan, Gevan menoleh dengan tatapan kesal.
"Dia kenapa?" tanyanya pelan sambil melirik Galka. Tatapan Gevan pun mengikuti arah pandang Zaffran. Laki-laki itu melihat spupunya yang diam tanpa kedip, bisa dibilang mirip seperti patung.
"Kedip woi!" ujar Gevan bersamaan dengan keluarnya Rean dari toilet. Orang tua Gevan pun ikut menoleh ke arah putranya, lalu beralih menatap Galka yang masih terdiam.
Rean menghampiri Galka, cowok itu duduk di kursi yang berada disamping brangkar cowok itu. "Liat apasih? Serius amat" ucap Rean seraya menjentikkan jarinya ke hadapan wajah Galka.
Galka berkedip, lalu melirik Rean sebentar. Kemudian tatapannya kembali pada objek sebelumnya. Hanna yang menyadari hal itu, langsung menutup tirai jendela dan menyuruh Galka untuk beristirahat, hal itu membuat Galka menghela nafasnya. Cowok itu menatap Rean, kemudian Hanna, Zaffran, Papa Gevan dan terakhir Gevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galka
Teen FictionMenceritakan tentang laki-laki yang sulit bersosialisasi karena traumanya. Galka Grysander Arenza, hidupnya sangat abu-abu bagi mereka yang mengenalnya. Hello, jangan lupa follow supaya nyaman dalam membaca hehe, aku ga maksa kok. Oh iya, FYI ceri...