21

5K 699 6
                                    

Valery tidak pernah membayangkan bahwa proses debutan akan semelelahkan ini. Ia kira hanya perlu mengenakan gaun dan berdandan cantik lalu berdansa, selesai.

Tapi ini diluar ekspektasi, dia direndam di dalam bak berisi susu dan kelopak mawar. Sehingga ia membayangkan dirinya adalah sup ayam di dalam panci panas.

Dia benar-benar mengantuk sekarang tetapi para dayang tidak membiarkannya tidur. Terkantuk-kantuk Valery menatap pantulan dirinya di depan cermin saat seorang dayang tengah menyisir rambut nya.

"Bukankah akan ada acara kedewasaan saat aku berumur 18 nanti? Kenapa tidak digabungkan saja, aku malas sekali."

"Omong kosong, anda sudah menghindari debutante ini beberapa kali sehingga kami tidak bisa bersabar lagi. Yang mulia Duke pun tidak akan memaklumi nya." Dayang masih memulas pipi Valery dengan kuas. Dia berkata dengan lugas, benar-benar merasa gemas dengan tingkah nona nya keras kepala.

"Lady setelah anda melakukan debutante ini maka anda bisa bersosialisasi dengan lingkungan sosial bangsawan."

Valery rasa ia tidak membutuhkan interaksi antar bangsawan, dia berpikir hal itu tidak terlalu bermanfaat karena bukan dia yang akan memimpin kepala keluarga Duke Rothesay. Pernikahan saja sama sekali tidak terpikirkan, tidak ada keuntungan apapun yang bisa didapatkan nya dari bangsawan yang lebih rendah dari keluarga nya tapi mungkin sebaliknya orang-orang itu akan mulai menganggu nya demi mendapatkan nama besar Rothesay.

Setelah ini Valery berniat untuk pergi ke kota Sadavir di kerajaan Serenita. Satu-satunya wilayah yang memiliki lautan karena kekaisaran berada tepat ditengah-tengah pegunungan dan 3 kerajaan tidak banyak yang dapat dilihat.

Valery menghela napas panjang, dia hanya akan bertahan di kediaman Duke sampai pernikahan Margaretha setelah itu ia akan pergi menjelajah kemanapun kaki nya memijak. Mungkin akan sulit untuk meminta izin dari Ayah serta kakak nya tetapi Valery telah menyiapkan seribu alasan untuk seratus penolakan.

"Lady tolong pejamkan mata anda sebentar."

Valery mengikuti instruksi tersebut, polesan lembut dari brush yang menyentuh ujung mata nya membuat dia jatuh tertidur. Dayang-dayang berusaha membangunkan nya dengan panik hingga memunculkan dua orang di depan pintu.

Margaretha yang mendengar keributan langsung masuk kedalam kamar, "Ada apa?"

"I-ini Lady malah tertidur saat kami dandani." Sahut seorang pelayan yang menyangga tubuh Valery agar tidak jatuh.

Margaretha memeriksa keadaan Valery yang ternyata memang benar-benar tertidur pulas, gadis ini tidak berakting sama sekali. "Pasti dia tidur larut dan bangun dini hari demi bisa kabur hari ini."

"Bukankah lebih baik jika dia tidur dibandingkan melarikan diri?" Javier tersenyum tipis, merasa keadaan ini begitu lucu.

"Tapi bagaimana caranya Lady bisa pergi ke aula jika dia tidur seperti ini?" Margaretha berkata gemas, dia sendiri sebenarnya tidak tega untuk membangunkan seseorang tidur senyaman itu. Tapi masalahnya ini adalah hari penting yang tidak bisa diundurkan lagi.

"Aku bisa menggendong nya kesana."

"Anda bisa?"

"Ya."

Valery bahkan tidak terbangun meski tubuh nya diangkat, tidurnya malah menjadi lebih lelap sambil mencari kenyamanan diantara pundak Javier. Ksatria beserta Edric yang menunggu diluar ruangan langsung tertuju pada kemunculan 2 orang, Ini adalah pertama kali nya Javier bertemu langsung dengan guru Valery ada rasa familiar yang tak biasa begitu mereka saling bertatapan.

"Salam untuk matahari kekaisaran." Sapa Edric serta ksatria kediaman duchy.

Javier menanggapi mereka dengan anggukan kepala nya dan kembali berjalan menelusuri lorong menuju aula bersama dengan Valery yang masih tertidur dalam rengkuhannya.

Entah sudah berapa lama ia tidak pernah sedekat ini lagi dengan Valery karena gadis ini selalu berusaha untuk menghindarinya. Javier sendiri tidak melakukan apapun dan hanya mengikuti skenario yang dibuat oleh gadis ini, melihat nya dari kejauhan dan memperhatikan nya tanpa sekalipun mendekat.

"Kelinci kecil ayo bangun." Gumam Javier saat mereka sedikit lagi sampai di aula. Kelopak mata Valery bergerak sedikit ada keluhan dibibirnya karena dibangunkan. "Aku masih ingin tidur sebentar lagi."

"Kau bisa melanjutkan nya lagi setelah para bangsawan itu melihatmu sebentar. Bagaimana pun ini adalah pesta debutante-mu."

Valery tadinya bersikukuh untuk tetap tidur langsung terbelalak ketika kesadaran menghantam dirinya, entah bagaimana dia bisa tertidur pulas dan kini berada di dalam gendongan Javier.

Dia mendengar sebuah tawa kecil dari seseorang dibelakang mereka, saat menoleh Valery menemukan Edric tengah menatapnya dengan geli. Ya bayangkan saja pada akhirnya berada dipelukan orang yang selama ini dihindari dalam keadaan konyol.

'Jangan tertawa dasar kau pengkhianat!' Ujar Valery melalui tatapan mata nya. Sementara yang ditatap merasa tidak berdosa dan tersenyum manis.

"Ada apa?" Tanya Javier saat merasakan kekesalan yang memuncak dari Valery. Pandangan Valery terputus dan kini fokus pada Javier. "Tidak apa-apa. Ngomong-ngomong kau bisa menurunkan aku."

Mereka tidak mungkin masuk kedalam sana dengan keadaan seperti ini! Tapi seperti nya Javier tidak menunjukkan tanda-tanda seolah dia mendengarkannya. "D-dimana kak Vincent? Biar aku masuk bersamanya saja."

"Vincent mungkin sudah berada di dalam bersama tuan Duke. Ada beberapa hal yang harus dikerjakan secara mendadak."

"Margaretha?"

"Nona Margaretha sudah pasti akan datang bersama dengan tunangannya." 

Mendengar itu Valery akhirnya sadar, sorot mata nya berubah agak layu. "Tadi Margaretha menangis dihadapanku..." Javier mendapatkan perhatian Valery sepenuhnya, dia melanjutkan. "Dia berada dalam dilema karena Lady kecil yang selama ini diasuh olehnya hampir selalu menghindar. Padahal sebentar lagi dia akan menikah dan meninggalkan duchy."

"Aku, tidak bermaksud untuk menghindar ... Aku hanya berusaha membiasakan diri untuk berpisah. Aku tidak mau bergantung lagi hingga suatu hari dia bisa hidup dengan bahagia dengan orang yang dicintainya tanpa perlu khawatir padaku." Valery tidak tahu jika Margaretha akan menangis karena hal ini, padahal dia sama sekali tidak bermaksud untuk menghindar. 

"Selama ini Margaretha selalu menunda pernikahan nya karena takut kau akan kesepian. Dia menyayangimu Valery, sejak dulu ataupun sekarang kau adalah pusat kebahagiaan nya. Jadi dapatkah kau tidak menghindarinya lagi, setidaknya berikan kelapangan hati untuk sahabatmu agar dia rela untuk menjemput kebahagiaan nya yang lain."

Kedua mata Valery berubah merah, dia tahu cepat atau lambat pasti akan ada hari dimana ia harus berpisah dengan orang-orang terdekat. "Aku tahu, aku mengerti..." Gumam Valery berulang kali.

Javier menghentikan langkah nya tepat di depan pintu ballroom sehingga para ksatria yang berjaga merasa bingung. Dia membiarkan Valery meringankan hati nya, cukup setelah beberapa saat Valery telah menata hati nya mereka masuk kedalam.

Seseorang dengan lantang mengumumkan kedatangan mereka.
"Lady Valery of Rothesay serta Pangeran Javier of Wales telah tiba."

Lullaby Of The Sorrow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang