"Kau baik-baik saja?"
Valery bertanya balik dengan tenang. "Kenapa tiba-tiba bertanya?"
"Akhir-akhir ini kau terlihat tertekan, apa ya kau terlihat berbeda setelah pesta debutante-mu. Apa terjadi sesuatu?"
Ya semuanya menjadi berbeda sejak ular itu muncul dan aku harus berhati-hati agar tidak tergigit sambil mencari cara untuk menginjak ekor nya.
Dia ingin berkata seperti itu tetapi terlalu merepotkan untuk membuat keributan yang tidak perlu, bisa jadi setelah mendengar nya maka Margaretha akan membatalkan pernikahan dan dengan possessive menempeli nya. Ia yang paling takut jika Valery melakukan hal gila.
"Margareth, kukira kau akan menikahi Vincent dulu." Valery mengganti topik pembicaraan begitu saja.
Mendengar itu Margaretha tertawa, merasa perkataan Valery terlalu lucu. "Bagaimana bisa aku memiliki perasaan semacam itu? Benar jika tuan muda adalah pria yang menarik dalam berbagai macam hal. Tetapi untuk menjalin kehidupan romantis dengan orang sesempurna itu, bukankah terasa menakutkan?"
Ini pertama kali nya ada orang berkata seperti itu tentang kakak nya, Valery menjadi tertarik untuk mendengarkan lebih jauh karena selama ini gadis-gadis lain begitu mengincar kakak nya.
"Menakutkan?"
"Kehidupan tidak sama dengan kisah dongeng Cinderella, tidak ada yang namanya sepatu kaca ataupun dansa sampai jam 12 malam. Realita selain dua orang harus saling mencintai ada yang namanya kesetaran." Margaretha berhenti sejenak untuk melihat reaksi Valery yang ternyata mendengarkan nya dengan tenang. "Kalian itu sangat berbeda jika dibandingkan denganku yang harus mendongak keatas. Orang-orang bercahaya yang tidak akan terpengaruh dengan godaan sihir ibu peri."
Valery memejamkan kedua mata nya, dia mengiyakan kata-katanya. "Aku tidak menyangkal jika realita itu jauh dari negeri dongeng tetapi aku kurang setuju dengan kata-katamu yang terakhir. Karena terkadang cinta itu bisa menjadi sihir paling kuat yang dapat menggerakkan seseorang."
"Cinta yang menjadikan obsesi untuk memiliki, menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan nya. Menurutku obsesi semacam itulah yang menakutkan." Valery berpangku tangan, dia membuang pandangannya kearah jendela melihat bangunan-bangunan pertokoan yang terlewati.
"Kau berbicara seolah-olah sudah bertemu orang gila seperti itu." Sahut Margaretha.
Tentu saja sudah, kehidupan pertama nya berakhir karena obsesi gila dari seorang gadis ular. Dan kehidupan kedua menjadi orang biasa yang melihat berbagai macam bentuk dan sifat dari manusia yang merasa memiliki power.
Dulu ada seorang anak laki-laki yang memaksakan perasaan nya pada Valery padahal jika dipikirkan saat itu bukanlah masa yang tepat untuk berpacaran, Valery yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku-buku dan pendidikan merasa jika cinta bisa dikesampingkan sampai ia bisa bertanggungjawab dengan dirinya sendiri.
Tetapi penolakan halus itu berujung pada tindakan mengerikan dengan setiap hari muncul dihadapannya, dimana-mana bahkan jika dia tidak melakukan nya maka akan ada orang lain yang datang sambil membawakan surat pernyataan cinta. Tindakan stalker serta teror yang diterimanya membuat Valery merasa gila. Baru ketika kuliah dia baru bisa bebas tetapi siapa sangka perjuangan nya berakhir dengan serangan jantung.
Rasanya kini seperti memulai semuanya dari nol, bahkan perilaku persis sama dalam konteks yang berbeda. Sebab kali ini yang mereka incar bukan hanya atensi melainkan posisi sebagai Kaisar.
Memejamkan mata nya sebentar, dia benar-benar butuh yang namanya liburan. "Margaretha, kau akan tinggal di serenita setelah pernikahan bukan?"
"Ya. Jauh tapi masih di dalam lingkup kekuasaan kekaisaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby Of The Sorrow
Romantizm(Hiatus) "Sepertinya saya harus mengatakan nya sekarang jika Lady Rothesay akan bertunangan dengan saya setelah debutante nya di masa depan." Pengumuman tidak langsung itu mengegerkan seisi ballroom, para tuan bangsawan yang sebelum nya mendekati Du...