Setelah itu semuanya berlalu seperti biasanya, Javier tidak lagi mendatangi nya seperti sebelumnya bahkan tidak pernah menampakan dirinya lagi di mension Rothesay. Ayah berkata bahwa Javier akan segara naik tahta menggantikan Kaisar saat ini sehingga banyak hal yang harus dipersiapkan.
Pilihan Valery untuk terus hidup kemungkinan adalah pilihan yang sangat tepat karena saat hari itu Ayah benar-benar akan depresi jika kehilangan Putri dalam jangka waktu yang berdekatan dengan istrinya. Vincent juga tidak sering berada di mension karena dia akan menjadi tangan kanan Javier yang akan terus menyertainya kemanapun.
Tinggal Valery berada di mension besar ini bersama dengan Margaretha, satu-satunya teman yang ia percayai. Karena keistimewaan nya Valery tidak dikirim ke akademi melainkan kuil untuk mengendalikan kekuatan ilahi milik nya.
Banyak sekali surat yang berdatangan memenuhi pos penyimpanan, kebanyakan adalah surat cinta yang ditulis anonim serta undangan minum teh. Valery menerima beberapa undangan minum teh dan membakar sisa surat lain terlebih surat cinta yang menggelikan itu.
Untuk hari ini Valery harus pergi ke kuil ditemani oleh Margaretha yang masih setia berada disisinya. Gaun putih dan sepatu bersol rendah yang digunakan nya hari ini adalah hasil paksaan dari Margareth.
"Aku sangat bosan berada di kuil itu, setiap hari hanya melihat kakek tua berbicara entah apa selama berjam-jam. Bagaimana kalau kita pergi saja ke pusat kota dan menonton teater?" Usul Valery yang saat ini ingin sekali menghindari kuil karena ia sudah muak dengan pelajaran tentang kekuatan ilahi.
Margaretha tersenyum sambil melihat membaca jadwal Valery. "Tidak bisa, hari ini Lady harus pergi ke kuil, lalu menghadiri undangan minum teh Lady Zhuri. Selanjutnya ke butik Quentin kita harus mengukur gaun terbaru untuk musim semi."
"Tidak bisakah kita singkirkan yang pertama, sekali ini saja?"
"Tidak. Anda sudah mangkir dari kuil 3 kali sehingga uskup agung menegur Ayah anda."
"Aku lebih suka berhitung dibandingkan harus menghadapi tentang dewa Dewi yang diluar logika." Valery menghela napas panjang dia menyandarkan kepala nya di jendela. "Apakah Vincent akan pulang malam ini?"
"Tidak, Tuan muda bersama Pangeran berada di wilayah lain sekarang kek Kerajaan Phoenix karena bencana alam yang baru-baru ini terjadi."
"Dasar orang sibuk." Keluh Valery yang setiap pertemuan dengan kakak nya hanya sebulan sekali.
Kereta mereka sampai di depan gerbang kuil karena itu merupakan tempat suci, Valery harus berjalan kaki untuk mencapai ruangan. Melewati taman yang luas setiap gedung dengan banyak patung dewa Dewi. Valery akan mengeluh seandainya tidak ada orang lain disekitarnya.
Mereka bertemu dengan murid uskup dan memberikan sumbangan yang besar untuk kuil, murid itu mengenali Valery dan secara pribadi mengantar nya menuju ruangan doa dimana uskup agung berada.
Didalam sana banyak orang yang tengah berdoa tapi tidak sampai memenuhi setiap kursi panjang. Kebetulan bangunan ini dikhususkan untuk Dewi Hestia sang Dewi perapian rumah.
Valery duduk dengan tenang menyatukan kedua tangan nya berpura-pura sedang berdoa, disebelah Margaretha juga melakukan hal yang sama.
Walaupun sebenarnya yang ada dipikiran nya adalah. 'kapan selesai nya? Aku sudah bosan.' diam-diam Valery membayangkan sebuah skenario dimana sesuatu jatuh dari atap.
BRAK!
Apa yang dipikirkan oleh Valery menjadi kenyataan, seorang wanita terjatuh dari atap tepat diatas mimbar mengejutkan para jemaat lain. Gadis bersayap Malaikat itu terluka, darah nya mengalir diatas lantai secara bertahap membeku. Pada saat itulah Valery menyadari jika wanita itu adalah Dewi Hestia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby Of The Sorrow
Romantizm(Hiatus) "Sepertinya saya harus mengatakan nya sekarang jika Lady Rothesay akan bertunangan dengan saya setelah debutante nya di masa depan." Pengumuman tidak langsung itu mengegerkan seisi ballroom, para tuan bangsawan yang sebelum nya mendekati Du...