30

4K 561 7
                                    

Urusan dengan ketua guild selesai dengan sebuah kesepakatan. Semenjak keluar dari ruang bawah tanah emosi Valery hampir tidak terkontrol, dia marah pada semua orang yang ingin menghancurkan keluarga nya.

Dia harus menahan diri atau mana nya akan meledak kembali, mencoba bernapas teratur Valery melangkah turun melewati undakan tangga. Para nyonya bangsawan yang kebetulan tengah menunggu instruksi asisten desainer diruang tunggu langsung menatapnya.

Mereka semua menyapa nya, mengatakan kalimat basa-basi yang terpaksa harus ditanggapi oleh Valery. Dia ingin segera pergi tetapi tertahan disana.

"Tuan putri apakah anda baru saja bertemu dengan Nona Quentin untuk memesan gaun pertunangan?" Tanya seorang nyonya bangsawan mengorek informasi untuk menjadi bahan gosip pada pesta teh selanjutnya.

"Keluarga kami secara terbuka mengundang anda untuk datang..."

"Tuan putri..."

Valery memejamkan kedua matanya lelah, tiba-tiba seseorang dari arah belakang seperti ingin mencengkram nya. Gerakan refleks itu membuat Valery dapat menghindar.

"Apakah anda baik-baik saja?" Uriel yang entah sejak kapan berada disana mengulurkan tangan nya pada asisten desainer. "Tuan putri anda keterlaluan sekali. Lihat pergelangan tangan nona ini terkilir."

Semua mata langsung menatap kearah Valery tetapi semuanya bungkam. "Lady Uriel apa maksud ucapan anda? Sangat wajar jika seseorang menghindar ketika akan ditabrak. Kenapa anda malah menyalahkan tuan putri?" Seorang gadis lain menerobos kerumunan itu dan berdiri dihadapan Valery. Tertegun gadis yang melindungi nya dari pandangan   orang-orang itu, jika tidak salah adalah Lady Sephia.

Para penjaga Valery yang masuk karena mendengar keributan bingung karena berhadapan dengan antara paragadis lebih menyulitkan dibandingkan bertahan hidup di peperangan.

"Tuan kstaria apa hukuman untuk seseorang yang memfitnah keluarga kerajaan?" Tanya Lady Sephia membuat ksatria itu kaget, bagaimana bisa gadis yang mirip hamster ini sangat galak.

"Potong lidah."

Valery merasa hal ini akan berlangsung semakin panjang, terlebih orang-orang yang tengah menonton ini semuanya adalah penggosip. Valery meraih tangan Lady Sephia menyuruh nya mundur, ia membungkuk menyentuh tangan asisten desainer yang ketakutan, melakukan sedikit penyembuhan. Yah siapa yang tidak takut jika tanpa sengaja terlibat dalam masalah karena ulah seseorang?

"Masalah hari ini akan kuanggap sebagai ketidaksengajaan. Lalu lain kali seseorang harus menjaga lidah nya untuk mengucapkan hal-hal yang lebih berbobot." Kata-kata ini adalah peringatan secara tidak langsung untuk semua orang yang hadir ditempat itu.

Valery keluar dari butik Quentin, sebelumnya ia melirik kearah lantai dua dimana Nona Cristin melipat kipas nya menandakan jika dia akan membuat para bangsawan itu tutup mulut.

****

"Kenapa tuan putri membiarkan nya?" Lady Sephia masih ngedumel melupakan karakternya yang selalu terlihat anggun dan kolot.

"Itu hanya salah paham."

"Tidak! Saya melihat nya langsung tadi jika Lady Uriel-lah yang mendorong nya! Gadis itu sudah gila! Entah bagaimana dia selalu membawa masalah pada setiap orang dengan sok berwajah lugu."
Umpatan Lady Sephia membuat ksatria yang membantu mereka naik kedalam kereta tersedak.

Valery tertawa kecil, merasa terhibur dengan pembelaan gadis ini.

"Kenapa anda malah tertawa? Dulu juga bersikap ceroboh pada jamuan minum teh yang membuat Putri sakit."

Oh benar juga, jamuan minum teh nya yang terakhir hampir membuat sebuah keluarga mengalami kebangkrutan akibat dari kemarahan sang Ayah. Dan keluarga Lady Sephia lah yang menjadi sasaran kemurkaan duke setelah melihat Valery pulang dengan mimisan yang tidak berhenti.

Sejujurnya Valery merasa jika kemerahan Duke agak berlebihan,tapi untuk seseorang yang trauma melihat Putri nya hampir mati. Sedikit darah saja sudah cukup membuat duke lepas kendali.

"Dia lepas tangan bahkan disaat saya mengajak nya untuk menjenguk tuan putri." Kedua mata Lady Sephia berair, dia masih ingat bagaimana keluarga nya berada diambang kehancuran untuk sesuatu yang bukan kesalahan nya. Beruntung Tuan putri saat itu mau memaafkan dan pemblokiran jalur perdagangan bisa kembali dibuka.

Valery merasa sedikit bersalah karena kejadian waktu itu juga dia lakukan untuk mempertahankan citra Margaretha.

Ia hanya mendengarkan, sedikit banyak umpatan yang dikeluarkan diwakilkan oleh Lady Sephia membuat Valery merasa agak lega.

Mungkin baru menyadari sesuatu Lady Sephia baru sadar bahwa ia menaiki kereta kuda milik Valery. "Astaga, tuan putri anda bisa menurunkan saya dipinggir jalan."

"Anda ada jadwal hari ini?" Tanya Valery santai dijawab dengan gelengan kepala oleh lawan bicaranya.

"Kalau begitu Lady mau ikut saya menonton teater? Lady Margaretha seharusnya menemani saya seharian ini tetapi dia sibuk mengurus perizinan pernikahan." Dokumen itu sulit untuk diselesaikan karena Margaretha masih terikat dengan keluarga Earl Shopia dan tunangan nya juga merupakan bangsawan dari kerajaan lain. Duke telah menawarkan diri untuk membantu tetap Margaretha tidak ingin menyusahkan dan berkata akan mandiri.

"Tentu saja!" Lady Sephia menggenggam tangan Valery berbinar-binar atas ajakan tersebut.

Mungkin ini saat Valery menemukan seorang teman untuk mengurangi kekhawatiran Margaretha.

*****

Malam hampir menjelang saat mereka keluar dari toko roti sebagai ganti makan malam. Valery melambaikan tangan nya pada Lady Sephia saat gadis itu telah dijemput oleh kereta keluarga nya.

"Tuan putri kita juga harus kembali." Ucap seorang kstaria.

"Oh tunggu sebentar, aku harus kembali ke dalam untuk membeli sesuatu kalian tunggu saja dikereta." Ucap Valery dituruti oleh ksatria tersebut. Lagi pula toko itu hanya agak menjorok kedalam lorong yang masih bisa terlihat oleh mereka.

Ada sebuah gang kecil disamping toko yang harus Valery lewati, saat itu tangan-tangan terjulur menangkap tangan nya. Mulut Valery dibekap, dia tidak bisa berkutik karena sesuatu terasa menekan mana nya. Dia dibawa pergi hilang diantara kegelapan gang tersebut.

Ketika para ksatria curiga mengapa putri belum juga kembali mereka menyadari jika telah kehilangan jejak sang penculik.
Bahkan pasukan bayangan juga kehilangan jejak disaat mereka hanya sedikit lengah untuk sesaat.

Tidak ada yang tahu jika Valery disekap di dalam menara sihir oleh penculik tersebut. Kstaria yang ikut mengalami serangan panik, tidak terbayangkan begitu mereka melaporkan hal ini pada Tuan muda mereka harus bersiap hidup dengan satu tangan selamanya.

Jika ada yang beranggapan bahwa Vincent adalah pribadi yang ramah, maka orang itu hanya melihat sisi itu saat Tuan muda bersama dengan adik nya. Sisi lainnya hanya akan terkuat begitu putri pergi, tirani dan tidak segan untuk menyingkirkan sesuatu yang dianggap nya tidak berguna.

Lullaby Of The Sorrow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang