Prolog

5.7K 198 2
                                    

Vote juseyo!

🌱

Seorang wanita tengah berjuang melahirkan buah hatinya ke dunia. Dengan keadaan yang sangat lemah, ia mengejan sekuat tenaga. Beberapa alat medis juga terpasang di tubuhnya.

"Ayo Bu! Ibu pasti bisa!" Seorang dokter wanita nan cantik tengah menangani persalinan wanita tersebut memberi semangat padanya.

"D-dok ... ter, sa ... ya su ... dah tak ... ku ... at!" lirihnya dari balik oxygen mask. Kondisi tubuhnya saat ini benar-benar semakin lemah. Wanita itu hampir menyerah melahirkan anak bungsunya yang ia kandung selama 9 bulan 10 hari.

Disisa tenaganya, sekuat tenaga ia mengejan dengan keras demi melahirkan anak bungsunya.

Suara tangisan bayi akhirnya menggema di ruang bersalin. Seorang anak laki-laki nan tampan telah lahir ke dunia dari rahim wanita cantik itu.

"Mas Sahil, aku titip anak-anak padamu. Jaga mereka Mas. Maafkan aku tak bisa menemanimu hingga masa tua nanti. Laa ilaaha illallaah." batinnya. Wanita itu meneteskan air mata terakhirnya sebelum akhirnya ia menutup kedua matanya untuk selamanya.

"Innalillahi wa innailaihi raji'un" ucap dr. Sheila, dokter cantik yang menangani persalinan wanita itu.

Dokter Sheila mengumumkan waktu atas meninggalnya wanita itu. "Ayrin Kamila, meninggal dunia pukul 08.00 WIB."

Ayrin Kamila, nama wanita itu. Wanita cantik itu menghembuskan nafas terakhirnya tak lama setelah melahirkan anak bungsunya.

●●●

Seorang pria berlari menuju ruang bersalin tempat istrinya melahirkan anak bungsunya. Sesampainya di depan ruangan, ia duduk di kursi tunggu.

Seorang dokter keluar dari ruang bersalin.

"Bagaimana kondisi anak dan istri saya dr. Sheila?" tanya Sahil, suami Ayrin.

"Kondisi anak Bapak sehat dan normal. Tetapi ..." Dokter tersebut tak melanjutkan ucapannya.

"Tetapi apa Dokter?" tanyanya dengan penasaran.

"Istri Bapak meninggal dunia karena mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan."

"TIDAK MUNGKIN!!!"

Sahil menerobos masuk ke ruang bersalin. Seketika kakinya tak mampu untuk melangkah dan berpijak di lantai saat melihat wanita yang dicintainya sudah tak bernyawa dan ditutupi oleh kain putih.

"Ayrin!" panggilnya dengan terisak.

"Kumohon bangunlah! Jangan tinggalkan aku. Anak-anak kita masih kecil Ay!" Sahil menggoyangkan tubuh dingin mendiang istrinya. Berharap istrinya hidup kembali.

Netranya melihat ke arah ranjang bayi yang di dalamnya terdapat anak bungsunya.

"Seumur hidupku, aku akan membencimu anak sial! Kau sudah menyebabkan istriku tiada! Kau adalah pembunuh istriku!" batinnya. Menatap bayi mungil itu dengan penuh kebencian yang sangat dalam.

Bayi mungil yang baru saja dilahirkan ke dunia, langsung mendapatkan kebencian yang sangat dalam dari ayahnya. Padahal bayi mungil itu tak tahu apa yang sebernarnya terjadi setelah kelahirannya.

.

.

.

TBC

29622

Jangan Pukul Devan, Ayah!  (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang