Remembering

571 48 3
                                    

Musim panas berlalu dengan cepat. Tidak terasa sudah hampir tiga bulan sejak Heather keluar dari rumah sakit. Hari itu, tanggal satu September, Heather dan Draco berencana berkencan dengan mengelilingi Britania Raya—sebenarnya mengenang masa-masa sulit, mengajak Draco ke tempat-tempat yang pernah gadis itu kunjungi selama dirinya menghilang sebelum perang di Hogwarts meledak dan melihat puluhan nyawa melayang.

Mereka tiba di depan Grimmauld Place no. 12 jam tujuh pagi setelah mengirim surat pada Harry dua hari sebelumnya, yang menyatakan bahwa mereka akan datang berkunjung. Keduanya masuk ke dalam setelah mendapat sambutan hangat dari Harry dan Ginny di taman di depannya.

Rumah itu masih tampak sama seperti dulu, hanya saja jauh lebih bersih dan terurus. Tidak ada lagi berjuta-juta sarang laba-laba dan hama-hama menyeramkan seperti Doxy yang bersembunyi di tempat sempit. Tidak ada lagi pajangan kepala peri rumah yang berjejer di depan pintu. Tidak ada lagi kepulan debu berbentuk Dumbledore menakutkan yang menunjuk siapapun yang masuk dan menuduh sebagai pembunuhnya. Semuanya sudah disucihamakan, sihir-sihir telah diangkat, dan menjadi jauh lebih terang dari terakhir kali Heather berada di sana.

"Maaf masih agak berantakan. Kami masih berdiskusi tentang desain ruangannya," kata Harry setelah mereka duduk di dapur, dimana meja makan panjang kayu usang yang dulu telah berubah menjadi lebih apik dan mengkilap.

"Kalian akan tinggal di sini setelah menikah?" tanya Heather saat Kreacher menuangkan sepoci teh yang melayang ke cangkir mereka masing-masing.

"Rencananya begitu. Tapi masih terlalu banyak barang sihir gelap yang tidak bisa dipindahkan. Agak berbahaya kalau sampai disentuh anak kecil," jelas Ginny. Cincin tunangannya tidak dipakai di jari manis, melainkan dikalungkan. Sesuatu yang jika Heather lakukan akan membuat Draco marah besar.

Gadis itu melirik Draco sekilas, menyengir ketika menemukan lelaki itu bertatapan dengan Harry seakan mereka sedang berada di dalam kontes adu pandang. Bahkan Heather sempat membayangkan bisa-bisa mata mereka mengeluarkan sengatan listrik.

Setelah menumpang sarapan sebentar dengan masakan buatan Kreacher yang sekarang terasa seperti koki handal di restoran mahal, Heather dan Draco berkeliling rumah itu sementara Harry dan Ginny masih mengobrol di dapur. Heather menceritakan pada Draco apa saja yang terjadi di sana dulu, tentang orde yang bermarkas di sana, bagaimana mereka tinggal disana untuk menghabiskan musim panas saat kelas lima, bagaimana mereka kabur ke tempat itu setelah para pelahap maut memporak-porandakan pesta pernikahan Bill dan Fleur, dan akhirnya menghabiskan beberapa hari di sana sambil menunggu Kreacher menemukan Mundungus Fletcher yang telah menjual Horcrux Voldemort pada Umbridge.

Tidak detail, Heather hanya menceritakan apa yang diingatnya. Tempatnya banyak yang berubah, jadi tidak begitu menghayati betapa suram dan baunya di sana dulu.

Mereka pamit pada Harry dan Ginny ketika merasa sudah cukup menjelajah. "Kami menyambut kalian kapanpun...jangan sungkan," kata Harry sambil memeluk Heather. Gadis itu dan Ginny membelalak terkejut saat Harry memeluk Draco yang langsung mematung tanpa bisa membalas pelukannya, bahkan tidak dapat berkata-kata.

"Kau kerasukan apa?" tanya Ginny heran.

"Sesuatu yang tidak akan aku lakukan lagi sampai pernikahan kalian," kata lelaki berkacamata itu, berkedip pada Heather yang terkekeh geli.

Heather dan Draco ber-apparate ke hutan dekat tempat piala dunia Quidditch setelahnya, berkeliling-keliling dengan langkah ringan sambil sesekali bertukar ciuman. "Kenapa kau kepikiran tempat ini?" tanya Draco setelah Heather menceritakan bagaimana dia keluar halaman Hogwarts dibantu oleh Snape dan langsung menyelamatkan ketiga teman Gryffindor-nya dari Yaxley di Grimmauld Place no. 12.

"Aku berpikir dimana suatu tempat yang sepi dan jauh dari orang-orang," kata Heather, mendaki jalanan menanjak di dalam hutan yang terdapat banyak akar-akar pohon besar, mirip hutan terlarang di sebelah Hogwarts. Namun bedanya tidak ada sekawanan centaur yang hidup disana. "Lalu teringat saat dimana aku kabur ketika para pelahap maut datang di piala dunia Quidditch. Waktu aku membawa mereka ke sini, Ron sudah terkena splincing, lengannya terkoyak. Kami menginap di tenda semalam disini, lalu mulai nomaden, menjelajahi hutan-hutan lain dan tempat-tempat yang jauh dari orang-orang."

The Memories Untold (After The Battle of Hogwarts) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang