Hero from Slytherin

757 61 7
                                    

Draco dan Heather baru pernah melihat aula besar dalam keadaan kosong tanpa murid saat itu. Empat meja panjang sudah disusun berjajar dengan kursi-kursi mengelilinginya. Bendera-bendera yang mewakili empat asrama berkibar pelan, bukan dengan angin, tapi dengan sihir, tergantung berbaris di langit-langit yang sekarang menampakan pemandangan langit mendung abu-abu pucat. Piring, mangkuk, dan piala emas tertata rapih di atas meja. Lilin-lilin yang melayang masih ada di sana, membuat kesan ruangan itu menjadi terlihat keemasan.

Para guru yang sudah berada di sana menoleh ketika mereka masuk, menyipitkan matanya pada dua orang di belakang Profesor McGonagall yang tampak tidak asing. "Oh, astaga, apa itu Miss Alley dan Mr Malfoy?" Madam Pomfrey sang matron rumah sakit menyadari paling awal.

"Beri sambutan rekan-rekanku, pada murid-murid lama kita," kata McGonagall sambil tersenyum. "Miss Alley dan Mr Malfoy."

"Oh, anak-anakku," kata Slughorn tidak percaya, berlari-lari kecil ke arah Heather dan Draco dengan wajah penasaran dan langsung memeluk mereka erat. "Oh, betapa rindunya orang tua ini pada kalian." Pria itu menangkup wajah Heather, "kau semakin mirip Victoria," dan Draco bergantian. "Dan kau semakin mirip Lucius."

Heather menyengir, tapi sepertinya Draco tampak tidak puas. Dia tidak pernah membayangkan dan tidak akan mau punya rambut panjang bak iklan sampo seperti ayahnya.

"Horace, lebih baik kau antar mereka ke tempat duduk sekarang," sela McGonagall, memberi tatapan sangsi. Ia duduk di kursi kepala sekolah yang dulu ditempati Dumbledore. "Anak-anak akan segera sampai."

Saat Heather dan Draco duduk di antara Profesor Slughorn dan Profesor Trelawney, ratusan anak kelas dua sampai tujuh memasuki aula besar dengan jubah-jubah berat dan rambut basah. Rupanya memang sedang hujan di luar. Suara langkah sepatu-sepatu yang menginjak lumpur bertemu dengan lantai terdengar bergemuruh. Ruangan itu rasanya tiba-tiba menjadi ramai sekali, bahkan hantu-hantu yang sejak tadi melayang di dekat pintu seakan tenggelam di tengah kerumunan.

Anak-anak menyebar ke meja asrama masing-masing dengan riang, sepertinya menanti makan malam yang megah khas Hogwarts setelah perjalanan panjang. Draco sengaja menyenggol lengan Heather pelan, membuat gadis itu terkekeh karena teringat bagaimana dulu dia selalu masuk aula besar di setiap tahun ajaran baru dengan wajah kelaparan.

Saat ruangan itu hampir penuh, anak-anak mulai melirik ke meja guru dengan bingung. Mula-mula satu anak dari Ravenclaw yang menunjuk dengan dagunya dan menegur yang lain. Temannya ikut menoleh, membisikkan ke teman lain, ke asrama lain, hingga semua anak melihat ke arah Draco dan Heather yang tersenyum canggung di hadapan mereka.

Tak lama kemudian, pintu aula besar terbuka lagi, menampilkan Hagrid yang kelewat besar yang menutupi anak-anak kelas satu yang baru yang begitu mungil di belakangnya. "Kelas satu, Profesor McGonagall," katanya menggelegar. Pria itu memerintahkan mereka berbaris di depan sementara Profesor Sprout menyiapkan kursi dan topi seleksi kumal legendaris yang mulai bernyanyi dengan merdu tentang bagaimana Hogwarts berhasil melewati masa-masa kelam.

"Yang disebut namanya harap maju dan memakai topi, lalu duduk di atas bangku untuk diseleksi," ujar Profesor Sprout sambil membuka gulungan perkamen panjang. Ia berdeham, membenarkan suaranya.

"Avagrande, Peter." Seorang anak laki-laki dengan potongan rambut seperti mangkuk berlari-lari kecil ke atas panggung dan memakai topi yang langsung melorot hingga menutupi matanya.

"HUFFLEPUFF!"

Heather tanpa sadar tersenyum ketika menyaksikan satu-persatu anak mendapatkan asrama mereka masing-masing. Rasanya seperti baru kemarin ia meloncat-loncat kegirangan saat mendapat hadiah ulang tahun dan surat Hogwarts-nya di hari yang sama. Rasanya belum lama sejak dia mengenakan topi seleksi itu dan begitu gembira ketika mendapat Slytherin sebagai asramanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Memories Untold (After The Battle of Hogwarts) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang