Peverell

2.2K 184 9
                                    

A/N: gak kerasa udah 1 tahun lebih saya gak nulis cerita? Dan mohon maaf buat ff di fandom sebelah yang belum saya tamatin kemungkinan akan hiatus.

Iseng baca ff time travel harpot dan ternyata seru, sebagai pelampiasan saya buat ff ini karena udah baca semua ff harry time travel dengan pairing orion/regulus x harry. Butuh asupan tapi dah gak ada, jadinya buat sendiri adalah solusinya, wkwkwkwk. Gak tau kenapa suka sama rarepair. Biasa yang rame di harpot itu drarry tapi saya malah buat yang gak biasa.

Happy reading! Alurnya agak lambat. Slow update? Maybe. Semoga suka.

Disclaimer! Harry Potter : J.K. Rowling

Pairing : Orion x Harry
__________

Semuanya akan terasa jauh lebih baik jika Harry Potter bukanlah The boy who lived yang membuatnya mendapatkan perhatian dari seluruh dunia sihir, di mana dia tidak membutuhkannya.

Kedua orang tuanya mati karena ramalan bodoh yang Trelawney katakan tentang Voldemort dan dirinya. Tidak ada yang bisa hidup sementara yang lain bertahan...

Yah... Di sinilah Harry Potter meratapi kematian ayah baptisnya, Sirius Black. Memohon kepada Bellatrix Lestrange untuk membunuhnya juga saat itu dan dengan senang hati Bellatrix mengabulkannya.

___________

Harry mengerjapkan matanya berkali-kali. Penglihatannya cukup jelas bahkan tanpa kacamatanya. "Aku pikir aku sudah mati."

"Belum, tuanku." Sebuah suara menenangkan datang dari belakangnya.

Harry terkejut memutar tubuhnya dan berusaha mencari di mana tongkatnya berada. "Siapa di sana?"

Sosok misterius itu perlahan mendekat, jubah hitamnya yang panjang menyapu lantai hitam segelap malam. "Bagaimana pun, saya tidak bisa membiarkan anda mati begitu saja."

Harry mengerutkan keningnya pada sosok misterius di depannya. "Dan kenapa seperti itu?"

"Ada banyak dunia alternatif, tuanku. Dunia di mana anda bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik."

Harry termenung sesaat memikirkan perkataannya. Apakah dia akan memutar waktu? Tapi Harry yakin kalau dia sudah mati, rasa sakit yang dia rasakan begitu nyata. Dia bahkan tidak mengenali sosok berjubah misterius itu. Wajahnya tertutup, jubahnya sangat panjang, hanya tangan putih pucat nyaris seperti mayat yang bisa Harry lihat.

Mata hijaunya menatap kosong ke depan mengabaikan sejenak sosok asing itu. Pancaran kesedihan terlihat jelas dibalik matanya yang indah, Harry bisa bertemu kembali dengan Sirius, kedua orang tuanya, Remus, bahkan jika dia beruntung Harry bisa menyelamatkan keluarga Black.

"Apa yang kau maksud dengan dunia alternatif itu?"

Walau wajahnya tertutupi tudung jubahnya, Harry bisa merasakan kalau dia sedang ersenyum. "Saya ingin anda menerima uluran tangan saya." Tangan pucat itu terulur mengambang di udara menunggu Harry menyambutnya.

"Tidak ada yang perlu ditakutkan. Saya tidak akan menyakiti anda." Kata-kata itu seolah-olah telah mengangkat beban keraguan yang berada di hati Harry.

Tangan Harry menyentuh tekstur tangannya yang dingin. "Death." Ucap Harry.

Mengangkat sedikit kepalanya Death tersenyum kepada Harry. Klaimnya atas tiga hallow telah menjadikan dirinya sebagai master of death, itulah sebabnya Death memanggil Harry dengan sebutan "Lord".

"Ke mana kau akan mengirimku?"

Death memiringkan kepalanya, "tahun 1929, anda akan terlahir sebagai satu-satunya putra dari keluarga Peverell. Hadrian Linfred Peverell, Harry Potter tidak pernah ada. Anda terlahir dari ayah dan ibu berdarah murni. Kedua orang tua anda telah meninggal dan tinggal bersama paman dari pihak ibu anda. Karena dia adalah satu-satunya keluarga anda yang tersisa."

New World, Same ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang