Basilisk II

974 152 6
                                    

Disclaimer: Harry Potter! J.K. Rowling

______________________

Orion mengikuti Harry tepat selangkah di belakangnya. Ekspresi kekhawatiran tergambar di wajahnya, ada banyak yang ingin dia tanyakan. Dan Orion menolak meninggalkan Harry sendirian hingga akhirnya mereka tiba di kamar mandi perempuan lantai 2.

"Hadrian? Tidak bisakah kita kembali saja?"

Orion merenung sejenak, dia percaya pada Harry sepenuhnya. Meskipun ini lelucon yang sama sekali tidak lucu, Orion tetap akan memercayainya. Ketika langkahnya terhenti, Orion ikut berhenti dan mendekat untuk berdiri di sampingnya.

Di kamar mandi yang sudah tidak terpakai itu. Dalam cahaya yang remang-remang diamatinya mata hijau Harry yang mirip dengan warna kutukan pembunuh. Warna yang cantik itulah yang dipikirkan oleh Orion.

"Apa kau pernah mendengar tentang kamar rahasia?" Tanya Harry tanpa memalingkan pandangannya dari wastafel di depannya. Tangan kirinya mengelus keran yang memiliki ukiran ular yang tidak akan disadari oleh siapapun, kecuali mereka melihatnya dengan saksama.

"Itu cerita yang pernah dibacakan oleh Ibuku. Kamar rahasia Slytherin yang hanya bisa dibuka oleh pewaris Slythe—" Orion membelalakan matanya, napasnya sedikit memburu. Harry adalah parselmouth! Kenapa dia bisa lupa fakta bahwa itu artinya sahabatnya adalah pewaris Slytherin.

Orion sedikit merutuki kebodohannya, "apa kau berencana untuk membukanya?"

"Bukan berencana tapi aku memang akan membukanya." Katanya pasti.

"Tapi kita tidak tahu di mana letak kamar rahasia itu."

Sejenak Harry menatap Orion lalu tersenyum, "kita sudah menemukannya." Jawabnya sambil mengambil langkah mundur dan mulai mendesis— mengatakan sesuatu yang artinya buka.

Mata perak Orion berkedut, dia menekan bibirnya hingga segaris tipis. Mengamati ruangan yang mulai terbentuk seperti terowongan. Dia bisa merasakan sensasi dingin yang menggigil setiap Harry berbicara dalam bahasa Parsel. Sensasi yang membuat jantungnya berdebar dan perutnya yang mengalami perasaan menggelitik yang aneh.

Orion melihat ke bawah. Ruangan yang baru terbentuk itu sangat gelap. Kakinya menendang batu kecil hingga terjun bebas ke dalam ruangan itu. Indra pendengarannya menangkap suara batu yang jatuh ke dalam air. "Sepertinya tidak terlalu dalam."

Pada mulanya Orion menganggap kalau ruangan yang mereka sebut kamar rahasia hanyalah dongeng belaka. Karena sejak Salazar Slytherin meninggalkan Hogwarts dan membuat kamar rahasia itu, tidak pernah ada yang tahu di mana dan bagaimana cara membukanya.

Orion sebenarnya ingin bertanya darimana Harry bisa mengetahui di mana letak kamar rahasia itu. Tapi dia mengurungkan niatnya, karena jika waktunya sudah tiba Harry akan berbicara dengan sendirinya. Seperti yang sudah dia lakukan sebelumnya.

Harry menghela napasnya dalam-dalam, "mau temani aku masuk ke dalam?"

Orion mengulurkan tangan kanannya pada tangan kiri Harry dan menjalin jari-jari mereka bersama. Dengan sedikit dorongan mereka berdua meluncur masuk ke dalam terowongan. Angin dingin menerpa wajah pasangan itu. Sampai akhirnya mereka sampai ke dasar terowongan dengan bunyi gedebuk kecil.

"Orion?"

"Ya?"

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Harry khawatir.

New World, Same ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang