Hogwarts

1.2K 176 8
                                    

Peron 9 ¾ sama seperti yang Harry ingat. Sebagian besar anak-anak telah mengucapkan salam perpisahan mereka dan masuk ke dalam kereta. Felix memeluknya terakhir kali sebelum dia masuk ke Hogwart Express dan melambaikan tangannya, mengucapkan salam perpisahan.

Harry berjalan menyusuri gerbong kereta satu per satu dan menemukan satu kompartemen kosong yang bisa dia tempati. Mengayunkan sedikit tongkat sihirnya dan kopernya sudah berada di atas kompartemen. Harry duduk termenung menatap ke luar, cuacanya cerah, Hogwarts Express melaju dengan kecepatan penuh.

Harry menoleh ke samping setelah mendengar adanya ketukan pintu di kompartemen yang sedikit terbuka. "Keberatan kalau kita berbagi kompartemen?" Ucap anak laki-laki itu. Harry mengenalnya, anak laki-laki yang sama yang dia temui di Twilfitt and Tattings.

Orion Black.

"Kita bertemu lagi, Hadrian."

"Kau mengenalnya, Orion?" Mata hijau Harry menatap sosok pirang pucat yang duduk di samping Orion.

Malfoy.

Kakek dari Draco Malfoy. Mereka memiliki kemiripan yang signifikan. Wajah tampan khas aristocrat, rambut pirang putihnya serta mata abu-abu khas Malfoy. Gen dari Malfoy secara turun-temurun sangat kuat bahkan sampai ke 2 generasi berikutnya.

"Kita bertemu di Twilfitt and Tattings." Orion mengamati Harry dari ujung kepala sampai ujung kaki– seolah sedang menilainya. "Aku belum mengetahui dari mana keluarga mu berasal. Dan perkenalkan dia Abraxas Malfoy."

Abraxas menganggukan kepalanya. Sikap angkuhnya jelas terlihat. Dia bahkan tidak melirik Harry sama sekali.

Diamati oleh Orion jelas membuat Harry gugup. Felix sudah memperingatkannya tentang keluarga darah murni. Mereka membenci muggle dan berdarah campuran. Harry tersenyum kecil, menatap Orion dan Abraxas bergantian. "Hadrian Linfred Peverell." Mengulurkan tangan kanannya sengaja memperlihatkan cincin Lord yang terpasang di jari telunjuknya.

Menunjukkan kekuasaannya kalau dia adalah seorang Lord dari The Noble and Most Ancient House of Peverell. "Tidak mungkin, aku pikir Peverell sudah tidak ada lagi selama ratusan tahun." Abraxas ternganga, topeng sempurnanya lepas dan Abraxas menatapnya dengan rasa penasaran yang tinggi. "Siapa ibumu?" Orion menendang kaki Abraxas menatapnya tajam.

"Tidak apa-apa, ibuku adalah Violetta dia adalah Rosier sebelum menikah dengan ayahku." Orion menghela napasnya lega, seolah baru saja ada beban yang terlepas dari dadanya. Dia cukup senang mengetahui kalau Hadrian adalah darah murni. Orion menyukainya, jelas memiliki ketertarikan khusus terhadap anak bermata hijau itu.

"Senang bertemu denganmu Hadrian dan panggil saja aku Orion."

_________

Sepanjang perjalan kereta mereka hanya membicarakan hal-hal ringan dan terkadang Abraxas akan mencelah beberapa kelahiran muggle yang akan menghadiri Hogwarts nanti. Orion hanya menanggapinya dalam diam, lebih tertarik menatap Harry yang duduk di depannya.

Sekarang mereka berdiri di aula besar, Abraxas dan Orion sudah dipanggil dan telah disortir ke dalam Slytherin. Ada beberapa darah murni yang Harry perhatikan seperti Nott, Parkinson, Greengrass, Avery, Lestrange.

"Hadrian Peverell."

Harry berjalan dengan penuh keanggunan dan mendudukkan dirinya di kursi kayu membiarkan topi penyortiran jatuh di atas kepalanya. "Peverell? Atau harus aku katakan Potter?"

Harry terkekeh membuat semua orang bertanya apa yang dikatakan topi itu kepadanya, "Peverell."

"Kali ini kau tidak akan menentang pilihanku?"

New World, Same ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang