What I Want

764 115 4
                                    

Disclaimer : Harry Potter! J.K. Rowling

A/N : dua ch sekaligus? Yes. Makasih buat vote + komen di ch sebelumnya. Masih gak nyangka ada yang mau baca karya abal-abal author yang ala kadarnya. 😂

________________________

Hari, minggu, dan bulan telah berlalu, Harry menghindari Orion dan begitu pula sebaliknya. Dulunya tidak terpisahkan, sampai-sampai ada ungkapan jika kau ingin mencari Orion maka carilah Hadrian. Tapi, kini, dua remaja itu terpisahkan seolah tidak saling mengenal.

Harry makan di sudut terjauh dari aula besar dekat dengan pintu keluar hanya ditemani oleh Corvus dan Alphard. Sedangkan Orion dikelilingi oleh banyak orang. Bahkan Walburga tidak segan-segan untuk duduk di sampingnya sesekali.

Matanya tidak bisa lepas dari cincin pertunangan yang tersemat di jari manis sebelah kanan Walburga. Entah kenapa cincin itu selalu menarik perhatiannya, Harry terkadang mengutuk dirinya sendiri karena begitu memperhatikan apa yang tidak menjadi miliknya.

Sesaat pandangan matanya bertemu dengan Walburga, wanita itu tersenyum, dan senyuman itu seolah sedang mengejeknya. Harry hanya menanggapinya dengan senyuman lembut yang langsung dibalas tatapan tajam oleh Walburga. Dia terlihat kesal, jelas tidak mendapatkan tanggapan yang ia inginkan.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Alphard.

Harry tersenyum, "tidak pernah sebaik ini." Alphard tidak lagi bertanya matanya menatap Harry dan Orion bergantian.

Sisa sarapan ketiganya dipenuhi keheningan dan hanya suara sendok garpu yang beradu dengan piring serta hiruk pikuk siswa yang berada di aula besar.

______________________

Siang harinya, Harry mendatangi kamar mandi perempuan lantai dua dan membuka Kamar Rahasia. Tempat itu sudah menjadi tempat persembunyiannya. Tidak ada yang bisa menemukannya dan Harry sangat menikmati kesendiriannya saat ini.

Suatu hari, ia menemukan suatu ruangan yang benar-benar mirip seperti kamar yang pernah ditinggali oleh seseorang, lengkap dengan tempat tidur, meja belajar, dan buku-buku tua yang sudah lapuk termakan usia. Tanpa menerka pun Harry sudah tahu siapa pemilik ruangan itu.

Salazar Slytherin.

Harry duduk di atas kursi memandangi langit-langit kotor yang dipenuhi oleh debu dan serangga. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan semua isinya.

Berbagai macam perkamen berserakan di atas meja. Harry berniat untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Corvus dan Alphard memiliki jadwal kelas lain sehingga mereka tidak akan mencarinya untuk sementara waktu.

Ia menolak untuk membiarkan pikirannya kosong dan berujung memikirkan penyesalannya terhadap Orion. Dan ketika Harry tanpa sengaja bertatapan dengannya— mata perak yang selalu memancarkan kehangatan ketika menatapnya kini sedingin es.

Orang-orang bisa berubah 180 derajat dalam waktu satu malam.

Dan Harry sudah mulai terbiasa karena itu mengingatkannya pada Ron. Sahabat pertamanya yang menuduhnya telah berbuat curang di tahun keempat mereka. Serupa tapi tak sama. Kurang lebih seperti itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan keadaannya saat ini.

Menelan bulat-bulat kekecewaannya, Harry mulai menggoreskan pena bulunya di atas perkamen. Menulis sampai tangannya mati rasa dan itu jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

New World, Same ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang