BAB 6

263 76 79
                                    

Happy reading🥳

__________

Cklek

"NAYLA." teriak antusias seorang gadis yang duduk diatas brankar sedang disuapi bubur oleh ibunya.

"Mona, gue kangen," ujar Nayla berlari dan langsung memeluk Mona, Mona pun membalas pelukannya.

Sedangkan Cakra geleng-geleng melihat tingkah dua sahabat itu. Bunda Sella yang duduk sambil memegang mangkuk bubur tersenyum melihat anaknya bahagia bertemu dengan Nayla.

Nayla dengan keluarga Mona memang sangat dekat, bunda Sella sudah menganggap Nayla anaknya sendiri begitu juga Galih.

"Si Galih kemana kok dia gak ikut?" tanya Mona menatap pintu ruangannya.

"Dia belum sampai kayaknya, mungkin bentar lagi." jawab Nayla, Mona mengangguk, kini pandangannya beralih kepada Cakra yang berdiri disamping Nayla.

"Eh ada Cakra juga." ucap Mona menatap Cakra yang juga menatapnya.

"Iya gue juga pingin jenguk lo, lo udah baikan kan?" tanya Cakra.

"Iya aku udah sembuh, tapi aku belum diizinin pulang sama dokter." ujar Mona dengan muka di tekuk.

Bunda Sella mengelus surai rambut Mona dan tersenyum menatap anaknya itu. "Kamu harus sembuh dulu sayang, kalo udah sembuh kamu boleh pulang." ucap bunda Sella.

Mona menatap bundanya, "Tapi bun, Mona kan udah sehat, lagian udah gak sakit lagi. Mona bosen dirumah sakit bau obat, Mona gak suka." keluh Mona dengan mengerucutkan bibirnya.

"Mona lo harus nurut apa kata dokter sama bunda ya, biar cepat sehat nanti kita bisa sama-sama lagi." sahut Nayla. Mona hanya mengangguk.

"Kalo gitu kalian lanjut aja ngobrolnya ya, bunda mau keluar ada urusan." ujar bunda berdiri dari duduknya.

"Iya bun."

Setelah itu bunda Sella keluar dari ruangan Mona. Selang berapa waktu Galih datang bersama Liam dan Glen.

"Lo pada dari mana? Lama banget gak nyampe-nyampe," tanya Cakra kepada tiga temannya itu.

"Kita habis dimarahin pak Eko tadi," jawab Galih.

"Dimarahin? Kok bisa?" tanya Cakra menatap mereka bingung.

"Temen lo ni cari gara-gara, pas waktu kita lewat depan rumahnya pak Eko, ada Oman tuh dipohon depan rumahnya pak Eko, nah sama si Glen dilempar tuh Oman pakek batu." jelas Galih dengan menatap Glen kesal, sedangkan Glen menyengir lebar.

"Ada-ada aja lo, untung lo gak dicakar sama Oman." ucap Cakra geleng-geleng kepala.

"Habis gemes sih itu monyet, jadi gue lempar deh pakek batu. Hehehe." ujar Glen dengan wajah tanpa dosanya. Sedangkan yang lain menahan diri agar tidak membanting Glen, karena sikapnya yang kurang ajar.

"Mon, gimana kondisi lo?" tanya Galih beralih menatap Mona.

"Alhamdulillah, aku udah sehat." jawab Mona dengan tersenyum. Mendengarnya Galih ikut tersenyum, dia merasa senang sahabatnya sudah membaik.

"Mona gimana kok lo bisa masuk rumah sakit sih, emang Johan sama temannya ngapain lo?" tanya Glen penasaran.

Mona menarik nafas dan menceritakan kejadian itu kepada mereka semua.

Flashback on

Saat itu Mona dan Galih baru saja keluar dari kelas karena bel pulang sudah berbunyi. Mereka berdua berjalan di Koridor yang mulai sepi hanya ada beberapa murid saja yang belum pulang.

My Psychopath GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang