BAB 11

214 23 6
                                    

"Sayang, papa sama mama sekarang harus berangkat keluar negeri, kamu jaga diri baik-baik yah," ucap pria paruh baya yang merupakan ayah Nayla, hari ini orang tuanya akan berangkat keluar negeri untuk menyelesaikan pekerjaan disana.

"Papa sama mama gak lamakan? cepet pulang yah," jawab Nayla dia memandang kedua orang tuanya yang mulai memasuki mobil.

Erlan dan Zeana mengangguk dan tersenyum kearah putrinya, "Iya sayang," jawab Zeana.

Setelah itu mereka memasuki mobil. Mobil itu melesat meninggalkan pekarangan rumah mewah tersebut, Nayla memandang kepergian mobil yang dinaiki orang tuanya dengan tersenyum kecut, lagi-lagi dia tinggal sendiri dirumah sebesar ini bersama Bi Inah.

Bi Inah mengelus pundak anak majikannya itu dengan lembut, "Yang sabar ya Non, masih ada Bibi disini," ucap Bi Inah menatap kasihan Nayla yang menunduk.

"Iya Bi, makasih udah ada buat aku disaat mama sama papa pergi, Bibi yang bisa ngertiin Nayla," ujar Nayla seraya memeluk Bi Inah. Sedari dulu Nayla sudah dirawat oleh Bi Inah, karena Zeana tidak sempat merawatnya dia sibuk dengan karirnya.

"Yasudah yuk Non masuk, disini dingin," ajak Bi Inah. Nayla menurut dan memasuki rumah besar itu.

____

Seorang pemuda mengendarai motornya dengan ugal-ugalan dijalanan sampai membuat pengendara lain mengumpat kesal. Dibelakangnya terdapat anak kecil  umur 8 tahun yang memeluknya  dengan sangat erat karena dia ketakutan terbayang jika dirinya sampai terbang seperti layang-layang.

"ABANG AKU TAKUT!" teriaknya ketakutan.

"BIAR CEPAT SAMPAI CILL!!!"

Motor itu terus melaju dengan kecepatan diatas rata-rata sampai membuat pohon-pohon dipinggir jalan bergoyang. Sampai Diperempatan jalan dari arah kanan terdapat mobil truk yang tengah melaju dengan kecepatan kencang, sedangkan pengendara motor ini tidak mengetahuinya sampai silaunya cahaya ilahi mengalihkan perhatiannya.

Tin...

Aaa... Aaa..

Bruk...

Truk itu menabrak pengendara motor yang dikendarai oleh pemuda dan anak kecil yang diboncengnya, dan membuatnya terpental sampai beberapa meter. Semua orang berbondong-bondong melihat kecelakaan itu, mereka menatap iba, dan ada juga yang memotretnya atau divideo juga agar trending.

"Apa ini akhir dari hidupku, Tuhan?" monolog pemuda itu yang tergeletak dengan darah yang bercucuran membanjiri kaos putihnya. Dia terbatuk darah dan merasakan sakit yang luar biasa.

"Maafin aku mah, pah," setelah mengucapkan kalimat itu, dia menutup mata untuk selamanya.

Seorang anak kecil menangis histeris menghampiri abangnya itu yang sudah tidak bernyawa, dengan susah payah berjalan agar dapat melihat kondisi abangnya itu, tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya kasihan.

"Abang, bangun Bang...?" ucap anak kecil itu sembari mengguncangkan tubuh abangnya yang penuh darah.

"Abang hiks.. Vino takut. Abang bangun jangan tinggalin Vino....." anak kecil itu terus meracau membangunkan sang abang yang sudah tidak bernyawa itu. Seorang ibu-ibu menghampiri anak kecil itu yang bernama Vino, dan menggendongnya menjauh dari tubuh sang Abang yang hendak dimasukkan kedalam mobil Ambulans.

Vino terus menangis histeris ketika orang-orang berbaju putih itu memasukkan tubuh abangnya didalam mobil.

"Aku mau ikut Abang!"

"Iya Nak, kamu juga akan dibawa ke rumah sakit sama abang kamu," balas ibu itu yang menggendong Vino dan membawanya mendekati mobil ambulans itu. Lalu, menyuruh Vino masuk kedalam, dia langsung memeluk tubuh abangnya itu dengan sangat erat.

My Psychopath GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang