Silahkan tekan tanda vote (⭐) jika berminat 😉
Happy reading...─────────────────────────
Esoknya ~
Pagi ini Daniel sudah menunggu di rumah Belva untuk mengantarnya ke bandara.
"Silahkan di minum, den" ucap bi Nilam setelah membawakan minuman untuk Daniel.
"Makasi ya bi, tante Leona dan om Gio gak ada di rumah?" Daniel menanyakan keberadaan orangtua Belva.
"Tuan dan nyonya sedang ada di luar kota untuk beberapa hari"
Daniel hanya mengangguk saat mendengar jawaban bi Nilam. "Belva pasti sangat kesepian karena orangtuanya selalu sibuk." batin Daniel.
Beberapa saat kemudian, Daniel melihat Belva yang turun dari kamarnya sambil membawa koper. Belva tampak begitu cantik dan membuat Daniel terpesona.
"Ada apa? Apa ada yang aneh pada pakaianku?." Tanya Belva saat Daniel terus saja menatapnya tanpa berkedip.
"Ti...tidak, tidak ada yang salah dengan pakaianmu." Ucap Daniel dengan sedikit canggung.
"Apa kau benar-benar yakin akan mengantarku?" Belva bertanya hanya untuk memastikan Daniel benar-benar yakin dengan keputusannya.
"Iya, ayo berangkat, nanti kau bisa ketinggalan pesawat." Ucap Daniel sambil membantu Belva membawa kopernya.
Bisa dibilang Belva sangat takut jika trauma Daniel kembali, karena Zen pernah menceritakan bagaimana depresinya Daniel saat kecelakaan pesawat merenggut nyawa kedua orangtuanya hingga membuatnya trauma dengan suara pesawat. Daniel sudah susah payah untuk melupakan kejadian itu, jadi Belva tidak ingin Daniel memaksakan dirinya.
Saat sudah sampai di bandara, Belva bisa melihat Daniel mengepalkan tangannya dan tangannya juga sedikit bergetar. Belva langsung menggenggam tangan Daniel untuk menenangkannya.
"Semua akan baik-baik saja." ucap Belva yang dibalasan senyuman oleh Daniel. Daniel senang karena Belva sangat mengerti perasaannya.
"Kau sudah merasa lebih tenang?" Tanya Belva pada Daniel.
"Iya, ini tidak buruk sama sekali. Sepertinya trauma ini sudah hampir hilang." ucap Daniel.
"Itu bagus, terimakasih karena kau sudah mengantarku hari ini."
"Sama-sama, omong-omong kotak musik yang kau berikan sangat indah." ucap Daniel.
"Benarkah? Aku membelinya karena ada tulisan 'sunshine' diatasnya. Daniel kau seperti sinar matahari yang mengisi kekosongan dalam hidupku, kau selalu membawaku pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan saat kita liburan bersama. Aku sangat berterimakasih untuk itu"
"Bukan hanya kau yang harus berterimakasih, tapi aku juga. Terimakasih karena kau selalu bisa membuatku tersenyum dan melupakan semua duka yang aku miliki. Kembalilah dengan selamat, Bel. Jangan terlalu terbebani dengan pekerjaanmu, semoga kau selamat sampai tujuan." Ucap Daniel sambil memeluk Belva.
"Baiklah, aku pasti akan segera kembali" Belva membalas pelukan Daniel.
Daniel pun melepaskan pelukannya dan membiarkan Belva pergi bersama asistennya.
Xoxo Bar~
"Ahhh...." Ini adalah gelas alkohol Daniel yang ketiga.
Ya...saat ini Daniel sedang berada di bar bersama dengan Zen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine | Hyunjin Yeji
FanficDaniel Agustin dan Belva Wijaya sudah bertunangan selama hampir dua tahun. Daniel yang mempunyai trauma dengan "kehilangan" tidak ingin menaruh hati pada siapapun termasuk pada Belva. Maka dari itu Daniel dan juga Belva sepakat untuk memutuskan pert...