19

50 3 0
                                        

Silahkan tekan tanda vote (⭐) jika berminat 😉
Happy reading...

─────────────────────────

"Zen ..." itu adalah kalimat terakhir yang Sella ucapkan sebelum ia jatuh pingsan.

Orang-orang langsung menghampiri Sella dan Diego.

"Sella! Buka matamu!." Zen mencoba menepuk pipi Sella, tetapi tidak ada respon.

Meta dan Reyhan juga langsung berlari ke arah putri mereka itu. Meta yang tak kuasa melihat kondisi putrinya, akhirnya jatuh pingsan.

"Sayang! Buka matamu!." Reyhan ikut panik saat istrinya kehilangan kesadaran.

Beberapa detik kemudian, ambulance pun datang dan Zen langsung membawa Sella kedalam ambulance.

"Zen, tolong temani Sella ya. Om juga akan membawa tante Meta ke rumah sakit yang sama." Pinta Reyhan pada Zen, sebelum ia membawa istrinya ke rumah sakit.

"Baik om, serahin semua pada Zen." Ucap Zen.

Zen pun masuk ke dalam ambulance untuk menemani Sella. Ia tak bisa menahan air matanya saat melihat kondisi Sella dengan luka di tangannya.

"Kamu harus bertahan sayang, aku yakin kamu pasti kuat." Ucap Zen sambil mengelus punggung tangan Sella.

Beberapa saat kemudian, ambulance pun sampai di rumah sakit.

Sella langsung di tangani oleh dokter, sedangkan Zen menunggu di luar ruangan dengan perasaan cemas.

"Kak Zen...!." Zen mendengar suara Belva dari kejauhan.

Benar saja, Belva datang bersama dengan Daniel.

"Kakak gapapa?." Tanya Belva pada Zen.

Zen menggelengkan kepalanya, Belva langsung sigap memeluk kakak sepupunya itu.

"Kakak takut." Ucap Zen sambil menangis di pelukan Belva.

"Sttt...kakak ga perlu takut. Percaya sama Sella, dia pasti baik-baik aja." Belva berusaha menenangkan Zen.

"Bener bro, Sella pasti baik-baik aja. Dia pasti kuat." Daniel juga ikut memberi semangat pada temannya itu.

Butuh beberapa menit sampai akhirnya Zen bisa mengendalikan dirinya.

Disaat yang sama, dokter-pun keluar dari ruangan setelah memeriksa keadaan Sella.

"Dengan keluarga pasien?."

"Benar dok, saya tunangannya." Ucap Zen.

"Nona Sella menghirup terlalu banyak asap, itulah yang menyebabkan ia kehilangan kesadaran. Untungnya nona Sella cepat di bawa ke rumah sakit, jika tidak nyawa nona Sella pasti akan berada dalam bahaya."

"Lalu bagaimana kondisi Sella sekarang dok? Dia baik-baik saja 'kan?." Tanya Belva.

"Ada luka bakar di lengan kanan nona Sella, tapi untungnya itu hanya luka bakar ringan dan kami sudah membalut lukanya dengan perban. Sekarang kami hanya perlu menunggu nona Sella siuman, agar kami bisa memeriksa kondisinya lebih lanjut." Jelas dokter itu.

"Kapan Sella akan sadar dok?." Tanya Zen.

"Hanya Tuhan yang tau kapan nona Sella akan membuka matanya, jika dalam 24 jam nona tidak membuka matanya, maka nyawanya akan ada dalam bahaya. Kami mungkin akan mengambil tindakan yang lebih serius jika hal itu terjadi, jadi tuan harus berdoa agar nona segera membuka matanya."

Jantung Zen seakan berhenti berdetak untuk beberapa saat setelah mendengar ucapan dokter, tapi Belva dan Daniel dengan sigap memegang bahu Zen dan memberinya isyarat agar tetap tegar.

Sunshine | Hyunjin YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang