bintang "⭐" untuk vote jika berminat ><
Happy reading 🤍─────────────────────────
"Harusnya kamu gak perlu dateng ke kantor hari ini, sayang." Ucap Reyhan.
"Ayolah pa, papa sudah mengatakan ini sejak pagi. Sella beneran gapapa kok. Lagi pula pekerjaan Sella banyak banget di kantor." Ucap Sella.
"Kan kamu bisa bawa pekerjaan kamu ke rumah, kalau keadaan kaki kamu makin parah gimana, hm?."
"Ribet pa. Lagi pula kalau Sella capek, Sella bisa istirahat di kantor kok. Papa tenang aja, oke?." Sella mencoba meyakinkan papanya itu.
"Tapi kamu harus segera ngabarin papa kalau kaki kamu makin parah, janji?."
"Janji." Ucap Sella sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking papanya itu.
Terkadang orang tua Sella memang sangat posesif padanya. Mengingat bagaimana perjuangan mereka untuk mendapatkan seorang anak setelah Meta mengalami keguguran berulang kali.
Bagi Reyhan dan Meta, Sella adalah sebuah keajaiban yang Tuhan berikan pada mereka.
"Apa presdir sekali lagi kalah dari keinginan nona Sella?" Tanya seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan Sella setelah papanya pergi.
Wanita itu adalah Risa, sekertaris Sella di kantor.
"Kau memang sangat peka, Risa." Ucap Sella sambil sedikit tertawa.
"Tentu saja, kalau pun ada penghargaan ayah terbucin di negara ini, saya yakin Presdir akan memenangkannya." Ucap Risa sambil tertawa.
Sella ikut tertawa mendengar candaan dari sekertarisnya itu.
"Sudah cukup bercandanya, sekarang bisakah kau mengambilkan berkas yang harus aku tanda tangani hari ini?." Ucap Sella.
"Baik nona, saya akan segera membawakan berkasnya."
Tidak ada lima menit Risa meninggalkan ruangan Sella, tapi ia sudah kembali dengan napas tidak teratur.
"Ada apa? Dimana berkas yang aku minta?." Tanya Sella.
"No-nona. Saya baru saja melihat tuan Zen memasuki lobby dengan sangat tergesa-gesa. Saya langsung kemari untuk memberitahu nona." Jelas Risa.
"Apa? Zen ada di sini? Tapi kenapa?." Ucap Sella bingung.
"Apa tuan Zen datang untuk bertemu nona?." Tanya Risa pada Sella.
"Tidak mungkin, Zen tidak mengatakan kalau ia akan datang kemari--." Belum sempat Sella menyelesaikan ucapannya, namun Zen sudah membuka pintu ruangannya.
Zen berdiri di hadapan Sella dengan napas tidak teratur tanpa mengatakan apapun.
"Risa, kau boleh pergi sekarang." Perintah Sella pada sekertarisnya itu.
"Risa sudah pergi, jadi kamu bisa mengatakan apa yang ingin kamu katakan." Ucap Sella pada Zen.
Bukannya mengatakan sesuatu, tapi Zen malah berjalan mendekati kursi Sella.
"Zen, a-ada apa?." Sella terbata-bata karena perilaku Zen membuat jantungnya berdegup kencang.
"Apa sangat parah?." Tanya Zen saat ia melihat telapak kaki Sella yang di perban.
"Ti-tidak! Kakiku baik-baik saja." Sella memalingkan wajahnya karena Zen berada sangat dekat dengannya.
"Tatap mataku dan katakan kenapa kakimu bisa seperti ini, apa ini karena perilaku-ku semalam?." Zen memegang pipi Sella dengan lembut agar Sella bisa menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine | Hyunjin Yeji
FanficDaniel Agustin dan Belva Wijaya sudah bertunangan selama hampir dua tahun. Daniel yang mempunyai trauma dengan "kehilangan" tidak ingin menaruh hati pada siapapun termasuk pada Belva. Maka dari itu Daniel dan juga Belva sepakat untuk memutuskan pert...