07. Mabuk

106 13 1
                                    

Tekan tombol bintang "⭐" untuk vote jika berminat ><
Happy reading 🤍

─────────────────────────

Sekarang Zen ada di depan bar, ia memutuskan untuk minum setelah mendengar keputusan Sella.

Ya... setelah mengatakan semuanya, Sella pergi begitu saja dan meninggalkan Zen yang bahkan tidak sempat mengutarakan perasaannya.

"Daniel?" Zen terkejut saat melihat sahabatnya itu sudah duduk di kursi bar sambil minum.

"Hai, sepertinya kau mengalami hal yang sama denganku." tebak Daniel.

"Gue bahkan tidak sempat mengatakan apapun padanya"

"Belva juga nolak gue, padahal gue udah ngeluarin semua isi hati gue ke dia"

brak...!

Zen memukul meja karena geram. "Gimana kalau Sella benar-benar ingin mengakhiri semuanya?!" Rengek Zen layaknya anak kecil.

"Hei... bukan cuma lo yang takut, tapi gue juga...!" Daniel pun tak mau kalah.

"Kita adalah sahabat dan nasib percintaan kita juga tidak jauh berbeda. Sangat menyedihkan." Ucap Zen sambil mengelus pundak Daniel.

Daniel dan Zen pun berpelukan seperti teletubbies dan membuat orang-orang di sekitar mereka berpikir kalau mereka gay.

Daniel dan Zen terus saja minum hingga waktu tutup bar itu tiba.
"Maaf tuan, kami akan segera tutup." Ucap salah satu pelayan bar pada Daniel.

"Memangnya kenapa kalau kalian ingin tutup? Aku belum puas minum!" Ucap Zen yang sudah mabuk.

"Apa kau tidak lihat kalau kami sedang stres? Biarkan kami bersenang-senang sebentar lagi" kini giliran Daniel yang buka suara.

Pelayan itu sadar kalau dua orang di depannya ini sudah mabuk berat, pelayan itupun memutuskan untuk memanggil sopir Daniel dan Zen.

"Tuan, ayo kita pulang" ajak sopir Zen.

"Tidak...tidak, aku hanya akan pulang jika Sella yang menjemputku" ucap Zen pada supirnya yang baru saja mengajaknya untuk pulang.

"Aku juga ingin di jemput oleh Belva...bisa kau lakukan itu untukku?" Pinta Daniel pada supirnya setelah mendengar permintaan Zen.

"Tapi tuan...ini sudah tengah malam-"

"KAMI TIDAK AKAN PULANG SEBELUM MEREKA DATANG!." Daniel dan Zen berteriak keras kepala.

Supir Daniel dan Zen pun tidak punya pilihan lain selain menghubungi Belva dan Sella untuk datang ke bar.

🌞🌞🌞

Belva's House~

Sejak tadi Belva mencoba untuk tidur, namun matanya tidak bisa terpejam sama sekali karena terbayang-bayang ucapan Daniel tadi.

"Kenapa dia bisa menyukaiku? Atau ini hanya perasaan sementara?." Ucap Belva pada dirinya sendiri sambil berpikir keras.

"Benar! Ini pasti hanya perasaan sementara, Daniel akan melupakan perasaannya padaku sebentar lagi." ucap Belva mencoba positif thinking.

drrtt...drrtt...drrtt...

Ponsel Belva bergetar dan muncul kontak supir pribadi Daniel di sana.

Belva langsung mengangkat panggilan itu karena tidak biasanya supir pribadi Daniel menelponnya.

"Hallo?"

Sunshine | Hyunjin YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang