Dengan tirai jendela yang sedikit terbuka Aira melihat langit malam. Sudah tidak terasa hampir sebulan penuh dia berada di Jakarta.
Dengan banyak kejadian yang terduga.
Hubungan nya dengan Devan tidak sedekat dulu ntahlah, Mungkin karna devan yang memiliki ke sibukkan yang luar biasa.
Untuk berangkat bersama akhir-akhir ini sudah jarang sekali Aira lakukan. tidak enak hati kepada Devan dan juga Devan tidak memaksanya.Aira bangkit dari kursi santainya itu, Jam sudah menunjukkan jam 9. Aira sedikit mengantuk sebelum tidur Aira pergi ke toilet terlebih dahulu.dan segera untuk ke kasur.
¤¤¤¤¤¤
Pagi ini kelas Aira di awali dengan pelajaran olahraga kini Aira dan semua teman sekelasnya sudah berada di lapangan.
"Baiklah anak-anak, materi kali ini iyalah bola volly" kata guru penjaskes yang di ketahui namanya pak mansur.
Para murid manganguk setuju saja, Dan sembari melihat pak Mansur melakukan pergerakan yang nantinya akan di lakukan siswa/i satu persatu.
"Sudah mengerti? kalau belum bapak kasih waktu 5 menit untuk bertanya" pak Samsur pergi menepi untuk ke samping lapangan.
Para murid sama sekali tidak ada niatan untuk bertanya. paham atau tidak seperti sudah hal biasa jika para murid memilih diam saat di kasih kesempatan untuk bertanya.
"Tidak ada yang ingin bertanya?" Tanya pak Mansur menyakinkan.
Gelengan kecil dan sedikit suara "tidak pak" terdengar cukup jelas di telinga pak Mansur. pak Mansur hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah para muridnya itu.
"Kalau ga ada, Langsung aja kita ambil nilai praktek masing masing" ucap pak Mansur sambil membuka buka absen.
Kalian tim mana?di undi dari Abjad atas apa dari bawah? atau dari tengah tengah?
Semua para murid melihat sedikit gelisah apalagi para murid perempuan. Karna harus mengeluarkan tenaga yang cukup banyak dan terkena matahari cukup lama. (sia-sia skincare dedek bg2)
Pak Mansur satu persatu memanggil para murid,dengan sistem acak.
Aira dan Anna merasa hawa siang ini benar-bener panas.
"Ini demi apapun panas banget Ra" ntah sudah berapa kali Anna mengeluarkan kata-kata itu.
"Sabar-sabar" Aira tersenyum menanggapi keluhan Anna yang tidak habis-habisnya.
Di seberang kelas terlihat para rombongan Devan duduk di depan kelas mereka yang memang menyediakan bangku atau bisa di bilang taman mini.
Mereka saling berbincang satu sama lain,Devan terlihat sibuk dengan leptop di depanya."Van acara tahunan jadi?" Tanya fani bertanya sambil memakan kacang kulit yang ia beli di warung mbak Tuti dengan cara menghutang, ingat dengan cara menghutang!
"Jadi" jawab Devan sambil mengangguk.
"Kira-kira siapa yang nyanyi sama baca puisi Van" tanya Alvin dengan tangan yang ingin mengambil kacang kulit milik Fani.
"Oi lu beli kek miskin banget, Beli kacang kulit aja ga mampu" teriak Fani karna dari tadi Alvin seenak hati mengambil kacang kulit milik Fani yang hanya satu bungkus.
"Ceileh lu aja ngutang" balas Alvin tidak ingin kalah.
"Masih untung gua, Usaha" sewot Fani kembali.
Devan melihat Tingkah Fani dan Alvin hanya bisa pasrah, sekecil apapun pasti terjadi pengetengkaran kecil. Sementara Aldo dan Denis hanya diam seribu bahasa.
"Siapa Van" tanya Alvin sekali lagi.
"Apanya" binggung Devan.
"Nyanyi sama baca puisi vannn" kesal Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Berdiri di atas jembatan Menatap langit dengan air mata yang terus mengalir. "Kenapa tuhan" Aira bertanya. Kata-kata yang tajam di lontarkan oleh orang-orang kala itu,masih berputar di pikiran nya, telinga nya tak mampu iy...