🥀 what is this?

874 248 148
                                    

Aku nulis chapter ini ya, sebel sendiri, ya, seneng sendiri 😭

Soraya bukannya enggak enakan, dia udah berusaha nolak ajakan Rara main bareng dengan alasan beda-beda yang jadinya malah muter ke mana-mana sebab Rara terus merayu supaya dia ikut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soraya bukannya enggak enakan, dia udah berusaha nolak ajakan Rara main bareng dengan alasan beda-beda yang jadinya malah muter ke mana-mana sebab Rara terus merayu supaya dia ikut. Rara yang ngotot akhirnya bikin Soraya luluh hingga menyerah dan menerima tawaran itu dengan setengah hati lantaran menolak berdebat kelewat lama dengannya.

Yang tadinya dia mau pulang bareng Mbak Wendi akhirnya batal karena Rara menyabotase dirinya. Mbak Wendi pulang sendiri, terus jadinya sore itu Soraya semobil bareng pasangan suami istri ini. Mereka enggak langsung buru-buru pulang, rencananya mau main sebentar mumpung lagi ketemuan.

Dan dalam perjalanan itu orang yang paling bicara hanyalah Rara. Dia excited sekali ngomongin soal buku dan tokoh dalam cerita itu. Soraya bagian merespon seringnya sih, melempar senyum dikit. Tian hanya menyimak dan tetap fokus menyetir roda empat ini. Sejauh ini belum ada obrolan antara mereka, pria itu bahkan belum memberinya ucapan selamat atas terbitnya buku Heart A Mess sekadar untuk basa-basi doang. Seolah Rara telah mewakilkan seluruh ucapan selamatnya.

Mereka benar-benar kayak dua orang asing baru bertemu. Boro-boro ucapan, sapaan hingga senyuman pun tidak nampak hilalnya, bak sepasang patung yang hanya dapat saling melihat tanpa boleh bicara.

Keputusan itu cukup tepat bagi Tian dan Soraya supaya dapat menghilangkan rasa yang salah, kendati pada akhirnya mereka tetap saling menyakiti.

“Aya udah punya pacar belum?”

Soraya tersedak batuk ketika Rara melayangkan sebuah pertanyaan yang cukup personal baginya. Wajar kalau dia kaget karena sejak tadi Rara hanya ngomongin soal Ansel dan Vera lalu tiba-tiba menanyakan kehidupan personal-nya, sehingga Soraya hanya melempar senyum kecil seiring gelengan dan atensinya membalas  perhatian Rara, perempuan yang duduk di bangku depan sebelah sopir. Namun, entah bagaimana mendadak Soraya sedikit berpaling mata ke arah spion kecil di dalam itu, lalu tersentak ketika mendapati tatapan Tian diam-diam mencuri pandang ke arahnya.

Kedua mata itu saling berjumpa lagi seperkian detik sebelum kemudian Tian membuang pandangan ke depan. Seolah barusan tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Soraya yang gelisah segera berbalik menatap kaca jendela mobil dengan tatapan sayu. Ia kini menyesali keputusannya menerima ajakan Rara.

Dia ceroboh. Harusnya dari pertama kenal dia tidak semestinya menjalin hubungan baik sama Rara kalau akhirnya malah begini. Gadis surai pendek sebahu itu lantas mendesah cukup lama dan Tian diam-diam kembali memerhatikannya tanpa dia ketahui. Rasa prihatin dan rindu itu sekelabat nampak di matanya.

“Kalau aku kenalin sama adikku, mau gak?”

“Ra!” tegur Tian spontan.

Baik Rara maupun Soraya, keduanya sama-sama terkesiap mendengar teguran dalam sekejap itu. Yang membuat jantung Soraya nyaris meledak saking tak terbiasa mendengar suaranya lagi, tapi Rara justru menyeringai lebar seraya mengusap paha suaminya itu.

Hotsy-Totsy [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang