Chapter 6

1.8K 243 29
                                    

Minyoung tampak tengah berkutat dengan bahan makanan juga beberapa alat masak. Wanita itu tengah sibuk menyiapkan sarapan. Sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi. Meski keluarga Park mempekerjakan banyak maid, namun Minyoung sering kali turun tangan memasak untuk keluarganya. Ia sudah terbiasa melakukannya.

"Ada yang bisa ku bantu?"

Minyoung menghentikan aktifitasnya, ia menoleh saat mendengar suara seseorang yang kini sudah berdiri di sebelahnya. Seperti baru saja melihat keajaiban dunia. Di dekatnya saat ini terlihat sosok Jisoo yang berdiri seraya menatapnya.

Namun bukan dengan tatapan kebencian seperti yang biasa gadis itu layangkan.

Minyoung melirik pada maid yang tampaknya juga terkejut melihat kehadiran Jisoo.

Tiba-tiba sekali gadis yang di kenal begitu membenci keberadaan Minyoung. Tapi kali ini justru terlihat datang menghampiri Minyoung.

Tak mendapat respon dari Minyoung membuat Jisoo tersenyum canggung. Seharusnya ia paham akan atmosfer ini. Tak mempedulikan tatapan terkejut dari Minyoung, gadis bersurai hitam itu memilih berjalan menuju kitchen sink. Ia mulai mencuci beberapa piring yang tampak kotor di sana.

Sadar akan apa yang Jisoo lakukan, Minyoung segera melangkah lalu menahan tangan Jisoo yang akan mencuci piring kotor itu.

"Jisoo-ya tidak perlu. Biar Eomma yang mencucinya."

Tapi tampaknya Jisoo tak mengindahkan ucapan Minyoung. Gadis itu tetap melanjutkan kegiatannya.

"Jisoo-ya..."

"Aku hanya mencuci piring, tak masalah bukan?" potong Jisoo tanpa mengalihkan perhatiannya.

Minyoung terdiam. Tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik. Di tengah rasa bingungnya akan sikap Jisoo, Minyoung tak bisa menyembunyikan rasa senangnya melihat apa yang Jisoo lakukan.

"Geurae, hanya itu. Selebihnya biar Eomma yang mengerjakan."

Minyoung kembali menata sarapan yang baru saja matang. Ia segera meletakkannya di atas meja makan. Tak lama seorang gadis dengan wajah khas bangun tidur, tak lupa boneka beruang besar yang berada di pelukannya. Yerim tampak berjalan menghampiri sosok Ibunya.

"Eomma."

Suara serak gadis polos itu berhasil menarik perhatian Jisoo. Ia bisa melihat adik tirinya yang kini memeluk erat Minyoung.

"Putri Eomma sudah bangun."

Sudah menjadi kebiasaan Yeri, saat gadis itu terbangun maka orang pertama yang ia cari adalah ibunya.

"Yerim lapar." gumam Yeri dalam dekapan Minyoung.

"Mandi dulu setelah itu sarapan." ucap Minyoung seraya mengecup puncak kepala Yeri.

"Tapi Yerim mengantuk." ucap gadis itu kembali. Membuat Minyoung terkekeh gemas.

"Hari ini Yerim sekolah, jadi harus segera bersiap."

Mendengar kata sekolah membuat Yeri segera membuka lebar matanya. Sekolah ada hal yang sejak kemarin ia tunggu.

"Yerim harus bersiap, ayo Eomma!"

Yeri tampak menarik tangan Minyoung untuk membantunya bersiap. Gadis itu ingin segera pergi sekolah.

"Sebentar sayang." tahan Minyoung. Wanita itu beralih menatap Jisoo yang sejak tadi hanya diam menatap dirinya dan Yeri.

"Eomma akan mengurus Yeri dulu. Kau segeralah mandi lalu sarapan. Jangan lupa bangunkan Jennie, Rosè dan Lisa." ucap Minyoung seraya tersenyum.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang