Chapter 20

1.7K 238 44
                                    

Minyoung tampak menaikkan selimut yang menutupi tubuh putri bungsunya. Mengecup kening Yeri singkat sebelum pergi keluar dari kamar bernuansa kuning itu.

Tadi setelah Dokter pribadi keluarga Park memeriksa Yeri, gadis polos itu kemudian terlelap. Suhu tubuhnya sempat tinggi karna insiden jatuh di kolam renang. Tak ada hal serius, hanya saja Yeri tampak begitu shock atas kejadian itu.

Saat membuka pintu, Minyoung dikejutkan dengan keberadaan Jennie di depan pintu kamar Yeri. Putri kedua Seojoon itu tampaknya sudah lama berada di sana.

"Dia sudah tidur?" tanya Jennie seraya melihat ke dalam kamar Yeri.

"Eoh, Yeri baru saja tidur. Panasnya juga sudah mulai turun."

Jawaban Minyoung mampu membuat Jennie bernafas lega. Setidaknya adiknya sudah baik-baik saja sekarang.

Adik?
Sepertinya gadis mandu itu mulai mengakui keberadaan adik tirinya.

Minyoung menatap lekat wajah Jennie. Hidung gadis itu tampak memerah, Jennie bahkan terlihat mengenakan hoodie tebal.

Jennie tersentak saat tangan Minyoung tiba-tiba menyentuh keningnya.

"Kau juga demam Jennie." ucap Minyoung dengan nada khawatir.

"Ini bukan hal serius."

"Sudah minum obat?"

Jennie tampak menggeleng, membuat Minyoung menghela nafas.

"Pergilah ke kamarmu, aku akan mengantar makanan juga obat untukmu."

Lagi, Jennie merasa janggal karna lagi-lagi Minyoung tak menyebut dirinya dengan sebutan 'Eomma.'

Jennie menahan Minyoung saat wanita itu akan beranjak.

"Wae?"

"Boleh aku bertanya?"

Minyoung tampak mengerutkan keningnya. Merasa heran karna Jennie harus meminta izin untuk bertanya padanya.

"Apa yang ingin kau tanyakan, Nak?"

Jennie tampak mengulum bibirnya. Merasa gugup akan pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Minyoung.

"Kau... belum memaafkan kami?"

"Mwo?"

Minyoung terlihat bingung.

"Kau tak lagi menyebut dirimu 'Eomma' dihadapanku. Apa kau masih membenci kami?"

Wanita itu bungkam. Kini ia mengerti maksud dari pertanyaan putri tirinya. Bukan tidak sengaja Minyoung tak lagi menyebut dirinya dengan sebutan 'Eomma' dihadapan ke empat putri Seojoon.

Minyoung melakukannya karna ia tau batasan. Dulu ia memang berharap ke empat putri Seojoon bersedia memanggilnya 'Eomma'. Namun sekarang ia tak lagi berharap karna sampai kapanpun ia tak akan bisa menggantikan posisi Yeji.

Seperti yang pernah ke empat gadis Park ucapkan padanya dulu.

Namun jika apa yang ia lakukan justru membuat Jennie mengira bahwa ia membenci mereka, tentu saja itu salah besar.

"Jennie-ya."

Ucapan Minyoung terdengar begitu lembut. Layaknya seorang Ibu yang tengah berbicara dengan putrinya.

Sejak ia menikah dengan Seojoon, bahkan hingga detik ini, ia selalu menganggap ke empat putri Seojoon seperti putri kandungnya sendiri. Menyayangi mereka dengan tulus meski keberadaannya tak akan mampu menggantikan posisi Yeji.

"Kau putri dari pria yang kini menjadi suamiku, itu berarti kau juga putri ku. Aku menyayangi kalian seperti aku  menyayangi putri kandungku sendiri."

"Lalu mengapa kau berbeda sekarang? Bukankah kita sudah berkumpul?"

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang