Chapter 16

1.7K 235 62
                                    

Entah sudah berapa lama gadis mandu itu berdiri di depan pintu kamar rawat Irene. Inginnya masuk, namun ia ragu. Memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi jika ia bertemu Irene nanti. Bagaimana jika Irene menolak kedatangannya?

Klek!

Jennie tersentak saat pintu dihadapannya terbuka, menampilkan sosok wanita yang tak lain adalah Ibu tirinya.

"Jennie-ya, kau sudah lama di sini?"

Tak hanya Jennie yang terkejut, Minyoung juga tampak terkejut saat mendapati putri kedua Seojoon berdiri di depan kamar rawat Irene.

Jennie hanya terseyum canggung. Ia bingung harus bersikap seperti apa. Terlebih saat mengingat perlakuan buruknya pada Minyoung dulu.

"Kau ingin masuk?" tanya Minyoung lembut.

Oh ayolah, setelah apa yang ia lakukan pada wanita itu, mengapa Minyoung masih saja lembut padanya?

Minyoung bersikap seolah tak ada masa lalu buruk yang terjadi antara keduanya.

Jennie diam tak menjawab, namun Minyoung bisa melihat kedua tangan Jennie yang tampak saling meremas.

"Ahjumma akan pulang sebentar mengambil perlengkapan Irene. Jika ingin masuk, masuklah. Irene baru saja tidur setelah Dokter memeriksanya." jelas Minyoung seraya tersenyum hangat. Ia seolah tau jika Jennie tengah merasa gugup.

Seperti ada sesuatu yang mengganjal, Jennie tersadar jika Minyoung menyebut dirinya sendiri 'Ahjumma', bukan 'Eomma' seperti dulu.

"Ahjumma pulang dulu eoh." ucap Minyoung seraya mengusap bahu Jennie sejenak.

Jennie merasakannya, usapan itu begitu hangat.

"Kau akan pulang kemana?"

Baru beberapa langkah, Minyoung menoleh mendengar pertanyaan Jennie.

"Rumah Ahjumma, perlengkapan Irene ada disana."

Lidah Jennie terasa kelu untuk sekedar mengungkapkan isi hatinya. Sebuah kalimat yang sejak kemarin ingin ia utarakan.

"B-bisakah untuk pulang ke mansion. Aku... aku ingin kau kembali."

.

.

.

Pada akhirnya Yewon harus mengalah. Membuang jauh-jauh rasa bencinya pada keluarga Park. Ucapan Rosè seolah menyadarkannya. Ia tak akan mampu memperjuangkan kesembuhan kakaknya sendirian. Ia butuh bantuan keluarga Park.

Satu kotak susu coklat mengalihkan perhatiannya. Seseorang tampak menyodorkan itu padanya.

"Jangan terlalu sering mengkonsumsi minuman soda." ucap Rosè.

Yewon tampak menerimanya dengan malas. Tatapannya kembali lurus ke depan. Menatap indahnya pemandangan disekitar sungai Han.

Sebelumnya gadis blonde itu memaksa Yewon untuk mendatangi semua bos tempat Yewon bekerja. Tak di sangka jika Rosè akan meminta mereka untuk memecat Yewon. Sontak hal itu membuat Yewon marah.

Setelah perdebatan sengitnya dengan Rosè, kakak tirinya itu mengajaknya pergi ke sungai Han.

Mulai hari ini dan seterusnya, Yewon tidak lagi bekerja di minimarket juga cafe. Rosè menyuruhnya berhenti.

"Kau marah karna aku meminta mereka memecatmu?"

Yewon melirik pada Rosè yang duduk di sebelahnya.

'Sudah tau masih saja bertanya.' batin Yewon. Ia tampak memutar bola matanya jengah.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang