Chapter 24

1.7K 240 51
                                    

"Awss... sakit bodoh!"

"Yak! Kau mengatai Unnie mu bodoh!"

"Lalu mengapa kau menarik pipiku?"

"Untuk memastikan jika kau manusia asli."

"Ck! Memang kau pikir aku apa?"

Lisa mendekatkan wajahnya tepat di hadapan Yewon. Ruam merah itu masih terlihat di beberapa bagian kulit Yewon.

"Jangan dekat-dekat." ucap Yewon seraya mendorong kening Lisa agar menjauh dari wajahnya.

"Kau benar-benar alergi garam?"

Mendengar pertanyaan yang di lontarkan Lisa membuat Yewon memutar bola matanya malas. Setelah ini kakaknya pasti akan meledeknya.

Yewon hanya diam tanpa berminat untuk menjawab. Ia kesal karna kelemahannya harus di ketahui oleh saudarinya.

Rosè tampak diam menyimak percakapan kedua adiknya, gadis blonde itu melangkah mendekati bangsal Yewon. Adiknya itu sudah di pindah ke ruang rawat inap. Yewon diperbolehkan pulang setelah cairan infusnya habis.

Tangan Rosè terulur, mengusap lembut puncak kepala Yewon. Ruam merah di wajah sang adik berhasil membuatnya menghela nafas.

Mendapat perlakuan lembut dari Rosè tentu membuat Yewon terhenyak.

Mengapa Rosè lebih dulu tau tentang alergi yang di derita Yewon?

Itu karna dulu tanpa di sadari siapapun, Rosè banyak mencari tau tentang ketiga saudari tirinya. Ia pikir ia bisa menemukan sesuatu yang bisa ia jadikan alasan untuk membenci mereka. Namun Rosè tak menemukan apa yang ia cari.

"Perutmu masih sakit?"

Yewon menggeleng. Nada bicara Rosè terdengar begitu lembut.

"Lalu apa yang kau rasakan sekarang?"

"Gatal."

Sudah pasti, karna Yewon akan selalu seperti itu ketika alerginya kambuh.

"Kau makan apa sampai alergimu kambuh?"

Yewon terdiam sejenak, ia ingat tadi pagi ia membeli sarapan di kantin.

"Nasi goreng kimchi, tapi aku sudah berpesan pada Bibi kantin agar tak menambahkan garam."

Rosè menggelengkan kepalanya.

"Jangan lagi membeli makanan di luar. Kau bisa membawa bekal dari rumah." nasehat Rosè.

"Kau lupa Unnie, bocah nakal ini pergi meninggalkan sarapannya dengan sok keren. Lihatlah sekarang hasilnya."

Ingin rasanya Yewon mengumpat di hadapan Lisa. Entah mengapa kakaknya itu jadi ikut menyebalkan sekarang.

"Jika kau hanya ingin mengejekku, lebih baik kau pulang saja." kesal Yewon yang justru membuat Lisa terkekeh gemas.

"Setelah infusmu habis kita akan pulang." ucap Rosè. Ketiga gadis itu tampak masih mengenakan seragam sekolah lengkap.

"Jangan beritahu siapapun."

"Aku sudah menghubungi Jennie Unnie."

Kedua mata Yewon membola, jika Jennie tau sudah pasti saudarinya yang lain juga tau. Yewon harus siap dengan pidato panjang dari Irene.

"Mengapa menghubungi Jennie?" tanya Yewon dengan kesal. Ia hanya tak ingin diceramahi semua orang.

Tuk!

Awss...

"Dia itu Unnie kita, tidak sopan hanya menyebut namanya." ucap Lisa dengan raut wajah yang berhasil membuat Yewon takut.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang