Chapter 41

1.6K 202 25
                                    

Brengsek!

"Jadi dia tetap menolak kerja sama yang ku ajukan!"

Gurat amarah tercetak jelas di wajah Jaebum. Mendengar kabar yang disampaikan orang kepercayaannya berhasil membuat darahnya mendidih.

"Lihat saja Park Seojoon, akan ku buat kau menyesal!"

.

.

.

Lisa adalah orang pertama yang turun saat saudarinya yang lain masih terlelap di kamar masing-masing. Gadis itu tampak berjalan menuju dapur. Tak di sangka di sana sudah ada sosok Minyoung yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"Eomma sudah bangun?" tanya gadis itu seraya menghampiri Ibunya.

"Eoh Lisa-ya, kau bangun lebih awal."

Biasanya Lisa adalah orang terakhir yang akan bergabung di meja makan untuk sarapan.

"Semalam aku tidur cepat Eomma, dan sekarang aku lapar."

Minyoung terkekeh mendengar ucapan Lisa. Semalam gadis berponi itu memang terlelap lebih dulu hingga melewatkan makan malamnya. Saat Minyoung menghampiri kamar Lisa, wanita itu tak tega untuk membangunkan melihat Lisa tidur begitu lelap.

"Kau tampak lelah, Eomma tak tega membangunkanmu untuk makan malam."

Lisa hanya mengangguk, ia melangkah mendekati Minyoung lalu memeluk tubuh Ibunya dari belakang. Aroma tubuh Minyoung, sama persis seperti aroma tubuh Mendiang Yeji.

Lisa menyukainya.

Sudah bukan hal asing bagi Minyoung saat ke empat putri Yeji bersikap manja padanya. Seperti yang di lakukan Lisa saat ini.

"Sebentar lagi masakannya selesai, ingin sarapan dulu atau mandi?" tanya Minyoung seraya memindah sup ke mangkuk besar.

Masih dengan posisi Lisa memeluk tubuhnya dari belakang. Minyoung melakukan pekerjaannya dengan hati-hati, takut sup panas itu mengenai tangan Lisa.

"Ingin seperti ini dulu Eomma." jawab Lisa. Ia menyandarkan dagunya di atas bahu Minyoung.

Sepertinya gadis berponi itu memang sedang dalam mode manja. Minyoung tersenyum melihat sikap Lisa yang menurutnya begitu jarang terlihat.

"Ada apa dengan putri Eomma ini, hmm?"

Minyoung membalikkan tubuh, ia mengacak puncak kepala Lisa.

"Tidak ada, hanya rindu memeluk Eomma."

Minyoung menatap lembut wajah Lisa, tangannya terangkat guna menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik putrinya itu.

"Aku ingin mengatakan sesuatu." ucap Lisa kembali.

"Terima kasih sudah hadir di keluarga ini. Karna Eomma, aku dan ketiga Unnie ku tak kehilangan kasih sayang sosok Ibu."

"Mianhae karna sempat bertindak bodoh. Aku benar-benar menyanyangi Eomma."

Minyoung tersentuh mendengar penuturan dari gadis di hadapannya.

Lisa bukan orang yang mudah mengungkapkan isi hatinya. Namun untuk kali ini, di hadapan Minyoung, gadis berponi itu dengan tulus mengatakan bahwa ia begitu menyayangi Minyoung. Sama seperti ia menyayangi Ibu kandungnya sendiri.

Meski harus melalui berbagai kesulitan, hingga akhirnya Minyoung mampu merangkul ke empat putri Yeji. Wanita itu sungguh bersyukur, pada akhirnya keluarga yang sempat menolaknya, kini dengan sangat terbuka menerima kehadirannya.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang