Chapter 33

1.3K 200 19
                                    

"Aku ingin kau mengganggu salah satu dari mereka lagi."

"Apa kali ini bayarannya lebih tinggi?"

"Hmm, aku akan membayarmu tiga kali lipat."

Jaebum memutus panggilan telponnya. Ia lalu tersenyum miring.

"Ini akibatnya jika kau menolak kerja sama yang ku ajukan Park Seojoon." ucap Jaebum dengan smirknya.

Klek!

Pria itu menoleh saat pintu ruang kerjanya terbuka, menampilkan sosok Jung-nan yang kini melangkah menghampirinya.

"Jadi kau benar-benar melakukannya?"

Tatapan Jung-nan tak lepas dari wajah putra kesayangannya.

"Hm, hanya sedikit bermain-main." jawab Jaebum.

Sedikit penyesalan di hati Jung-nan atas sikap putra bungsunya. Karna dirinya yang sejak dulu memanjakan Jaebum, hingga membuat pria itu tumbuh menjadi sosok yang arogan. Bahkan bisa di bilang licik.

"Eomma memang tak menyukai mereka. Tapi Eomma juga tak membenarkan perbuatanmu. Jaebum-ah, Jangan bertindak di luar batas." ucap Jung-nan terdengar tegas.

Jaebum yang mendengarnya tampak terkekeh pelan.

"Kau serius Eomma? Kau membela mereka?"

Hal yang sulit di percaya. Karna sejak dulu Jung-nan tak pernah menyukai Minyoung dan anak-anaknya. Lalu sekarang, ucapan Jung-nan terdengar seperti sebuah pembelaan.

"Eomma hanya memperingatimu. Jangan sampai tindakanmu berakhir merugikan dirimu sendiri."

.

.

.

Yewon tampak serius mencatat tugas. Bel istirahat sudah berbunyi, malangnya nasib Yewon karna guru fisika memberinya tugas tambahan. Salahkan Yewon yang lemah di mata pelajaran itu, hingga membuatnya mendapat tugas tambahan untuk mencapai nilai rata-rata.

Sebenarnya Yewon tidaklah bodoh, juga tidak pintar. Gadis itu lebih menguasai bidang non akademik. Ia sedikit malas jika harus di hadapkan dengan tumpukkan buku pelajaran. Menurutnya, itu hanya akan membuat kepalanya pusing.

Teringat sesuatu, Yewon terlihat menghentikan kegiatan menulisnya. Senyum miring tercetak di wajah cantik Yewon.

'Tidak ada salahnya aku meminta bantuan mereka. Aku bisa mendapat nilai dengan mudah tanpa harus mengerjakan soal rumit ini.' Batin Yewon.

Yewon terkekeh saat mengingat Jennie dengan mudahnya meminta pihak sekolah membukakan gerbang agar ia dapat masuk. Perkara nilai, Yewon pikir ia juga bisa dengan mudah mendapatkannya.

"Hanya tinggal mengatakan aku putri Park Seojoon, guru itu pasti akan memberiku nilai." gumam Yewon lalu tertawa.

"Yak! Kau tertawa sendirian Yewon."

Tawanya terhenti saat Sinb datang menghampirinya. Mengingat kelasnya yang sepi, dan hanya Yewon yang berada di sana.

Sinb pasti berpikiran yang tidak-tidak tentangnya. Terbukti karna sekarang Sinb meletakkan punggung tangannya di kening Yewon. Hal itu jelas membuat Yewon kesal.

"Yak!"

Yewon menjauhkan tangan Sinb dari keningnya.

"Ku pikir kau kemasukkan penunggu kelas."

Yewon memutar bola matanya jengah.

"Kau percaya hal-hal seperti itu?"

"Eoh, penjaga sekolah bilang ada penunggu di kelas kita. Aku jadi merinding melihatmu tertawa seorang diri tadi."

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang