Chapter 16

6.7K 765 534
                                    

Sebelumnya Momi ucapkan selamat hari raya Idul Fitri bagi semua umat muslim yang membaca karya Momi.

Mohon maaf lahir dan batin 🙏

***

Sudah tiga hari tidak bertemu dengan Vale, Ceysa merasa rindu. Keduanya sedang sama-sama sibuk, apalagi Vale kini melakukan dua pekerjaan yang membuat waktu mereka makin sulit disatukan. Ceysa selalu rutin bekerja dari pagi hingga sore hari, sementara Vale dari pagi hingga tengah malam.

"Sayang banget Vale nggak bisa ikut," ujar Blaire sedikit kecewa. "Padahal kita-kita udah niat banget ngadain ini karena formasi kita udah lengkap."

"Dia sibuk banget ya, Cey?" Allura ikut bertanya.

"Dia kerja di dua tempat sekarang, jadi udah susah waktunya," beritahu Ceysa.

"Ya ampun, Vale pekerja keras banget. Emang nggak capek dia?" Allura jadi terharu.

Blaire mengangguk, merasa kasihan.

Ceysa mengangkat bahu. Dia sendiri masih tidak tega Vale harus bekerja sekeras itu. Bayangkan saja dari jam delapan pagi hingga dua belas malam pria itu harus terus menguras tenaga. Bila dihitung, enam belas jam. Walau menurut Vale pekerjaan keduanya tidak sulit, tetap saja waktu istirahatnya jadi berkurang.

Saat ini, Ceysa dan teman-temannya itu sedang berada di Bandara. Mereka akan terbang ke Bali, setelah itu akan berlayar menuju Labuan Bajo dengan private yacht yang sudah disewa.

Melihat pesan terakhirnya sudah dibaca oleh Vale, Ceysa pun langsung menelepon. Sejak tadi yang membuatnya tidak tenang adalah karena belum bicara dengan pria itu sejak pagi, sementara dia harus pergi.

"Hai, nungguin ya?"

"Aku pikir nggak bakalan ketemu lagi waktunya. Untung penerbangannya delay, jadi bisa nungguin kamu."

Vale terdengar batuk-batuk. "Maaf ya, aku baru selesai," ucapnya dengan suara serak.

"Kamu sakit?" Ceysa jadi cemas.

"Nggak, cuma tenggorokan agak gatel. Minum juga hilang," jawab Vale. "Aku minum bentar."

Ceysa menunggu dengan perasaan yang teramat gelisah.

"Delay sampai berapa lama emang?" Suara Vale kembali terdengar, tidak serak lagi.

"Tiga puluh menit. Paling bentar lagi udah masuk," beritahu Ceysa sambil melirik arlojinya.

"Take care, ya. Have fun di sana dan inget pesen aku, jangan telat makan. Obat kamu dibawa, kan?"

Ceysa tertawa, "Kamu lagi-lagi kayak Mami aku, cerewet banget."

"Biarin cerewet, habisnya punya pacar bandel. Harus diomelin dulu ..." Vale batuk kembali. "Baru didengerin."

"Itu kayaknya kamu lagi sakit deh," ujar Ceysa curiga.

"Nggak." Vale meyakinkan.

"Beneran?"

"Iya, beneran."

"Kalau kamu emang lagi nggak enak badan, nggak usah kerja dulu malam ini. Istirahat, biar fit besoknya."

"Iya. Kok jadi kamu yang bawel sekarang?"

Ceysa tersenyum geli.

"Guys, yuk!" Onyx memanggil.

Blaire langsung mendekati Jevan, dan keduanya saling rangkul berjalan ke gate keberangkatan.

Sweet Temptation (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang