Chapter 21

6K 598 11
                                    

"NIKAH?!"

Blaire dan Allura sontak saja terkejut begitu mendengar kabar yang Ceysa sampaikan. Tidak ada embusan angin soal rencana pernikahan sebelumnya, tapi tiba-tiba wanita itu bilang akan menikah Minggu depan. Bahkan, Allura dan Onyx yang sudah memberi statement akan menikah satu bulan yang lalu saja belum pasti kapan momen bahagia itu akan terwujud.

Allura merendahkan suaranya, "Cey, Lo nggak lagi itu, kan?" tanyanya.

"Itu apa?" Ceysa tidak mengerti arah pembicaraan Allura.

Allura berdeham, lalu lebih mendekat agar suaranya tidak didengar selain oleh mereka bertiga di cafe itu. "Lo ... nggak lagi hamil, kan?" bisiknya lagi.

Blaire pun refleks memandang perut Ceysa, lantas mulai curiga lantaran wanita itu memakai kaus berukuran besar. "Ya ampun Cey, kenapa nggak main aman sih? Iya kita tau Lo sama Vale udah dewasa, tapi ..."

"Heh, mikir apa sih kalian?" potong Ceysa. Dia ikut merendahkan suara, karena terlalu hening di sana. "Gue nggak hamil, jangan aneh-aneh deh."

"Terus kenapa tiba-tiba mau nikah?" tanya Blaire dan Allura bersamaan.

"Emang salah ya gue memutuskan menikah di usia ini? Bukannya kalian sendiri yang nyuruh gue cepet-cepet melepas status lajang?" Ceysa merasa kedua sahabatnya ini tidak konsisten. Dulu, saat dia belum tertarik memiliki hubungan serius dengan laki-laki, mereka mendesak untuk segera cari pasangan yang serius.

"Ya nggak salah sih." Blaire akhirnya merasa reaksinya sudah berlebihan.

"Kita tuh cuma shock aja Cey. Tapi ya emang Lo banget sih ini, kalau bikin keputusan selalu yang tiba-tiba tanpa bertele-tele dulu." Allura mengesah.

Blaire tertawa geli.

Ceysa menyesap air jeruknya dengan ekspresi tenang. "Kita berdua pengen pernikahan ini nantinya dirahasiakan dan yang tau cuma sahabat terdekat aja," beritahunya.

"Nggak dirayain?" tanya Allura makin tak habis pikir.

Ceysa menggeleng.

Blaire dan Allura saling pandang.

"Kalian tau, kan, kondisi Vale seperti apa? Gue pikir, kalau pernikahan ini diketahui banyak orang, mereka akan mulai nyari tau siapa suami gue, terus apa latar belakangnya. Kalian ngerti maksud gue, kan?"

Blaire dan Allura mengangguk.

"Makanya untuk sementara gue mau ini dirahasiakan dulu. Gue mau kasih kesempatan buat Vale berkembang, tanpa harus terbeban dengan apa yang orang lain pikirkan." Ceysa tidak main-main, ini bentuk keseriusan cintanya. "Gue cuma mau melindungi harga diri Vale, karena pasti nggak mudah buat dia berdiri di samping gue."

Blaire dan Allura terharu mendengar itu. Mereka memegang tangan Ceysa dengan dukungan penuh.

"Sumpah ya, baru kali ini gue bangga banget bisa jadi temen Lo." Allura tak kuasa menahan air matanya.

"Lo keren Cey," puji Blaire.

"Kalian apaan sih, jangan bikin kabar baik ini kesannya jadi menyedihkan deh," tepis Ceysa, tak mau ikutan melow seperti kedua sahabatnya itu.

"Kita tuh kelewat bahagia tau, Cey!" pekik Allura lebih lepas. Dia langsung berdiri dan memeluk Ceysa dari samping.

Blaire juga melakukan hal yang sama, memeluk Ceysa dari arah berbeda. "Selamat ya Cey, ini berita yang nggak sederhana, dan berkesan banget buat gue," ucapnya.

Allura mengangguk. "Gue dukung Lo sama Vale. You both should be happy, okay?"

"Nyebelin, kenapa malah bikin gue jadi pengen nangis sih?" lirih Ceysa.

Sweet Temptation (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang