Walaupun dreamsmp udah mendem alias gak keliatan lagi, tapi author bakal tetep lanjut cerita ini karena author kasihan kalau ada yang masih lanjut baca. Have a heart and click the star pwease
Technoblade
Orang-orang di bawah sana meneriaki namaku. Seorang remaja bersetelan jas menatapku ngeri.
Bunuh, bunuh, bunuh.
Aku menarik busur silang yang sejak tadi berada di punggung, menyodorkannya tepat di depan wajah anak itu.
"Schlatt apa-apaan ini?" katanya bingung.
Bunuh, bunuh, bunuh.
Suara-suara itu berteriak tak sabaran. Tak terkecuali aku sendiri, menarik pelatuk itu tanpa ragu.
Orang-orang di bawah sana meneriaki namaku, kali ini dengan nada yang lebih histeris.
Oh, tepat sekali. Aku tidak akan menyia-nyiakan mereka yang menyaksikan pejabat negaranya sendiri di bunuh di depan umum, busur silang ini melepaskan anak panah membabi buta, darah bermuncratan ke mana-mana, teriakan kesakitan menjadi pelengkap untuk aksiku kali ini.
Visiku berubah, aku melihat diriku sendiri berdiri di dalam sebuah perangkap besi, disaksikan sekelompok orang. Paron besar tergantung di atas kepalaku, talinya terhubung dengan sebuah tuas di sebuah tiang.
Seseorang tiba-tiba berteleportasi dari atas gedung kedepan perangkap itu, menyerang semua penjaga yang berdiri di sekitar kurungan. Orang-orang di sana berteriak kaget, sampai si pemimpin bertitah kepada algojonya untuk menarik tuas itu.
Tali yang menahan paron itu terputus, jatuh tepat di atas kepalaku. Namun tanganku lebih cepat mengeluarkan azimat kuning dari saku dan selamat dari maut.
Tiba-tiba, pria dengan baju hangat berwarna kuning muncul tepat di depanku yang asli, menggendong kambing biru kesayangannya sambil menatap bingung ke arahku. Dia memberiku sebuah botol berisi cairan biru.
Entah dorongan dari mana, aku meminum seluruh isi botol itu. Dia tersenyum.
Aku sedikit batuk karena suhu cairan itu terlampau rendah dan baunya aneh. Selanjutnya, semua pandangan itu menghilang. Kali ini tidak ada apa-apa, semuanya gelap. Hitam.
Suara-suara itu perlahan menghilang, tapi aku tetap berada di tempat gelap itu.
"Technoblade?"
Seseorang memanggil namaku. Aku pasti masih berhalusinasi. Aku tidak punya kendali lagi atas mereka. Kata-kata Tommy saat ia mabuk tadi benar-benar memberi mereka kekuatan untuk menguasaiku sepenuhnya.
Setitik cahaya masuk ke dalam penglihatanku. Wajah pria tadi perlahan berubah menjadi seorang wanita dengan kulit putih dan rambut hitam panjang.
"Technoblade?" katanya.
Aku ingin menjawabnya, tapi yang keluar dari mulutku hanya rintihan kecil.
"Kau baik-baik saja?" tanyanya.
Lagi, aku mencoba menjawabnya. Namun tubuhku malah terasa semakin berat, seakan berbicara adalah aktivitas yang menguras banyak tenaga.
Wanita ini tetap menahan kepalaku agar tetap menghadap padanya, masih memanggil-manggil namaku.
Lama-kelamaan wujudnya memudar, kembali digantikan oleh si pria yang membawa kambing. Dia masih setia menunjukkan senyum hangatnya.
"Technoblade, di mana Philza?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Lantern: The Heart of The Sea (DreamSMP Fanfiction)
Fantasy[Write In Bahasa Indonesia] (DISARANAN UNTUK TAHU ALUR DREAMSMP TERLEBIH DAHULU) Malam itu, sebuah monster bengkarak memanah kaki Eliza hingga pingsan. Saat ia siuman, lukanya sudah rapi terbalut sehelai kain dan Eliza tidak lagi berada di hutan pin...