[13] Eliza Quinn: Rahasia Technoblade

44 10 0
                                    

Helena_Do_Carmo [Twitter]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helena_Do_Carmo [Twitter]

FANART INI MIRIP BANGET SAMA PENGGAMBARAN AUTHOR DI CERITA SNOW LANTERN (abaikan badboyhalo, he cool tho but he's not the part of this ship hehe)

Selamat membaca

***

Setelah Niki memberikan nasihat untuk tidak membicarakan cerita gila itu lagi, perut dan kepalaku jadi lumayan membaik.

Namun aku masih tidak bisa– mungkin, mungkin saja kakek buyut buyutku adalah bangsawan perompak, tapi– argh, demi mata ender, berhenti membuatku mual, otak.

Aku mencoba berdamai dengan suasana di sini. Aku yakin beberapa orang pasti menyadari kalau aku bersikap terlalu baik. Apalagi Technoblade. Dia seperti punya sensor untuk memindai seseorang hanya dari tatapan.

Masih ada yang bisa aku syukuri, seperti cahaya matahari hangat, langit biru dan suara ombak yang membuatku tenang. Para awak juga ramah-ramah, mereka sudah tidak lagi memperhatikanku dengan tatapan seakan aku ini ancaman.

Aku bisa melihat Skeppy yang berdiri di samping Puffy. Walaupun terhalang dengan awak yang berlalu lalang. Mereka membicarakan sesuatu, wajah Puffy tidak terlihat begitu serius, pasti hanya pembicaraan ringan.

Atau jangan-jangan Skeppy bercerita tentang aku yang hampir tercebur ke air hanya karena mabuk laut. Eugh, memalukan.

Pandanganku beralih ke sisi kapal. Sekitar lima sampai tujuh awak sedang beristirahat di pinggir kapal. Kuasumsikan begitu, karena mereka terlihat meminum rum dari botol masing-masing sembari tertawa. Yang satu senang melontarkan lelucon, yang lain sibuk mendengarkan lantas cekikikan.

Pemandangan hangat, aku harap aku juga punya persahabatan seperti mereka.

"Niki apa kau punya teman?" Tanyaku. Namun pandanganku tidak beralih dari sekumpulan awak itu.

"Ya."

"Maksudku, sekelompok teman."

"Ya, aku rasa."

Aku menoleh ke arahnya. "Seberapa banyak?"

Niki menatap ke atas. "Entahlah, aku mengenal banyak orang baik. Namun hanya sedikit yang aku percaya."

Mengenal banyak orang juga salah satu kelebihanku, hanya saja masalahnya ada saat aku harus mengingat nama orang-orang itu. Aku hanya mengingat nama seseorang dibarengi dengan perlakuan berkesan mereka kepadaku.

Kadang aku mencatat nama-nama mereka di lembaran kertas tipis lantas menyimpannya di saku. Aku juga menuliskan kegiatanku dengan mereka. Bukan buku harian, karena hanya ada lima atau enam lembar, setiap hari bertambah, setiap hari berkurang karena aku tidak terlalu merawatnya.

Mungkin membuat buku harian akan lebih efektif, tetapi aku pikir memiliki buku yang harus dibawa kemana-mana adalah hal yang merepotkan.

Aku meraba kantong celanaku, masih yakin ada sisa kertas di sana.

Snow Lantern: The Heart of The Sea (DreamSMP Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang