Cr: SAD-ist [YouTube]
keknya aku bakal pasang peringatan konten dewasa deh di book ini :')
jangan lupa vote, enjoi
***
"Kau... Kau membunuhnya?" tanyaku, masih berusaha mengatur napas.
Bayangan bola mata yang pecah dan darah yang mengalir deras dari sebelah wajah itu. Membuatku tidak percaya semalam kukatakan kalau lukanya menambah kesan menarik bagiku.
"Quackity? Ya. Dan tidak."
Aku melepaskan diri dari genggamannya, berusaha berdiri sendiri.
"Apa maksudmu?" tanyaku.
Technoblade kembali menatap ke depan. "Orang-orang yang berasal dari Barat menyembah dewa yang memberi mereka tiga nyawa. Dan ya, aku membunuhnya, tetapi dia hidup kembali karena dia masih punya sisa."
"Oh," kataku. "Menarik."
"Niki, Tommy, Puffy, juga Skeppy menyembah dewa itu juga." lanjut Technoblade.
"Jadi mereka juga punya tiga nyawa?"
"Ya." jawabnya singkat.
Tatapanku jatuh ke bawah. Pikiran ini campur aduk. Cara Quackity menyapa ajal, dewa yang memberi pengikutnya tiga nyawa, dan Technoblade. Babi itu... babi itu lebih berbahaya dari yang aku bayangkan.
"Kau... terlihat seperti tidak sadar tadi. Dan matamu memerah." ucap Technoblade.
Aku menoleh, kalau saja dia bisa melihat dirinya sendiri. "Hanya salah satu kelebihanku. Aku bisa mendengar apa yang suara-suara itu mainkan di kepalamu."
"Kau... Bisa mendengarnya? Bagaimana?"
Aku mengangguk. "Ya, aku pun tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Buruknya, aku juga bisa masuk ke dalam pikiranmu."
Dia mengangguk. "Jadi kau bisa mendengar pikiran orang lain atau semacamnya?"
"Berpikir adalah hal yang kau kehendaki, sedangkan suara itu datang begitu saja. Jelas itu berbeda." jelasku.
"Oh, aku kira milikku sudah parah." gumam Technoblade.
Aku memeluk diriku sendiri. Kali ini bukan karena dingin, tetapi mulai merasa tidak nyaman dengan kehadirannya di sini.
Sekarang aku mengerti, mengapa para awak terlihat ketakutan saat melihatnya. Aku harap dia tidak bisa membaca pikiranku saat aku menyebutnya 'ingin dipandang tinggi'. Bukan dia yang ingin dipandang tinggi, tapi mereka yang takut mati dengan cara lebih buruk dari yang pernah mereka bayangkan.
Aku menghela napas berat. Mulai berpikir kalau membantunya bukanlah hal yang ingin aku lakukan sebelumnya.
Dia pasti punya alasan kan? Dia mengambil persenjataan Technoblade, tentu saja babi itu marah. Tapi kenapa? Alasan lain yang mendasari Quackity mengancam akan membunuh kudanya kalau dia tidak serahkan apa yang Technoblade punya, aku harus tahu itu.
Oh, namanya Quackity. Berarti Big Q adalah sebuah singkatan.
Sudah aku pastikan aku tidak akan bisa tidur sampai fajar nanti. Wajah Quackity membuatku trauma. Baru kali ini aku merutuki diriku sendiri karena bisa mendengar 'suara' orang lain.
"Kau tabib." Technoblade tiba-tiba bersuara.
Lamunanku pecah. "Ya?"
"Apa ada penjelasan kenapa kita mendengar suara-suara itu?" tanyanya.
Aku semakin tidak berani menatapnya. "Aku tidak yakin. Tapi aku punya ini."
Aku menarik botol dari pinggangku. Botol yang tidak terlalu kecil berisi cairan biru, seperti warna lapislazuli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Lantern: The Heart of The Sea (DreamSMP Fanfiction)
Fantasi[Write In Bahasa Indonesia] (DISARANAN UNTUK TAHU ALUR DREAMSMP TERLEBIH DAHULU) Malam itu, sebuah monster bengkarak memanah kaki Eliza hingga pingsan. Saat ia siuman, lukanya sudah rapi terbalut sehelai kain dan Eliza tidak lagi berada di hutan pin...