TW: Bab ini mengandung unsur yang mungkin bisa bikin sebagian audiens gak nyaman
Back to Eliza dan Skeppy gengs :D
enjoy
***
Tanganku gatal! Kakiku gatal! Tidak, sebenarnya, aku memakai celana kulit panjang dan boots yang menutupi hampir semua bagian kakiku. Namun, wajahku juga gatal! Banyak sekali nyamuk di sini. Mereka besar dan, oh demi piglin, mereka seperti membuat kafe darah mini di pipiku sekarang.
Ini pengalaman terburukku dalam menjadi seorang petualang dan terjebak dalam hutan tropis. Sialnya menjadi seorang pengelana adalah aku tidak bisa mengeluh: "Aku ingin pulang.". Dan sekarang aku hanya bisa menggerutu dalam hati: "Aku seharusnya tidak tertarik dengan pria aneh dengan luka di pipi kirinya.".
Aku bersyukur memiliki ibu yang mengajariku untuk selalu melihat sisi baiknya. Dan ya, walaupun kakiku pegal-pegal dan wajahku penuh memar merah karena gigitan nyamuk raksasa khas Pulau Iris, berjalan di hutan dengan tanah lembab harum air hujan sebenarnya adalah favoritku.
Skeppy akhirnya menuruti egoku untuk tidak menutup mulut. Pria dengan kaos berwarna biru muda itu memberikanku fakta unik tentang gunung es, nyamuk hutan, dan makanan khas bajak laut. Dia bilang saat Puffy belum sejaya sekarang, makanan terburuk yang pernah ia dapat adalah daging cumi busuk yang bercampur gusinya sendiri yang membengkak dan akhirnya juga... membusuk.
"Aku tidak tahu kalau aku menelan gusiku sendiri, setidaknya aku menganggap itu sebagai penambah cita rasa." Katanya.
Aku meringis. Aku tidak akan melihat cumi dengan pandangan yang sama lagi.
"Lalu? Apa yang terjadi padamu selanjutnya? Daging busuk bisa menyebabkan beberapa penyakit pencernaan seperti muntah atau diare akut." Tanyaku. Belum yakin mengapa aku ingin membahas topik ini lebih lanjut.
"Diare? Apa itu?"
Tanganku berhenti menggaruk leher. "Ah... itu, di saat..."
"Apa?"
"Fesesmu terlalu banyak mengandung air." Jawabku akhirnya.
"Feses itu apa? Ayolah, gunakan istilah yang dapat dimengerti seorang perompak." Keluh Skeppy.
Ya ampun.
Aku terdiam, merancang kata-kata yang tepat untuk menjelaskan diare kepada seorang perompak.
"Tinja." Kataku pada akhirnya. "Saat tinjamu terlalu berair atau bahkan hanya mengeluarkan cairan, itulah diare." Jelasku lagi.
"Ah." Skeppy memetik buah berwarna biru yang menggantung di atas kepalanya, lalu memakannya. "Maksudmu menceret."
Ya ampun.
"Ya. Itu bahasa tidak kerennya, kami para tabib sedikit lebih suka menggunakan istilah diare."
Skeppy menganggukan kepalanya beberapa kali. "Mhm. Aku baru ingat, setelah itu aku muntah-muntah tapi setelah dua hari setelahnya, tubuhku sudah biasa saja."
Wah, menakjubkan. Itu pasti karena tubuhnya sudah terbiasa dengan makanan basi. Aku jadi tertarik akan kehidupan bajak laut dan gaya hidup sehat versi mereka. Aku juga pernah dengar katanya, para bajak laut memang terbiasa mengunyah gusinya sendiri. Namun, mungkin nafsu makanku akan hilang selama seminggu kalau aku mendengar fakta menjijikan lain tentang mereka.
Baju dan rambutku mulai mengering. Memiliki rambut panjang sebagai petualang sebenarnya sedikit merepotkan, tapi nafsuku lebih besar untuk tetap tampil cantik. Entahlah, rambut panjang dan tidak mengikatnya sama sekali membuatku nyaman. Walaupun di saat pertarungan melawan monster dan aku sering tidak sengaja memakannya, aku tetap menyayangi rambut panjangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Lantern: The Heart of The Sea (DreamSMP Fanfiction)
Fantasy[Write In Bahasa Indonesia] (DISARANAN UNTUK TAHU ALUR DREAMSMP TERLEBIH DAHULU) Malam itu, sebuah monster bengkarak memanah kaki Eliza hingga pingsan. Saat ia siuman, lukanya sudah rapi terbalut sehelai kain dan Eliza tidak lagi berada di hutan pin...