Aku aslinya pengen up ini tadi siang tapi masa web wattpad down gak bisa dibuka
Alhamdulillah work pada kagak ilang hewhew
enjoi
***
"Apapun yang ditulis makhluk ender itu, dia dalam masalah. Dan mungkin juga Philza." Kataku.
Kami bertatapan untuk beberapa detik, seakan menggunakan bahasa kalbu, kami kompak berlari ke tangga untuk turun. Awalnya aku pikir Technoblade punya tujuan yang berbeda, tetapi kami tidak terpisah sampai di geladak dasar tempat Puffy dan sebagian besar awaknya makan malam.
Saat masuk, semua mata tertuju pada satu titik yaitu kami. Beberapa orang yang sedang menari di atas meja berhenti bergerak, bahkan pemain musik berhenti menunjukkan bakat mereka, menambah kesunyian yang tiba-tiba ini.
"Ada yang bisa membaca aksara endermen?" tanya Technoblade langsung ke inti.
"Ada apa?" tanya Puffy, tangannya masih menggenggam sebuah kue jahe.
"Ranboo menulis surat ini dalam bahasanya,"
"Aku. Aku bisa." sahut seseorang dari belakang keramaian.
Beberapa orang menyingkir untuk memberikannya jalan untuk keluar dari balik para awak. Itu Mina, berjalan mendekatiku dan Technoblade dengan dagu turun sedang matanya naik untuk menatap kami.
Dia meminta surat yang aku pegang. Saat kertas itu sudah berada di tangannya, kami semua menunggu dirinya untuk berbicara. Aku sedikit kasihan karena dia terlihat seperti orang yang tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian.
"Gagak pergi dan datang lagi."
Tatapanku berpindah ke lantai, mencoba berpikir apa artinya itu. Mungkin seperti kode rahasia yang hanya Ranboo dan Technoblade tahu, kurang lebih terdengar begitu.
"Sesuatu terjadi." Technoblade bergumam dengan suaranya yang dalam.
"Technoblade, apa artinya itu?" Tanya sang kapten.
"Ada yang... gagak, gagak..." yang ditanya terus bergumam tidak jelas.
Pria itu menatap lantai seakan mendapat jawaban dari sana. Suara ramai langsung memasuki kepalaku, yang bisa aku pastikan itu berasal dari kepalanya.
Kesunyian merasuki ruangan ini. Suara-suara itu kembali muncul, tetapi sekarang rasanya berbeda. Ini bukan dari kepala Technoblade, rasanya lebih... lebih ringan dan bebas.
Aku memperhatikan ke sekitar, mencoba mencari asal suara itu. Mereka yang sedang diserang biasanya menunjukkan reaksi fisik. Sepertiku yang tiba-tiba pusing tadi pagi dan mata Technoblade yang memerah tanpa sebab.
Mereka terlihat biasa saja, mungkin karena belum mengerti apa yang terjadi di sini. Namun aku melihat Tommy yang dari tadi memandangi gelas cuka apelnya yang sudah habis, tapi aku yakin bukan itu yang menjadi perhatiannya.
Suara-suara itu tidak terdengar jelas, hanya sebuah bisikan-bisikan halus. Namun sukses membuatku penasaran.
"Apa maksudnya?" tanya sang kapten pada akhirnya.
Technoblade mendongak, matanya lurus memandang satir itu.
"Aku harus kembali."
Kepalaku menoleh cepat. Pun Puffy yang terlihat tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
"Apa kau bilang?"
"Surat ini..." suara Technoblade bergetar tipis. "Aku juga tidak yakin, jadi aku harus melihatnya langsung. Melihat Philza langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Lantern: The Heart of The Sea (DreamSMP Fanfiction)
Fantasy[Write In Bahasa Indonesia] (DISARANAN UNTUK TAHU ALUR DREAMSMP TERLEBIH DAHULU) Malam itu, sebuah monster bengkarak memanah kaki Eliza hingga pingsan. Saat ia siuman, lukanya sudah rapi terbalut sehelai kain dan Eliza tidak lagi berada di hutan pin...